Sukses

Ikut Kampanye Kamala Harris, Jennifer Lopez Emosional Kecam Donald Trump yang Hina Keturunan Puerto Rico

Jelang Pilpres AS, Jennifer Lopez menyampaikan pidato yang penuh semangat tentang ucapan pendukung Donald Trump yang dianggap menghina warga keturunan Puerto Rico seperti dirinya.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Pemilihan Presiden Amerika Serikat atau Pilpres AS, Jennifer Lopez menegaskan dukungannya terhadap Kamala Harris. Artis yang akrab disebut Jlo ikut bergabung demgan Kamala Harris saat kampanye terakhir di Nevada.

Jlo bahkan ikut berpidato singkat dalam momen emosional tersebut. Dilansir dari CNN, 1 November 2024 dan dibagikan di sejumlah akun media sosial, Lopez menyampaikan pidato yang penuh semangat tentang ucapan pendukung Donald Trump yang dianggap menghina warga keturunan Puerto Rico seperti dirinya.

"Ini bukan hanya tentang warga Puerto Rico yang tersinggung. Ini soal kemanusiaan dan siapa pun yang berkarakter baik. Saya orang Puerto Rico, dan ya, saya lahir di sini, dan kami orang Amerika," tukasnya.

Kata-kata kuat penyanyi itu muncul setelah rapat umum Trump di Madison Square Garden, tempat komedian Tony Hinchcliffe melontarkan komentar-komentar yang merendahkan warga keturunan Puerto Rico, yang disebut sebagai pulau sampah yang terapung. Pidato Lopez menyoroti kebanggaannya terhadap warisan Puerto Rico dan keyakinannya pada kekuatan perempuan.

Ia mengatakan bahwa di Madison Square Garden, Trump mengingatkan mereka tentang siapa dirinya sebenarnya. Berbicara atas nama perempuan, ia juga mengatakan, "Perempuan punya kekuatan untuk membuat perbedaan dalam pemilihan ini," dan bahwa ia percaya pada kekuatan perempuan.

Hal ini merujuk pada komentar Trump tentang dirinya yang melindungi perempuan, entah perempuan menyukainya atau tidak. JLo menambahkan bahwa Trump gagal mengakui "kebebasan perempuan atau kecerdasan perempuan" dalam membuat keputusan tentang kehidupan dan tubuh mereka sendiri.

JLo bukan satu-satunya selebritas Puerto Riko yang mendukung Harris. Bintang-bintang seperti Bad Bunny, dan Nicky Jam telah berbicara menentang Trump. Jam menarik kembali dukungannya terhadap Trump dan berbalik mendukung Harris.

 

2 dari 4 halaman

Sanggahan Tim Kampanye Donald Trump

Mengenai apa yang dikatakan komedian Tony Hinchcliffe tentang Puerto Rico dan warga Puerto Rico, tim kampanye Trump telah menjauhkan diri darinya dengan mengatakan, "Lelucon ini tidak mencerminkan pandangan Presiden Trump atau tim kampanye."

Tim kampanye Harris meluncurkan iklan dalam bahasa Spanyol pada pekan lalu berjudul "Somos Más," atau "Kami Lebih Baik," yang memusatkan pesan pada lelucon Hinchcliffe. "Puerto Riko adalah pulau ilmuwan, penyair, pendidik, bintang, dan pahlawan," kata narator dalam bahasa Spanyol.

"Kami bukan sampah, kami lebih baik" dan menambahkan, "Pada tanggal 5 November, Trump akan mengerti bahwa sampah sebagian orang adalah harta karun bagi orang lain."

Di ssi lain, komentar emosional Lopez menghadapi beragam reaksi di media sosial. Banyak yang mendukung pernyataannya tentang Trump, tapi tak sedikit yang menyebut hal itu sebagai pengalihan isu dirinya terhadap kasus yang sedang dialami P Diddy. Seorang pengguna di Twitter atau X berkomentar, "Jennifer hanya berusaha mendapatkan pengampunan atas keterlibatannya dalam partai P Diddy."

Ada juga yang mengatakan, "Trump sama sekali tidak mengatakan apa pun tentang Puerto Rico. Saya melihat kampanye yang putus asa yang tahu bahwa mereka akan kalah. Dia jauh tertinggal dari Biden pada tahun 2020." Sejauh ini, Harris telah mendapat dukungan dari bintang besar seperti Taylor Swift, Beyonce, Lizzo, Stevie Wonder, Pink dan Bruce Springsteen.

3 dari 4 halaman

Dukungan Para Artis untuk Harris

"Para artis dan tokoh masyarakat ini adalah suara tepercaya bagi jutaan orang Amerika, yang mendengarkan musik mereka, mengikuti mereka di media sosial, atau terinspirasi oleh mereka," kata tim kampanye Harris dalam sebuah pernyataan, mengutip kanal Global Liputan6.com.

"Tim kampanye Harris-Walz percaya bahwa dengan menggunakan suara mereka untuk menunjukkan taruhan pemilihan ini, mereka akan semakin mendorong dan memobilisasi orang untuk memilih." Dukungan dari JLo hingga penyanyi Ricky Martin, yang memiliki puluhan juta pengikut di media sosial, mendorong Harris untuk membagikan video kampanyenya yang menargetkan pemilih di Puerto Rico.

Sebelumnya, Taylor Swift juga turut menyatakan dukungannya terhadap Harris usai debat calon presiden AS. Profesor Universitas Melbourne yang mempelajari hubungan antara media dan politik menyatakan bahwa sebenarnya dukungan penyanyi yang dikenal dengan lagu "Shake If Off" itu tidak terlalu banyak.

Dukungan Taylor Swift bisa saja berdampak pada pendaftaran pemilih, katanya, tetapi karena basis penggemarnya cenderung muda dan perempuan dan itu sudah menjadi basis pendukung Harris, mungkin tidak akan berdampak besar pada 5 November mendatang.

4 dari 4 halaman

Kamala Harris Sudah Berikan Hak Suara di Pilpres AS

Kamala Harris yang masih menjabat sebagai Wakil Presiden AS sudah telah memberikan hak suara Pilpres AS 2024 melalui pos. "Saya baru saja mengisi surat suara saya," kata calon presiden dari Partai Demokrat itu kepada wartawan saat dia berkampanye di negara bagian Michigan, seraya menambahkan bahwa surat suara itu "sedang dalam perjalanan ke California."

Laporan AFP yang dikutip Senin (4/11/2024) menyebut bahwa pernyataan itu muncul saat Kamala Harris dan mantan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump memulai kampanye terakhir di seluruh negara bagian AS pada hari Minggu, 3 November 2024, dengan waktu kampanye tersisa kurang dari 48 jam untuk mengamankan keunggulan yang menentukan dalam pemilihan presiden yang diperebutkan dengan sengit dan secara historis ketat.

Lebih dari 76 juta orang telah memberikan hak suara Pilpres AS lebih awal menjelang klimaks hari Selasa (5/11/2024) dan pertarungan ini sangat ketat dengan lebih banyak negara bagian yang secara fungsional imbang dalam jajak pendapat saat ini daripada dalam pemilihan yang sebanding lainnya.

Di masa lalu, Donald Trump telah mengkritik pemungutan suara melalui pos, dengan mengklaim bahwa "begitu Anda memiliki surat suara melalui pos, Anda memiliki pemilihan yang curang. "Ketatnya persaingan ini semakin luar biasa mengingat perubahan dramatisnya dan fakta bahwa para kandidat hampir tidak bisa dipisahkan lagi dalam gaya kampanye dan visi mereka untuk masa depan.