Sukses

Ada Beruang Lucu Berenang di Kuah Shabu-shabu, Siapa Mau Coba?

Restoran Kuma-Chan Onsen hadir di Indonesia dengan inovasi unik, memasak shabu-shabu menggunakan beruang agar-agar lucu. Konsep kreatif ini menawarkan pengalaman visual menggemaskan kepada pengunjung.

Liputan6.com, Jakarta - Persaingan di bisnis restoran ketat. Setiap pemilik usaha harus menyiapkan konsep yang menarik agar bisa mendatangkan pelanggan. Langkah itu pun dijalankan Kuma-Chan Onsen, jaringan restoran shabu-shabu asal Jepang yang baru buka perdana di Jakarta.

Diboyong Mayora Group ke Indonesia, restoran shabu-shabu itu membawa konsep unik, yakni memasukkan beruang menggemaskan ke dalam kuah shabu-shabu.

"Kuma, yang berarti beruang dalam bahasa Jepang, menjadi ikon utama. Beruang ini terbuat dari agar-agar alami yang kaya serat, lalu diletakkan dalam air mendidih untuk menciptakan kuah shabu-shabu yang lezat," kata Operational Manager Kuma-Chan Onsen, Nathasia Theno, dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, 13 Desember 2024.

"Visi kami adalah menghadirkan senyuman dan kebahagiaan kepada pelanggan melalui pengalaman unik ini. Kami fokus pada shabu-shabu dengan bentuk beruang sebagai daya tarik utama," sambungnya.

Sebelum menyantap, pengunjung diminta memilih minuman dan rasa kuah shabu-shabu sesuai selera. Saat ini tersedia dalam lima rasa kuah, yaitu kolagen, tom yum, kombu (rumput laut), mushroom, dan malam.

Staf restoran kemudian menyiapkan peralatan seperti kompor, daging, beragam sayuran, dan nasi. Sambal juga tersedia dan dapat diambil sesuka hati.Setelah itu, staf restoran akan menyalakan kompor listrik.

Beruang agar-agar barulah dimasukkan ke dalam kuah mendidih. Ketika beruang meleleh, pengunjung dapat menambahkan daging serta sayuran seperti selada merah, horenso (bayam), enoki, tahu, shiitake, jamur tiram, dan lainnya.

 

2 dari 4 halaman

Beruang Punya 5 Warna

Nathasia menyampaikan beruang yang disajikan terdiri dari lima warna pilihan, yaitu pink, biru, kuning, ungu, dan hijau. Semua warna tersebut dipilih sesuai dengan selera orang Indonesia.

"Proses pembentukan beruang tersebut dimulai dengan agar-agar langsung dibuat di dapur kami, dan bahannya itu menggunakan rumput laut lokal," kata Nathasia. "Bentuk beruang ini tak ditemukan di tempat lain. Saat disajikan ke pengunjung, bentuk agar-agarnya sangat lucu, seperti beruang kecil yang membuat orang tertawa dan merasa senang," tambahnya.

Nathasia menyampaikan, ke depannya akan berusaha menciptakan varian beruang yang lebih banyak dengan tema khusus, seperti untuk Natal, Lebaran, atau Valentine. Semua beruang dapat dipilih warnanya sesuka hati.

"Agar-agar berbentuk beruang ini tidak memiliki rasa, ia hanya berfungsi sebagai elemen visual unik yang dicampurkan dalam kuah untuk membuat pengalaman makan menyenangkan," kata Nathasia.

Tim Lifestyle Liputan6.com ikut mencicipi rasa kuah shabu-shabu tersebut. Kuah dengan rasa Mala memberikan sensasi yang kaya dengan rasa pedas dari rempah lada Sichuan yang kompleks, sedikit asin, namun tidak bikin eneg.

Tekstur daging juga sangat lembut dan enak dikunyah. Terdapat ayam karaage yang menyertai hidangan itu, memberikan tambahan kenikmatan dengan tepung yang pas, garing, dan tidak terlalu tebal.

 

3 dari 4 halaman

Beruang Tak Hanya dalam Hidangan

Nathasia juga menyampaikan, meskipun restoran terdapat elemen Jepang yang dipertahankan, akan tetap disesuaikan dengan preferensi lokal. Bagi pengunjung yang masih awam, mereka biasanya akan menanyakan beruang yang tiba-tiba dicampurkan dalam kuah.

"Banyak yang terkejut dan mengatakan betapa lucunya konsep kami. Pertanyaan mereka biasanya, 'Ini apa? Rasanya seperti apa?'" ujar Nathasia.

Nathasia menyampaikan, tak hanya beruang dalam hidangan saja, beruang juga hadir dalam bentuk boneka lucu. Boneka tersebut bisa dipinjam pengunjung untuk menemani bersantap di meja makan.

"Untuk pengunjung banyak, campur-campur. Ada keluarga, milenial, ibu-ibu arisan, bahkan kadang-kadang bapak-bapak juga datang makan di sini. Mereka suka berfoto dengan makanan atau interiornya, lalu menunjukkan ke anak-anak mereka. Ditambah lagi, interior restoran dihiasi banyak boneka, jadi semakin menarik," kata Nathasia.

Restoran tersebut telah dibuka selama sebulan. "Restoran Kuma-Chan Onsen pertama kali diluncurkan di Indonesia di Jakarta Barat. Kami memilih lokasi ini, karena target market kami adalah keluarga muda, remaja, dan keluarga secara umum. Kebetulan kami mendapat lokasi pertama juga di sini," kata Nathasia.

4 dari 4 halaman

Bersiap Buka di Tempat Lain

Sejak dibuka, cabang Kuma-Chan Onsen di Jakarta itu terus mengalami peningkatan pengunjung. "Kami bersyukur karena diterima dengan baik oleh customer. Mereka happy dan banyak yang sudah tahu konsep ini sebelumnya. Kebetulan, konsep ini sudah viral di Jepang dan juga sudah buka di Singapura," ujar Nathasia. 

Ia berharap konsep seperti ini akan selalu berkembang dengan baik di Indonesia. "Tahun depan kami rencanakan buka di dua atau tiga tempat lain di Jakarta," tambahnya.

Nathasia menyampaikan bahwa sebelum membawa konsep Jepang ke Indonesia, ia bersama tim Mayora melakukan riset yang mendalam. Saat melihat Kuma-Chan Onsen di Jepang yang unik, ia pun menjalin kolaborasi.

"Kami mulai menjalin kerjasama dengan brand Jepang ini sejak tahun lalu karena merasa bisnis dapat berpotensi di Indonesia, kemudian untuk persiapan di Indonesia ini bisa mencapai sekitar enam bulan hingga satu tahun," kata Nathasia.