Liputan6.com, Jakarta - Penggemar Harry Styles mengungkap perasaan campur aduk tentang kolaborasi terbaru brand penyanyi itu, Pleasing, dan desainer JW Anderson. Mereka mengaku terkejut mendapati gantungan kunci berbentuk penis yang menegang alias falus dan harga stiker koleksi tersebut.
Melansir NY Post, Selasa (10/12/2024), koleksi "Precious Metals," yang diluncurkan pada Kamis, 5 Desember 2024, meliputi cat kuku, kaus, item rajutan, kaus oblong, tas tangan, dan mungkin tambahan yang paling kontroversial, gantungan kunci berbentuk falus. Aksesori berkilauan yang jadi pusat perhatian itu dibanderol 290 dolar Amerika (sekitar Rp4,6 juta).
Baca Juga
Gantungan kunci bermaterial kulit tersebut tersedia dengan hiasan berlian imitasi merah muda atau kuning. Itu bahkan dijual dengan harga lebih mahal di situs web JW Anderson, yaitu 355 dolar AS Rp5,6 juta.
Advertisement
Aksesori itu menarik perhatian di dunia maya, dengan banyak pengguna yang kesal dengan harganya. Mereka mengatakan bahwa "gantungan kunci itu lebih baik bergetar atau bisa melakukan salto ke belakang atau semacamnya," dengan harga tersebut, rangkum outlet tersebut.
Namun, yang lain kesal karena Styles merilis gantungan kunci berbentuk penis sebelum album studio keempatnya. Warganet menyebut aksesori itu "gila," "liar," dan "tidak waras."
"Melakukan kolaborasi Disney lalu merilis gantungan kunci penis setelah kolaborasi itu adalah hal gila," tulis seorang Redditor, merujuk pada kerja sama Pleasing dengan Disney, beberapa bulan lalu. "Membuat gantungan kunci berbentuk penis tidak ada dalam rencanaku di tahun 2024," tulis penggemar lain yang bingung di TikTok.
Dianggap Kemahalan
"Itu benar-benar mahal," komentar yang lain. "Itu lebih mahal daripada dua tiket konser jika digabungkan," keluh yang lain, merujuk pada harga tiket untuk pertunjukan "Love on Tour" Styles sebelumnya.
Namun, bukan hanya gantungan kunci yang membuat penggemar kesal. Mereka mengecam harga stiker di kardigan rajut yang dibanderol 890 dolar AS (sekitar Rp14,1 juta), kemeja lengan panjang balon tipis seharga 210 dolar AS (sekitar Rp3,3 juta), kaus seharga 135 dolar AS (sekitar Rp2,1 juta), dan tas Bumper seharga 990 dolar AS (sekitar Rp15,7 juta), yang sudah terjual habis di situs web Pleasing.
"Kalian tidak dapat meyakinkan saya bahwa Pleasing bukanlah eksperimen sosial untuk melihat seberapa buruk Harries (penggemar Styles) akan benar-benar melahap APAPUN yang berhubungan dengannya," seorang pengguna menyindir.
Meski jadi kontroversi di kalangan penggemar pelantun lagu "Sweet Creature" tersebut, gantungan kunci menyerupai penis adalah tema desain umum dalam karya Anderson. Daftarnya meliputi liontin, sepasang anting, dan dompet koin yang seluruhnya berbentuk menyerupai penis.
Advertisement
Mimpi yang Jadi Kenyataan
Kolaborasi dengan Anderson, menurut direktur kreatif Pleasing, Harry Lambert, adalah mimpi yang jadi kenyataan. "JW Anderson selalu jadi pilihan utama kami untuk berkolaborasi," kata Lambert pada Vogue.
"Rasanya seperti perpaduan merek yang sempurna. (Harry dan saya) sama-sama menyukai estetika Jonathan dan humor, serta kegembiraan yang ditunjukkan dalam koleksi JW Anderson adalah sesuatu yang benar-benar selaras dengan Pleasing. Penggunaan ilustrasi, warna, dan emosi mereka sangat terkait dengan Pleasing."
Lambert juga memberi tahu Dazed bahwa kedua merek tersebut "sejalan dalam sudut pandang, kreativitas, dan energi." "Sebagai seorang penata gaya, saya merasa senang dan beruntung dapat bekerja dengan Jonathan selama bertahun-tahun, dan tentu saja, begitu pula pendiri kami, Harry, yang merupakan pendukung dan pemakai karya Jonathan," sebut dia.
Sebagaimana diketahui, kardigan rajut tambal sulam viral yang dipakai Styles telah jadi koleksi fesyen Museum Victoria & Albert, London, Inggris. Ia juga baru-baru ini duduk di kursi barisan depan pada presentasi Spring 2025 JW.
Masuk Museum
Melansir Lonely Planet, Senin, 30 November 2020, kardigan rajut rilisan JW Anderson tersebut sempat memicu sensasi daring setelah Styles memakainya saat latihan di acara NBC's Today, awal tahun 2020. Selama pembatasan wilayah akibat pandemi COVID-19, penggemar pelantun lagu "Kiwi" tersebut membuat pakaian blok warna versi mereka dan membagikannya di TikTok menggunakan tagar #harrystylescardigan.
Saat artikel awal ditulis, tagar tersebut telah berisi 40,1 juta tampilan, menginspirasi pendiri dan direktur kreatif JW Anderson, Jonathan Anderson, merilis pola dan tutorial cara membuat kardigan yang dimaksud.
Menurut pihak Museum Victoria & Albert, pendekatan Styles pada penampilan netral gender, ceria, dan eksperimental terhadap fesyen telah berperan besar dalam mengembangkan kepribadiannya yang khas sebagai seorang seniman. Pilihan gaya fesyen yang sering flamboyan terus-menerus mendorong batasan, menjadikan pria berusia 30 tahun tersebut salah satu ikon gaya paling berpengaruh di generasinya.
Pihak museum sengaja memamerkan kardigan tersebut sebagai tanggapan terhadap Styles yang memicu fenomena budaya karena memakainya. Keputusan ini juga sebagai respons kekuatan kreativitas dan media sosial dalam menyatukan orang di saat-saat sulit yang ekstrem.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement