Sukses

Momen Akrab Donald Trump dan Pangeran William Usai Pembukaan Katedral Notre Dame Paris

Presiden AS terpilih Donald Trump dikenal memiliki pandangan buruk pada adik Pangeran William, Pangeran Harry, yang kini menetap di Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta - Ada pemandangan tak biasa terjadi di momen usai pembukaan kembali Katedral Notre Dame di Paris, Prancis. Pangeran William terlihat akrab dengan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump. Mereka saling berjabat tangan erat dan bahkan bertemu secara pribadi di kediaman duta besar Inggris di Paris, pada Sabtu malam, 7 Desember 2024.

"Sangat menyenangkan bertemu Anda," kata Trump sesaat bertemu dengan calon pewaris takhta Kerajaan Inggris itu. Pangeran William pun menanyakan balik kondisi Trump karena cuaca dingin dan hujan di Paris saat itu.

Mengutip The Sun, Minggu (8/12/2024), mereka sempat berfoto bersama saat Trump menunjuk dengan ibu jari ke arah William dan berkata, "Dia melakukan pekerjaan luar biasa."

Keduanya lalu duduk di sofa berdampingan dan berbicara di Janue Room, kediaman duta besar. Mereka berbagi beberapa kenangan perihal mendiang Ratu Elizabeth II yang ditemuinya dalam kunjungan kenegaraan sebagai Presiden AS, beberapa tahun lalu, menurut Istana Kensington.  

Pangeran William sangat berterima kasih atas kata-kata hangat yang dibagikan Trump tentang mendiang Ratu. Sisa diskusi 40 menit mereka difokuskan pada hubungan antara Inggris dan AS, sambil juga membahas isu-isu global.

Pemimpin AS terpilih itu bergabung dengan Pangeran Wales dan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menandai kembalinya katedral berusia 800 tahun itu. Bangunan ikonis tersebut telah dipulihkan setelah kebakaran hebat pada 2019 yang menghancurkan atap dan sebagian besar warisan budaya Notre Dame.

2 dari 4 halaman

Rangkaian Agenda Pangeran William di Paris

Trump dan William juga sempat bertemu di dalam Notre Dame sebelum upacara dimulai tadi malam. Presiden terpilih menepuk bahu Pangeran William sebelum keduanya berjabat tangan dan bertukar kata selama beberapa detik. Pangeran berusia 42 tahun itu juga dijadwalkan untuk bertemu dengan Ibu Negara yang akan lengser, Jill Biden, sebelum upacara besar malam ini.

Pangeran William juga berbicara dengan Jill Biden di Katedral Notre Dame dan diperkirakan telah membahas pentingnya hubungan AS-Inggris. Pangeran William bepergian sendirian ke Paris untuk mewakili Inggris Raya pada acara penting tersebut. 

Rangkaian agenda pertemuan itu diundur setelah acara pembukaan, karena William tiba terlambat di Paris akibat penundaan perjalanan yang terkait cuaca. Perjalanan ke Paris ini menandai kunjungan pertama William sejak 2017 dan menjadi pertemuan pertamanya dengan Trump sejak kunjungan kenegaraan ke Inggris pada 2019.

Pangeran William menyebut upacara tersebut sebagai acara yang luar biasa dan menyebutkan kegembiraannya bertemu dengan Presiden Trump dan Presiden Macron, dalam unggahan di Instagram.

Pangeran berkata, "Merupakan pencapaian besar untuk merenovasi bangunan yang indah dan penting secara budaya. Terima kasih dan selamat kepada semua orang yang telah menjadi bagian dari proyek ini."

 

3 dari 4 halaman

Kunjungan Luar Negeri Perdana Donald Trump Setelah Terpilih Kembali

Trump melakukan perjalanan luar negeri pertamanya sejak kemenangannya dari Kamala Harris. Ia tiba di bandara Orly di selatan Paris dengan pesawat pribadi sebelum pukul 07.00, kemarin, kata seorang sumber kepada AFP.

Diskusi William tentang aliansi AS-Inggris terjadi saat Trump telah menggembar-gemborkan kebijakan luar negeri yang lebih bersifat isolasionis dan berjanji untuk mengenakan tarif pada perdagangan. Interaksi antara William dan Trump sangat berbeda dengan relasinya dengan Pangeran Harry yang kini menetap di California, Amerika Serikat.

Donald Trump tercatat vokal tentang pemikirannya tentang Pangeran Harry selama kampanye pemilihannya. Sebelumnya, ia mengancam akan mendeportasi Duke of Sussex dan menyatakan bahwa pemerintahan Biden telah "terlalu baik hati" pada keluarga Sussex.

Hal itu terjadi setelah Harry mengakui menggunakan narkoba, termasuk kokain, ganja, dan jamur ajaib, dalam memoarnya, "Spare." Berdasarkan hukum Amerika Serikat (AS), permohonan visa dapat ditolak karena penggunaan narkoba sebelumnya dan pengungkapan informasi tersebut wajib dilakukan.

4 dari 4 halaman

Bagaimana Nasib Pangeran Harry di AS?

Berbicara di GB News, melansir Mirror, Kamis, 14 November 2024, Trump memberi tahu Nigel Farage bahwa Harry tidak akan diberi "hak istimewa khusus." Ia menambahkan, "Kita harus melihat apakah mereka tahu sesuatu tentang narkoba, dan jika ia berbohong, mereka harus mengambil tindakan yang tepat."

Ketika ditanya apakah "tindakan yang tepat" dapat berarti meninggalkan negara itu, Presidem Terpilih AS itu berkata, "Oh, saya tidak tahu. Anda harus memberi tahu saya. Anda hanya harus memberi tahu saya. Anda pasti mengira mereka sudah tahu ini sejak lama."

Pada Februari 2024, Trump mengklaim pemerintahan Biden telah "terlalu baik hati" pada Harry sejak kepindahannya ke California bersama Meghan Markle. Ia juga menyinggung ketika Sussex mengundurkan diri dari tugas kerajaan pada tahun 2020, dengan mengatakan, "Saya tidak akan melindunginya. Ia mengkhianati Ratu. Itu tidak bisa dimaafkan. Ia akan menanggung akibatnya sendiri jika itu terjadi pada saya."

Terlebih lagi, lembaga pemikir konservatif The Heritage Foundation telah menyerukan agar dokumen visa Duke dipublikasikan setelah upayanya diblokir pemerintah Biden. Pertanyaan diajukan atas visa Harry setelah ia mengakui mengonsumsi narkoba untuk bersenang-senang yang seharusnya diungkap dalam aplikasi dan dapat menyebabkan penolakan penerbitan dokumen tersebut, demikian klaimnya.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Terkini