Sukses

Harta Warisan Raja Charles III dan Pangeran William Berpotensi Raup Rp1 Triliun dari Penyewaan Gedung dan Tanah

Sebuah penyelidikan terbaru mengungkap bahwa properti milik Raja Charles III dan Pangeran William, melalui Kadipaten Lancaster dan Kadipaten Cornwall, berpotensi meraup pendapatan hingga Rp1 triliun dari layanan publik seperti rumah sakit dan sekolah.

Liputan6.com, Jakarta - Pundi-pundi uang Raja Charles III dan Pangeran William tampaknya bakal terus bertambah. Terungkap nilai fantastis potensi pendapatan harta warisan kerajaan dari penyewaan gedung berbagai layanan publik sebesar 50 juta poundsterling atau setara Rp1 triliun.

Hal ini terungkap dalam investigasi terbaru yang dilakukan oleh Dispatches dari Channel 4 dan Sunday Times yang dilansir dari The Sun, Senin (4/11/2024). Kadipaten Lancaster yang dimiliki oleh Raja Charles III dan Kadipaten Cornwall milik Pangeran William diketahui menambah pendapatan dengan menyewakan gedung atau tanah kepada lembaga-lembaga publik seperti rumah sakit, sekolah, dan bahkan penjara.

Salah satu contoh signifikan adalah kontrak senilai 11 juta poundsterling yang setara Rp225 miliar selama 15 tahun antara Kadipaten Lancaster dan Yayasan NHS Guy dan St Thomas. Kontrak ini memungkinkan rumah sakit tersebut menggunakan gudang di pusat kota London untuk armada ambulansnya, dengan biaya sewa tahunan mencapai 829.348 poundsterling atau setara Rp16,9 miliar.

Meskipun pihak kadipaten menyatakan bahwa mereka senang bisa membantu, nilai sewa yang tinggi ini menimbulkan pertanyaan mengenai dampaknya terhadap anggaran layanan publik. Selain itu, penyelidikan juga menemukan bahwa Otoritas Pemadam Kebakaran Dorset dikenakan biaya awal sebesar 612.000 poundsterling atau setara Rp12,5 miliar untuk menyewa tanah selama 125 tahun untuk stasiun pemadam kebakaran baru. 

Di Dartmoor, Dewan Daerah Devon membayar 300 poundsterling setahun (Rp6,1 juta) atau 15.000 poundsterling (Rp306 juta) selama sewa 50 tahun. Gedung digunakan untuk menggunakan stasiun pemadam kebakaran di Princetown. 

 

2 dari 4 halaman

Pemasukan dari Gedung Penjara

Sementara itu, Kementerian Kehakiman membayar Duchy of Cornwall 1,5 juta poundsterling setahun untuk penggunaan penjara Dartmoor, berdasarkan kesepakatan 25 tahun yang dimulai pada 2022 dengan total nilai setidaknya 37,5 juta poundsterling atau sekitar Rp767,1 miliar.

Duchy of Cornwall juga membuat kesepakatan pada tahun 2017 untuk membebankan biaya sewa kepada Dewan Daerah Devon setidaknya 319.000 poundsterling arau Rp6,5 miliar selama 21 tahun untuk hak penggunaan Sekolah Dasar Komunitas Princetown di Dartmoor. Selain itu, enam sekolah negeri lainnya juga diketahui melakukan pembayaran kepada tanah milik pribadi Pangeran Wales, dengan total nilai hampir 600.000 poundsterling atau Rp12,2 miliar selama masa sewa mereka.

Tidak hanya lembaga publik, tetapi juga badan amal turut terlibat dalam pembayaran sewa kepada properti kerajaan. Pada tahun 2011, Charles membuat kesepakatan untuk mengenakan biaya kepada St John Ambulance, yang sekarang menjadi pelindung Raja, berupa pembayaran satu kali sebesar 60.000 poundsterling atau Rp12,2 miliar untuk menyewa garasi di Poundbury, kota model yang dibangun Kadipatennya di Dorset. 

3 dari 4 halaman

Pengelolaan Aset Tanah dan Properti di Inggris

Sejak tahun 2005, Keluarga Kerajaan telah menerima sebagian dari sewa dari Camelford House, sebuah gedung perkantoran di London yang dimiliki oleh Kadipaten Cornwall. Gedung ini dijuluki menara amal karena banyak organisasi amal, termasuk Macmillan Cancer Support dan Comic Relief, menyewa kantor di sana.

Menanggapi temuan ini, seorang juru bicara Kadipaten Lancaster menyatakan bahwa kadipaten beroperasi sebagai perusahaan komersial yang mengelola berbagai aset tanah dan properti di Inggris dan Wales, serta mematuhi semua undang-undang dan standar peraturan Inggris yang relevan. Meskipun demikian, temuan ini memicu perdebatan mengenai peran dan tanggung jawab keuangan kerajaan dalam mendukung layanan publik dan amal di Inggris.

Sementara itu, mengutip dari kanal Global Liputan6.com, 6 Juni 2024, sebagai anak pertama Raja Charles III dan mendiang Putri Diana, Pangeran William mendapat sejumlah keistimewaan. Yang utama, jelas bahwa suami dari Kate Middleton atau Putri Catherine adalah pewaris takhta berikutnya.

Hal tersebut kemudian diikuti dengan fakta lain bahwa dia mendapat kekayaan yang jauh lebih besar dibanding sang adik, Pangeran Harry. Dilansir celebritynetworth, ayah dari Pangeran George, Putri Charlotte, dan Pangeran Louis itu memiliki kekayaan bersih senilai USD 100 juta atau sekitar Rp1,4 triliun. Sebagian besar berasal dari pendapatan portofolio properti dan investasi Cornwall, kadipaten Kerajaan Inggris.

 

4 dari 4 halaman

Sumber Warisan Pangeran William

Menurut Forbes, Putri Diana meninggalkan warisan senilai USD 10 juta atau setara Rp184 miliar kepada Pangeran William dan Pangeran Harry. Jumlah itu didapat setelah dikenai pajak.

Pangeran William mulai menerima dividen tahunan sebesar USD 450 ribu atau setara Rp6,6 miliar pada usia 25 tahun. Uang tersebut tentu tidak digunakannya untuk memenuhi gaya hidupnya sebagai bangsawan mengingat semua itu pasti sudah dipenuhi.

William dan Kate adalah bagian dari segelintir anggota keluarga Kerajaan Inggris yang menjalankan tugas-tugas resmi kerajaan atau disebut pula working royal. Menyandang status working royal berarti berbagai pengeluaran mereka, termasuk biaya perjalanan, ditanggung oleh uang negara dari pembayar pajak.

Cornwall merupakan salah satu dari dua kadipaten kerajaan di Inggris. Satunya lagi adalah Lancaster. Sebagai putra sulung penguasa monarki, Pangeran William mewarisi pendapatan Kadipaten Cornwall dan gelar Duke of Cornwall setelah sang ayah naik takhta. Per tahunnya, Pangeran William dikabarkan akan mendapatkan 23 juta pound sterling atau sekitar Rp423 miliar.

 

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence