Sukses

Menyesap Kopi Berkonsep Slow Bar Sambil Mengunjungi Ruang Senthong di Space Roastery 1890 Yogyakarta

Space Roastery 1890 di Yogyakarta memadukan ruang senthong tradisional dengan suasana kedai kopi modern. Menyajikan lebih dari 20 varian kopi lokal hingga luar negeri, setiap kopi diproses untuk menonjolkan rasa khasnya.

Liputan6.com, Jakarta - Maraknya kedai kopi menuntut para pemilik atau pengelola memunculkan konsep yang unik agar bisa bersaing. Itu pula yang menonjol dari Space Roastery 1890, sebuah kedai kopi yang lokasinya dekat Keraton Yogyakarta.

Memanfaatkan bangunan tua, pengelola menggabungkan ruang senthong dan konsep kedai kopi modern agar pengunjung bisa menikmati kopi sambil merasakan atmosfer kaya tradisi. Ruang senthong itu adalah kamar yang menyimpan tempat tidur pengantin sekaligus menjadi tempat pemujaan Dewi Sri dalam kepercayaan masyarakat Jawa.

Ide muncul setelah anggota keluarga pemilik bangunan menawarkan tempatnya untuk kedai kopi. "Saat bangunan tersebut kosong, pemilik bangunan menawarkan kesempatan itu dan kami menyambutnya dengan senang hati," kata Slamet Kurniawan, General Manager Space Roastery 1890, kepada Lifestyle Liputan6.com dalam wawancara online pada Sabtu, 9 November 2024.

"Terlebih, senthong maupun bangunan secara keseluruhan sudah menjadi nilai unik dan daya tarik tersendiri untuk siapapun yang berkunjung," tambahnya.

Slamet menjelaskan angka 1890 dalam nama kedai kopinya berasal dari tahun bangunan itu berdiri. Ia menyebut sejak awal, bangunan tersebut tidak mengalami banyak perubahan.

Pihaknya menambahkan unsur modern ke dalamnya lewat dekorasi yang dipajang di setiap sudut bangunan. Kehadiran unsur modern menguatkan sekaligus mempertegas elemen tradisional yang ada. "Pengunjung menggambarkan pengalaman mereka seolah-olah sedang berkelana dengan mesin waktu, sejenak dibawa ke masa lalu, namun tetap disadarkan dengan kondisi masa kini," tutur Slamet.

2 dari 4 halaman

Simbol Kebahagiaan dan Kemakmuran

Slamet menjelaskan bahwa proses desain kedai kopi unik itu berangkat dari visi untuk menggabungkan sentuhan modern dengan kondisi asli bangunan joglo lama. "Kami berusaha menjaga struktur dan detailnya tanpa merusaknya, dengan komunikasi intensif serta arahan langsung dari pemilik bangunan," kata Slamet.

Menurutnya, pihaknya sangat menghargai makna dan filosofi simbol dalam ruang senthong. "Kami ingin menerjemahkan filosofi tersebut dengan harapan ruang ini tidak hanya memberikan pengalaman kopi, tetapi juga kebahagiaan dan kemakmuran, baik bagi kami sebagai pengelola maupun setiap pengunjung yang datang," tambahnya.

Ia menegaskan, meskipun di Yogyakarta banyak kedai kopi dengan konsep klasik yang menonjolkan budaya Jawa, seperti penggunaan joglo dan detail bangunan tradisional, Space Roastery 1890 menerapkannya dengan cara berbeda. Kedai ini sengaja menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan konsep modern, neon, dan warna kontras, namun tetap berhasil menciptakan harmoni unik.

Di bangunan itu sebenarnya terdapat tiga senthong, tapi hanya senthong tengah yang bisa diakses publik. Ruangan itu sengaja diberi tirai tipis untuk menjaga kondisinya.

 

3 dari 4 halaman

Menyulap Senthong Jadi Slow Bar

Di Space Roastery 1890, senthong tetap diposisikan sebagai center ruangan. Di dalamnya diletakkan tempat tidur pengantin dan sejumlah benda pusaka keluarga yang bisa dikunjungi tamu secara bergantian agar tetap nyaman.

"Senthong tengah biasanya digunakan untuk bermeditasi dan menyimpan pusaka atau harta benda keluarga," kata Slamet.

Sementara, senthong kiri dan senthong kanan berada di area rumah pemilik yang terletak di belakang kedai kopi. Dengan mempertahankan fungsi tradisional senthong tengah, Space Roastery 1890 berhasil menguatkan unsur kebudayaan lawas dan orisinalitas bangunan yang sulit ditemukan di tempat lain.

"Elemen dekorasi senthong juga menggambarkan kesuburan, baik untuk pasangan pengantin maupun ladang sawah, yang diintegrasikan ke dalam desain ruang. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang penuh harapan dan kemakmuran bagi kami maupun pengunjung," kata Slamet.

Konsep slow bar sengaja diterapkan di Senthong Roastery 1890 untuk memberi kesan keterbukaan, kehangatan, dan juga sebagai ruang interaksi antara barista dan pengunjung yang datang. Keterbukaan dalam arti menjadi ruang diskusi, dengan orang bisa melihat dan memerhatikan aktivitas yang terjadi di dalam bar.

4 dari 4 halaman

Varian Kopi yang Ditawarkan

"Beberapa orang mungkin memilih memesan kopi dan menikmatinya dalam ketenangan, tapi banyak orang yang juga mengharapkan interaksi di depan meja bar sembari menikmati detail dan unsur tradisional yang ada di Space Roastery 1890," sebut Slamet.

Sesuai namanya, andalan utama Senthong Roastery adalah kopi. Lebih dari 20 kopi ditawarkan, baik lokal maupun asing, seperti  Halu Pink Banana, Gayo Apple Cider, dan lainnya. 

"Kami menyediakan kopi dari berbagai macam origin, baik kopi-kopi lokal maupun beberapa kopi dari negara penghasil kopi lain seperti Ethiopia, Kenya, Kolombia, dan lain sebagainya. Pengunjung bisa mencoba secara cuma-cuma hampir semua kopi yang kami punya dan memilih kopi yang sesuai dengan selera dan preferensi mereka," kata Slamet.

Ia menjelaskan bahwa proses pengelolaan kopi dilakukan sepenuhnya di roastery, yang bertujuan menonjolkan setiap karakter rasa dari setiap kopi. Terdapat kopi dengan karakter asam dan manis seperti buah-buahan, ada juga kopi dengan karakter manis seperti gegulaan, dan sebagainya.

 

Video Terkini