Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 100 penumpang pesawat Air India menuju New Delhi terdampar di Phuket selama lebih dari 80 jam. Penerbangan yang dimaksud mengalami serangkaian penundaan karena masalah teknis yang terus-menerus terjadi pada pesawat mereka.
Melansir The Thaiger, Jumat (22/11/2024), ini bermula ketika penerbangan, yang awalnya dijadwalkan berangkat pada Sabtu malam, 16 November 2024, ditunda selama enam jam. Saat itu, maskapai penerbangan tersebut menyebut kesalahan teknis sebagai penyebabnya.
Baca Juga
Penumpang yang telah menghabiskan waktu berjam-jam di bandara akhirnya diizinkan naik pesawat untuk kembali diturunkan sejam setelahnya, karena penerbangan tiba-tiba dibatalkan. Rangkaian kejadian ini menyebabkan meningkatnya rasa frustrasi di antara para pelancong.
Advertisement
Banyak di antaranya yang turun ke media sosial untuk mengungkap ketidakpuasan mereka terhadap penanganan situasi tersebut. "Sementara staf kami di darat berupaya meminimalkan ketidaknyamanan mereka, menyediakan semua bantuan, termasuk akomodasi hotel dan makanan, beberapa tamu juga ditampung kembali pada penerbangan alternatif yang tersedia," sebut pihak maskapai.
Pihaknya menyambung, "Penumpang juga ditawarkan opsi pengembalian uang penuh atas pembatalan dan penjadwalan ulang gratis. Di Air India, keselamatan dan keamanan penumpang dan awak kami adalah prioritas utama."
Meski ada jaminan ini, penumpang menggambarkan pengalaman mereka sebagai "kacau," dengan alasan kurangnya informasi terkini dan dukungan dari perwakilan maskapai. Media sosial dipenuhi unggahan dari penumpang yang frustrasi.
Mereka menandai akun media sosial Air India dan menuntut penjelasan. Banyak yang mengaku menerima sedikit atau tidak ada tanggapan yang berarti, yang meningkatkan ketidakpuasan mereka.
Situasi Memburuk
Setelah penundaan dua hari, situasinya memburuk ketika penumpang diberi tahu bahwa pesawat yang sama telah diperbaiki dan siap berangkat. Penerbangan akhirnya lepas landas, tapi kembali ke Phuket dua setengah jam kemudian karena kesalahan teknis lain, yang membuat penumpang telantar lagi.
Seorang penumpang menggambarkan kondisi itu sebagai "melelahkan secara mental dan fisik," sementara yang lain mengkritik maskapai karena gagal mengomunikasikan rencana yang jelas. Laporan dari mereka yang terlantar menggambarkan kebingungan dan keterlambatan dalam menerima akomodasi dan makanan hotel, meski Air India mengklaim telah memberi dukungan.
Saat Air India terus menangani situasi tersebut, penumpang menuntut akuntabilitas dan perbaikan manajemen dalam insiden mendatang. Pengalaman tersebut membuat banyak pihak mempertanyakan prosedur penanganan krisis dan efektivitas komunikasi maskapai selama masa sulit seperti ini, lapor Phuket News.
Bulan lalu, maskapai Air India mendapat ancaman bom di dua penerbangan berbeda dalam waktu nyaris bersamaan. Meski ancaman bom itu terbukti palsu, kedua penerbangan tetap saja terganggu.
Â
Advertisement
Insiden Lainnya
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa, 15 Oktober 2024, pihak maskapai menjelaskan ancaman bom pertama menimpa penerbangan Air India bernomor 127 dari New Delhi ke Chicago. Ancaman keamanan itu "diunggah online," memaksa pilot mendaratkan pesawat secara darurat di Iqaluit, kota paling utara Kanada.
Tidak kurang dari 211 penumpang dan awak kabin kemudian dialihkan ke penerbangan lain sebagai "tindakan pencegahan." Mengutip CNN, sebuah pesawat Angkatan Udara Kanada dilaporkan mengangkut para penumpang penerbangan Air India yang terdampak ke Chicago pada hari berikutnya, Rabu, 16 Oktober 2024.
Pada hari yang sama, pesawat Air India Express mengalami insiden serupa. Penerbangan AXB648 sedang dalam perjalanan menuju Singapura dari Kota Madurai di India selatan ketika maskapai tersebut menerima email soal ancaman bom di pesawat tersebut.Â
Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen, lewat cuitan di X, dulua Twitter, mengatakan bahwa setelah mendapat informasi tersebut, pihaknya mengerahkan dua jet tempur F-15 milik Angkatan Udara untuk mengawal pesawat tersebut menjauh dari daerah padat penduduk sebelum mendarat di Bandara Changi.Â
Rentetan Ancaman Bom Palsu
Ancaman tersebut mendorong Singapura mengaktifkan sistem pertahanan udara berbasis darat dan pembuangan persenjataan peledak. Penanganan pesawat tersebut diserahkan pada polisi bandara saat kedatangan, kata Ng, seraya menambahkan penyelidikan sedang berlangsung.
Rupanya, ancaman bom palsu sudah meresahkan sejumlah maskapai penerbangan India sejak Senin, 14 Oktober 2024. Ancaman yang datang dari email maupun unggahan media sosial itu menimpa tidak hanya penerbangan internasional, tapi juga perjalanan domestik dengan maskapai bertarif rendah.
Pada Senin, 14 Oktober 2024, penerbangan Air India dari Mumbai ke Mew York dialihkan ke Delhi karena peringatan bom palsu. Dua penerbangan yang dioperasikan Indigo dari Mumbai ke Oman dan Arab Saudi juga mengalami penundaan, karena ancaman bom, menurut pihak maskapai berbiaya rendah.
Maskapai penerbangan bertarif rendah SpiceJet juga mengatakan pihaknya menerima ancaman serupa dalam penerbangan ke Mumbai dari Kota Darbhanga di utara pada Selasa, 15 Oktober 2024. "Pesawat mendarat dengan selamat di Bandara Mumbai dan diarahkan ke ruang isolasi sebagai tindakan pencegahan," kata SpiceJet dalam sebuah pernyataan. Mereka menambahkan bahwa setelah pemeriksaan keamanan, penerbangan tersebut diizinkan untuk operasi lebih lanjut.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement