Sukses

Tren Sewa Teman Naik Gunung di China, Makin Tampan Bayarannya Makin Mahal

Teman mendaki gunung ini telah menuai pro kontra, mulai dari bayaran selangit sampai mempertimbangkan faktor keamanan.

Liputan6.com, Jakarta - Para pendaki gunung telah familiar dengan porter, namun tidak semuanya mengetahui "teman mendaki gunung." Faktanya, tren naik gunung bareng pria-pria tampan tengah berkembang di China.

Melansir CNN, Selasa, 10 Desember 2024, Wendy Chen memutuskan menantang diri dengan mendaki Gunung Tai, gunung terkenal di bagian timur China. Namun, ada satu kendala yang menghadangnya: ia tidak dapat menemukan teman untuk menemaninya mendaki selama lima jam.

Alih-alih mengurungkan niat, perempuan berusia 25 tahun itu menyewa "teman pendakian," seorang pemuda yang berpengalaman dalam kegiatan luar ruang, untuk menemani dan mendukungnya mencapai puncak setinggi 1,5 ribuan meter di atas permukaan laut

Dikenal dalam bahasa Mandarin sebagai "pei pa," yang berarti "menemani untuk mendaki," mereka adalah pemuda China yang bergabung dengan orang asing dalam perjalanan mereka mendaki gunung-gunung populer dengan membayar sejumlah uang.

Tren ini semakin populer sepanjang 2024, karena tagar terkait "teman pendakian" telah dilihat lebih dari 100 juta kali di media sosial China. Individu muda yang atletis, sering kali mahasiswa, bahkan veteran militer, mengiklankan diri mereka di platform media sosial, seperti Xiaohongshu dan Douyin, dengan profil yang menampilkan tinggi badan, tingkat kebugaran, dan pengalaman mendaki mereka.

Mereka biasanya mengenakan biaya antara 200 hingga 600 yuan (sekitar Rp437 ribu—Rp1,3 juta) per perjalanan. Selama pendakian, "teman perjalanan" ini akan melakukan apa saja untuk mengalihkan perhatian klien mereka dari rasa lelah dan mendorong mereka untuk terus maju: mulai dari bernyanyi, menceritakan lelucon, memainkan musik, menyemangati secara verbal, bahkan sampai membawakan tas, memegang tangan, dan menariknya.

 

2 dari 4 halaman

Beda Bayaran

Petualangan Chen dan teman-teman pendakiannya dimulai sekitar pukul 20.00, sehingga dia bisa tiba di puncak tepat waktu untuk menyaksikan matahari terbit yang terkenal itu. Setelah menilai tingkat kebugarannya, teman pendakiannya merencanakan rute yang sedang dan membawa ranselnya sepanjang perjalanan. Ketika mereka menghadapi angin dingin di puncak, teman pendakian Chen menyewakan mantel tebal untuknya sambil mengarahkannya ke tempat berteduh.

Saat matahari terbit, teman pendakian Chen sudah siap dengan bendera nasional dan alat peraga lain, sehingga dia bisa mengambil foto yang berkesan. Meski dia merasa keterampilan fotografinya masih perlu ditingkatkan, dia menilai teman pendakiannya itu "memuaskan." Layanan tersebut menelan biaya 350 yuan (sekitar Rp765 ribu).

Meski Chen membayar harga yang wajar untuk teman mendaki, ia mengakui bahwa “teman” yang lebih tampan dapat memperoleh tarif yang lebih tinggi. “Daya tarik juga merupakan bagian dari kekuatan mereka," katanya. Pelanggan utama teman pendakian cenderung perempuan muda lajang, tapi hal itu perlahan berubah.

Video seorang mahasiswa pria yang kuat menggendong seorang anak berusia tiga tahun dengan mudah saat mendaki gunung yang curam, sementara ibu batita itu tertinggal jauh di belakang, jadi viral musim panas ini. Chris Zhang, seorang mahasiswa berusia 20 tahun, memanfaatkan kesempatan tersebut musim panas ini.

 

3 dari 4 halaman

Penghasilan Menggiurkan

Sementara beberapa teman sekelasnya memilih magang tradisional, Zhang mencoba mengiklankan dirinya secara daring sebagai teman pendakian. Dengan hari libur nasional yang meningkatkan permintaan, Zhang telah memperoleh lebih dari 20 ribu yuan (Rp43,7 juta) dalam tiga bulan terakhir. Pada periode yang sama, beberapa teman sekelasnya hanya menerima upah bulanan dua ribu yuan (sekitar Rp4,4 jutq) dengan melakukan magang layanan pelanggan.

Zhang mengatakan, jadi teman pendakian memberinya tidak hanya gaji yang lebih tinggi, tapi juga lebih banyak kebebasan untuk berada di luar daripada duduk di depan komputer sepanjang hari. Teman pendakian lainnya, seperti Chen Wudi, menganggapnya sebagai pekerjaan serius.

Setelah berhenti dari pekerjaannya pada April lalu, pria berusia 27 tahun itu memeluk kecintaannya pada hiking dan jadi teman pendakian penuh waktu. Saat ini, Chen menerima hampir 40 pesanan dan menghasilkan sekitar 20 ribu yuan (Rp43,7 juta) per bulan. Itu lebih dari dua kali lipat gaji bulanan rata-rata di China, menurut data pemerintah terkini. Bisnisnya begitu bagus sehingga dia pindah ke Kota Tai'an, tepat di kaki Gunung Tai.

"Pada dasarnya, saya mendaki gunung setiap hari. Terkadang dua kali sehari, bahkan tiga kali sehari," kata Chen. Teman-teman pendakian populer seperti dia menerima pesanan untuk mendaki gunung di seluruh negeri, dan dia akan mendaki gunung mana pun jika transportasi ditanggung klien.

 

4 dari 4 halaman

Bukan Pekerjaan Berkelanjutan, tapi ...

Meski pendapatannya menarik, Chen mengakui pekerjaan itu mungkin tidak berkelanjutan karena melelahkan secara fisik. "Lutut saya sangat sakit, jadi saya mungkin hanya bisa melakukan ini selama beberapa bulan atau setengah tahun," ujar dia.

Popularitas teman pendakian berbayar juga menimbulkan beberapa kekhawatiran. Saat ini, pasar tersebut tidak diatur. Kritikus memperingatkan tentang potensi risiko keselamatan, terutama bagi perempuan muda lajang atau mereka yang memiliki anak kecil.

Beberapa orang khawatir bahwa pemandu yang tidak terverifikasi dapat membawa pendaki amatir ke situasi yang berpotensi berbahaya di gunung. Selain itu, tren ini telah membuka pintu bagi kemungkinan kejahatan, dengan beberapa laporan tentang pelanggan yang ditipu.

Namun, dengan tingkat pengangguran pemuda di China yang tetap tinggi dan banyak anak muda menghadapi tantangan dalam mencari kerja, menjadi teman pendakian menawarkan cara untuk menghasilkan uang dengan cepat sambil memikirkan rencana jangka panjang mereka. Chen Wudi memahami pekerjaan ini mungkin tidak akan bertahan selamanya, tapi dia mengatakan dia membutuhkannya sekarang.

"Saya suka mendaki dan pergi ke tempat-tempat yang berbeda, dan itu menghasilkan cukup uang untuk membiayai hidup saja," akunya.

Video Terkini