Liputan6.com, Jakarta - Tren makeup viral di kalangan siswi sekolah Jepang telah memicu perdebatan online. Dijuluki "riasan 3D teardrop," tren ini melibatkan pembuatan bentuk air mata yang realistis menggunakan lem panas dan menempelkannya ke wajah untuk mensimulasikan efek menangis yang dramatis.
Meski populer di media sosial, tren ini telah menuai kritik tajam karena kemiripannya dengan cairan tubuh, seperti ingus dan sperma, South China Morning Post melaporkan, dikutip dari Says, Rabu, 27 November 2024. Prosesnya melibatkan ekstrusi lem panas ke permukaan antilengket seperti plastik.
Baca Juga
Itu dibiarkan dingin sampai jadi tetesan berbentuk air mata, kemudian ditempelkan ke kulit dengan lem bulu mata. Hasilnya? Ilusi air mata mengalir yang dimaksudkan untuk "membangkitkan simpati dan memperindah foto."
Advertisement
Penggemar tampilan ini telah terus bereksperimen dengan bahan-bahan yang terjangkau untuk menciptakan gaya yang unik dan mudah dibagikan di media sosial, seperti Instagram dan X, dulunya Twitter. Mendapati itu, kritikus di Jepang dan China telah melabeli tren ini sebagai "konyol" dan "aneh."
Banyak yang mempertanyakan kesesuaian tren ini, mengingat kemiripannya yang tidak disengaja dengan ingus dan sperma. Selain estetika, ada masalah keamanan.
Produsen lem panas meleleh telah memperingatkan bahwa produk tersebut dirancang untuk kerajinan, bukan kosmetik. Iritasi kulit, reaksi alergi, dan luka bakar adalah risiko nyata, yang mendorong peringatan terhadap penggunaannya dengan cara ini.
Tren Kecantikan Berisiko
Ini tentu bukan kali pertama tren kecantikan datang bersama komentar pro kontra. Sebelumnya, seorang TikToker telah merekomendasikan menggunakan cairan infus sebagai toner di rutinitas perawatan harian. Amankah?
Tips itu dikomentari pharmafluencer dr. Ayman Alatas di akun TikTok-nya. Lewat unggahan pada Minggu, 7 Juli 2024, ia mengatakan, "Jadi, yang perlu diperhatikan (adalah) jenis cairan infus itu banyak banget, dengan kandungan dan kegunaan yang berbeda-beda."
"Cairan infus pada dasarnya cairan steril," ia menambahkan. "Contohnya, NaCl 0,9 persen, yang mungkin dipakai mbanya (di video yang viral), itu biasanya digunakan untuk membersihkan luka."
Cairan infus digunakan sebagai skincare, dr. Ayman menegaskan, harus dilakukan melalui konsultasi lebih dulu pada dokter spesialis kulit. "Pasien yang berjerawat atau kulitnya berminyak biasanya akan diberikan NaCl 0,9 persen sebagai salah satu rangkaiannya," ucapnya.
"Cara pemberiannya akan diatur, berapa banyaknya, seberapa lama di wajahnya, jadi enggak bisa sembarangan," tegasnya. "Dalam beberapa kasus, (penggunaan cairan infus) bisa membuat kulit kering, mungkin karena terlalu lama atau cara pemakaiannya terlalu kasar. Makanya harus konsultasi ke dokter spesialis kulit buat pastinya."
Advertisement
Jangan Coba-Coba
Sebagai penutup, ia memperingatkan untuk tidak mencoba-coba beli cairan infus untuk dipakai secara bebas, karena "bisa saja tidak cocok." Terlepas dari itu, perawatan kecantikan menggunakan cairan infus sebenarnya memang ada, tapi tidak secara topikal.
Melansir laman Reset IV, Selasa, 9 Juli 2024, cairan infus kecantikan terdiri dari campuran unik vitamin, mineral, dan elektrolit. Formulasi ini menargetkan dan menghilangkan radikal bebas yang berkontribusi terhadap penuaan, membersihkan tubuh secara alami, dan membuang racun untuk membuat kulit tampak segar.
Terapi ini merangsang perbaikan sel, serta mengembalikan produksi kolagen dan elastin yang diklaim dapat membantu memperkuat rambut dan kuku Anda, serta menyeimbangkan dan mencerahkan warna kulit. Efek perawatan ini umumnya akan bertahan sekitar satu minggu setelah prosedur selesai.
Namun, efisiensi perawatan tersebut bervariasi bagi setiap orang, serta bergantung pada kebutuhan, tujuan individu, serta jenis terapi yang diterima. Rata-rata prosedur ini memakan waktu antara 45 menit hingga satu jam. Efek lainnya, seperti mencerahkan kulit, mungkin memerlukan waktu hingga beberapa minggu untuk terlihat.
Bahaya Sunscreen Rumahan
Masih dari tahun ini, Nara Smith, influencer, sekaligus model yang terkenal di TikTok karena membuat permen karet dan mutiara tapioka menggunakan resep rumahan, membagikan formula sunscreen buatan sendiri yang dikecam para ahli kulit.
Dalam video, melansir Washington Post, Rabu, 3 Juli 2024, suami Nara, Lucky Blue Smith, direkam mengaduk minyak kelapa, shea butter, mentega kakao, beeswax, dan minyak jojoba di dalam mangkuk di atas air mendidih. Ia menambahkan bubuk zinc oxide ke dalam campuran tersebut sebelum menaruhnya ke wadah kaca dan dimasukkan ke lemari es.
Smith tidak memberi proporsi yang tepat dari masing-masing bahan. Namun, bubuk zinc oxide satu-satunya bahan dalam daftar yang menawarkan perlindungan dari sinar matahari, menurut Yolanda C. Holmes, seorang dokter kulit yang berbasis di Washington, D.C. dan rekan di American Academy of Dermatology.
"Bahan-bahan ini bisa jadi pelembap yang baik untuk kulit, tapi bukan berarti bisa melindungi Anda dari sinar matahari," ujarnya. "Menggunakannya bisa membuat kulit Anda terbakar sinar matahari."
Holmes tidak merekomendasikan tabir surya buatan sendiri karena bahan-bahannya dapat menyebabkan iritasi bagi sebagian orang. Ia berbagi, "Sunscreen harus diuji secara ilmiah di laboratorium untuk memastikan produk tersebut memberi perlindungan terhadap (paparan) sinar matahari pada tingkat tertentu."
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement