Liputan6.com, Jakarta - Desa Wisata Les di Kabupaten Buleleng, Bali dinobatkan sebagai Desa Wisata Terbaik di malam puncak Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 yang berlangsung di TMII, Jakarta, Minggu malam, 18 November 2024. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana.
Keterpilihan Desa Wisata Les berdasarkan hasil penilaian dewan juri yang berjumlah 13 orang. Desa wisata yang berlokasi di balik Bukit Kintamani tersebut dinilai baik dalam semua kategori penilaian, yaitu daya tarik wisata, amenitas, digital, kelembagaan, sumber daya manusia (SDM), dan resiliensi.
"Tentunya sangat bahagia, tidak menyangka," kata Ketua Pokdarwis Desa Les Nyoman Nadiana seusai menerima penghargaan.
Advertisement
Dalam kesempatan itu, ia juga mempromosikan sejumlah objek wisata andalan di desanya yang disebutnya lengkap. Dimulai dari atraksi wisata alam, desanya memiliki luas pantai empat kilometer yang dikelola untuk aktivitas laut, seperti berenang, menyelam, snorkeling, hingga konservasi terumbu karang.
Mengutip laman resmi Jadesta, terdapat lima spot diving maupun snorkeling yang direkomendasikan di Desa Wisata Les. Kelimanya adalah dragon side, Palisan side, Les paradise, Les Drop Side, dan Umah Be side.
Desa Les juga memiliki air terjun yang disebut tertinggi di Bali, yakni Air Terjun Yeh Mampeh. Pihak pokdarwis pun mengembangkan atraksi seperti treking ke hutan atau melukat di kawasan air terjun tersebut.
"Kita juga ada wisata edukasi, bagaimana pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Ada kebun organik juga," ia menambahkan.
Â
Â
Produksi Garam Organik
Sebagai salah satu desa Bali kuno, ada tradisi leluhur yang terus dilestarikan warga dan bahkan menjadi salah satu atraksi wisata. Mereka memproduksi garam organik dengan cara unik.
"Jadi, pembuatannya menggunakan media tanah. Kadungan mineral baik di tanah terkandung juga di garam," kata Nadiana.
Tanah yang dipakai tidak bisa sembarangan, melainkan kualitas tanah terbaik. "Tentu manfaat garamnya banyak sekali. Ada garam rasa, spa bisa, terapi juga bisa," imbuh Kepala Desa Les Gede Adi Wistara.
Selain itu, sebagai desa Bali kuno, warga desa juga tidak menerapkan tradisi ngaben (pembakaran mayat), melainkan menaruhnya saja di permukaan tanah. Di desa itu juga terdapat tatanan pura yang menyerupai Pura Besakih dengan Pura Bale Agung Desa Les dikelilingi pPura dadya/keluarga. Terdapat pula cagar budaya yang berada di Pura Puseh dengan banyaknya arca-arca.
Dari wisata kuliner, Wistara merekomendasikan dua menu yang juga pernah dicicipi mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Pertama adalah belok yang merupakan campuran berbagai sayuran, termasuk labu. Kedua adalah mengguh. "Itu bubur kuning yang penyedapnya langsung ikan segar di laut," ia menjelaskan.
Advertisement
Capaian Program ADWI
Pihaknya menyatakan desa wisata merupakan wadah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya secara signifikan. Meski pada 2022 baru masuk kategori desa wisata berkembang, desa tersebut sudah melesat menjadi yang terbaik dalam dua tahun.
"Ini merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat karena akan mendapatkan impact ke depan," ujar Wistara.
Sementara itu, Menpar Widi menyebutkan bahwa jumlah peserta ADWI tahun ini meningkat mencapai 6.016 desa wisata dari 4.573 desa wisata pada tahun sebelumnya. Jumlah itu mencakup 35 provinsi dan 50 kabupaten/kota di seluruh negeri. Tema yang diusung dalam penyelenggaraan ADWI 2024 adalah desa wisata menuju pariwisata hijau berkelas dunia.
"Misinya untuk memastikan keseimbangan tata kelola yang berkelanjutan, memperkuat aspek sosial ekonomi, memelihara budaya, dan melestarikan lingkungan demi kelanjutan pariwisata yang hijau dan berdaya saing global," ujarnya dalam sambutan.
Ia menyebut bahwa program ADWI sudah berhasil membantu mendongkrak ekonomi desa wisata, terutama yang masuk 50 besar, dengan kunjungan dan pendapatan meningkat hampir 30 persen per tahun. Dengan demikian, desa wisata dapat diperhitungkan sebagai motor pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Â
Lanjutkan Program ADWI
Menpar Widi menegaskan pihaknya akan terus melanjutkan program yang sudah dilaksanakan sejak 2021 itu, terlihat Kementerian Desa bersedia menjadi mitra strategis dalam mengembangkan desa wisata tersebut. Untuk itu, pihaknya menghadirkan program pendampingan tata kelola desa wisata serta dukungan sarana pariwisata bagi 50 desa wisata terbaik, khususnya terkait penguatan comunity based tourism.
"Kini tongkat estafet pengembangan desa ada di tangan saya. Amanah ini untuk melanjutkan serta terus berinovasi dalam pengembangan desa wisata akan menjadi bagian dari setiap langkah saya ke depan," ucapnya.
Pengumuman itu tak jauh dari kabar baik yang diterima Indonesia dari UN Tourism. Dua desa wisata di Indonesia berhasil meraih penghargaan Best Tourism Villages 2024 dari UN Tourism atau UNWTO (Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-bangsa). Desa Wisata Jatiluwih di Bali dan Desa Wisata Wukirsari di Yogyakarta menerima penghargaan edisi keempat yang diselenggarakan di Cartagena de Indias, Kolombia, Kamis, 14 November 2024, atau Jumat, 15 November 2024, waktu Indonesia.
Penghargaan Best Tourism Villages atau Desa Wisata Terbaik Dunia itu bertujuan untuk menjaring desa-desa yang berhasil mengembangkan pariwisata secara berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat setempat dan melestarikan tradisi lokal. Program itu menghimpun jaringan desa wisata global terbesar dengan 245 desa hingga 2024.
Advertisement