Sukses

Tren Operasi Plastik di Amerika Berubah, Kim Kardashian Cs Tak Lagi Jadi Panutan

Tren operasi plastik di Amerika kini berubah, banyak wanita meninggalkan bentuk tubuh ekstrem ala keluarga Kardashian untuk tampilan yang lebih alami.

Liputan6.com, Jakarta - Tren operasi plastik di Amerika Serikat berubah. Jika sebelumnya banyak yang mengubah bentuk tubuh dengan merujuk pada tubuh Kim Kardashian cs, sekarang lebih banyak yang meminta tampilan lebih ramping dan alami.

Wanita Amerika meninggalkan tren "Keluarga Kardashian" setelah bertahun-tahun menjalani prosedur operasi plastik seperti pengencangan bokong ala Brasil, implan payudara, dan filler wajah. Ahli bedah plastik memprediksi 2025 menjadi "tahun deflasi besar" dalam dunia estetika atau disebut 'de-kardashian-ification of America'.

Pasien bedah estetika mulai membalikkan prosedur BBL, menghapus implan, dan melarutkan filler. Hal itu bertujuan mendapatkan tubuh lebih ramping dan alami, berbeda jauh dengan bentuk tubuh wanita yang serba besar dan berlekuk ekstrem.

"Kembali pada bedah plastik kosmetik atau estetika yang baik dimaksudkan agar terlihat alami, dimaksudkan agar terlihat sehat, dan tidak dimaksudkan agar terlihat berlebihan," kata dokter bedah plastik yang berkantor di NYC, dr. David Shokrian, dari Millennial Plastic Surgery, kepada NY Post, dikutip Sabtu, 7 Desember 2024.

Fenomena wajah bantal yang digunakan untuk menggambarkan bengkak akibat filler, telah mencegah pasien menggunakan suntikan secara berlebihan. Mereka yang telah memiliki filler asam hialuronat terinspirasi melarutkannya dan kembali ke "wajah kosong."

Dari sana, perubahan kecil dapat dilakukan dalam mencapai penampilan lebih alami, seperti operasi pengencangan wajah, pengencangan alis, atau blepharoplasty, sejenis operasi kelopak mata. Shokrian berspekulasi bahwa itulah pendekatan yang diambil para bintang seperti Lindsay Lohan atau Donatella Versace.

Keduanya mengejutkan banyak orang dengan wajah segar dan lebih muda dalam penampilan publik baru-baru ini. "Wajah dikembalikan ke penampilan muda tanpa terlalu banyak filler," kata Shokrian.

2 dari 4 halaman

Penurunan Tren Produk Suntik dan Perubahan Standar Estetika di Amerika

Dokter di Los Angeles, Annie Chiu, juga mencatat adanya reaksi negatif terhadap produk suntik. Ia mengatakan kepada The Hollywood Reporter bahwa pasar produk suntik telah turun tahun ini.

"Awalnya, semua orang didorong untuk memiliki wajah yang sangat berkontur dan penuh seperti di Instagram, tetapi sekarang ada ketakutan nyata untuk terlihat aneh," ungkap Annie pada publikasi tersebut. "Rekan kerja saya berpikir bahwa LA lebih berlebihan, tetapi ada pekerjaan yang buruk di mana-mana, terutama Miami dan Dallas, dan 'Housewives of New York' tidak memiliki tampilan yang halus itu," tambahnya.

Shokrian juga melihat peningkatan permintaan pasien untuk memperkecil ukuran implan payudara mereka atau mengangkatnya sama sekali. "Ada pengurangan besar dalam hal operasi pembesaran payudara," kata Shokrian.

"Deflasi besar ini sebagian disebabkan oleh maraknya penggunaan Ozempic dan obat penurun berat badan lainnya, popularitasnya meningkat, khususnya di kalangan selebriti dan warga Amerika pada umumnya, di mana satu dari delapan orang diresepkan suntikan tersebut atau obat serupa," tambahnya.

Para perempuan Kardashian pun tampaknya mengubah bentuk tubuh mereka yang sebelumnya berlekuk-lekuk, yang dulu membuat wanita lain iri. Kini, tubuh mereka telah menyusut dalam beberapa tahun terakhir demi bentuk tubuh yang lebih ramping.

3 dari 4 halaman

Dari Proporsi Ekstrem ke Pilihan Alami

Sementara di Beverly Hills, dr. Daniel Gould meramalkan "tahun deflasi besar" dalam dunia estetika. Ia mencatat peningkatan prosedur semaglutida untuk menghilangkan kelebihan kulit atau memperbaiki tampilan kulit cekung akibat penurunan berat badan drastis.

Abdominoplasti, yang lebih dikenal sebagai "operasi pengencangan perut,"merupakan salah satu prosedur Gould yang paling diminati. Opsinya diikuti oleh operasi pengencangan payudara, operasi pengencangan paha, dan operasi pengencangan lengan, yang juga disebut bracioplasti.

"Ini jauh berbeda dari tren operasi plastik lima sampai 10 tahun yang lalu," kenang Shokrian. "Kami melihat proporsi yang ekstrem. Kami melihat pasien dengan bokong yang ingin berteriak, Ini adalah balok yang luar biasa besar," tambahnya.

Para influencer dan selebritas seperti keluarga Kardashian dan Cardi B kini kehilangan status ikon estetika. Tren tubuh dan penampilan mereka tidak lagi dikagumi oleh masyarakat umum.

"Saya tidak lagi menerima permintaan untuk membuat proporsi yang sangat dramatis," kata Shokrian. "Pasien mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak ingin terlihat lelah. Mereka ingin orang lain menebak apakah mereka melakukan sesuatu atau tidak."

4 dari 4 halaman

Operasi Plastik di Kalangan Remaja, Apa Saja yang Perlu Dipertimbangkan?

Tidak sedikit remaja memilih melakukan operasi plastik di usia muda. Keputusan itu kemudian memunculkan perdebatan di media sosial tentang kapan sebenarnya seseorang dianggap terlalu muda menjalani prosedur tersebut. Topik ini sempat dimunculkan kembali oleh Bella Hadid.

Model itu mengaku melakukan operasi hidung pada usia 14 tahun. Dalam wawancara dengan Vogue, model Amerika Serikat (AS) tersebut mengaku berjuang menerima diri sendiri saat kesehatan mentalnya diuji di masa remaja. Mengutip American Society of Plastic Surgeons, lebih dari 230 ribu operasi kosmetik dan 140 ribu prosedur kosmetik non-invasif dilakukan orang AS yang masih berusia 13--19 pada 2021.

Prosedur itu, termasuk operasi hidung, pinback telinga, hingga koreksi asimetri payudara. Statistik dan pernyataan Bella memicu perdebatan di media sosial mengenai operasi plastik di masa remaja. Jika tengah berpikir melakukan prosedur tersebut, apa saja yang perlu pertimbangkan?

Salah satu faktor terpenting yang dipertimbangkan ketika memutuskan melakukan operasi plastik di bawah usia 18 tahun yaitu kondisi fisik. Orang tersebut harus memperhatikan bagian-bagian tubuh yang telah berkembang sepenuhnya. Ahli bedah plastik, Michael Burgdorf, menjelaskan bahwa pasien berusia lebih muda berisiko memiliki masalah, seperti kelainan bawaan, asimetri, maupun fitur yang menonjol.

Para ahli merekomendasikan menunggu setidaknya sampai awal 20-an agar tidak mengganggu proses pertumbuhan tubuh secara alami.  Pertimbangan selanjutnya yaitu masalah emosional.Â