Liputan6.com, Jakarta - Berasal dari Sulawesi Selatan, kapal phinisi menjelma menjadi kapal kebanggaan Indonesia. Keberadaannya tersebar di mana-mana, termasuk di Teluk Jakarta. Pengalaman berlayar itulah yang dihadirkan oleh Kapal Jakarta Phinisi.Â
Kapal phinisi tersebut dibuat langsung di Sulawesi Selatan sebelum dioperasikan sebagai kapal wisata di Jakarta. Penyewa bisa menggelar beragam acara, seperti ulang tahun, rapat, atau bahkan pesta, seperti di momen Tahun Baru mendatang.
"Di Jakarta, kapal phinisi satu-satunya dapat ditemukan di Pluit, sementara kapal phinisi lainnya dapat ditemukan di Labuan Bajo dan Bali. Jika pengunjung ingin meminjamnya untuk acara, mereka bisa menghubungi Jakarta Phinisi melalui DM di akun media sosial," kata Yusran kepada Lifestyle Liputan6.com ditemuia di Jakarta pada Kamis, 12 Desember 2024.
Advertisement
Dikutip dari katalog Jakarta Phinisi di akun Instagram @jakartaphinisi, pengelola menyediakan beragam pilihan paket, seperti pake full day untuk pesta ulang tahun seharga Rp109 juta. Saya turut mencoba berlayar dengan kapal phinisi di Teluk Jakarta dari Baywalk Mall, Pluit, Jakarta Utara.
Sebelum naik kapal phinisi, pengunjung terlebih dahulu akan dijemput menggunakan kapal getek yang berkapasitas 10 orang. Perjalanan dengan kapal getek memakan waktu sekitar 4-5 menit sebelum tiba di kapal phinisi di tengah laut.
Kapal itu terbagi menjadi empat lantai. Lantai terbawah digunakan sebagai tempat tidur bagi awak kapal. Sementara lantai pertama atau main deck berfungsi sebagai area operasional kapal, dilengkapi dengan ruang dalam, pintu, kursi, meja makan, dan jendela yang menghadap ke laut, yang juga digunakan untuk makan pengunjung.Â
Disukai Turis Asing
Lantai kedua adalah ruang kapten sekaligus menjadi tempat favorit pengunjung untuk berfoto. Lantai ini juga dapat digunakan untuk makan. Sementara, lantai ketiga ada top dek, dan lantai paling atas kapal terdapat rooftop spot tempat pengunjung dapat bersantai sambil menikmati live music dan senja selama perjalanan.
Di atas kapal, pengunjung akan merasakan ketenangan sambil disapu angin laut. Pemandangan matahari terbenam terlihat indah dari kapal. Begitu malam, lampu-lampu dari berbagai gedung di daratan terlihat cantik. Setelah berlayar, kapal getek akan kembali menjemput untuk membawa pengunjung kembali ke dermaga.
"Pengunjung yang naik ke kapal ini mungkin sudah mencapai jutaan. Setiap event dapat menampung hingga 150 orang maksimal," kata Yusran.Â
"Mengenai batas waktu, untuk acara di daerah Pluit, kami memiliki batasan hingga jam 10 malam. Jika ada acara dengan musik keras atau suara bising lainnya, acara harus selesai paling lambat jam 11 malam, sesuai dengan izin yang kami miliki," imbuhnya.
Sejauh ini, banyak turis asing yang menyewa kapal tersebut, misalnya dari Prancis dan India, selain masyarakat lokal. Tamu yang menyewa kapal dapat mengatur jalannya acara sesuai yang diinginkan, pihak kapal akan mengikutinya.
Â
Advertisement
Dibuat Langsung di Sulawesi Selatan
Â
"Untuk acara di kapal, kami bekerja sama dengan berbagai restoran, seperti Oma Elly dan lainnya, tergantung pada permintaan klien. Klien bisa memilih menu sesuai restoran yang mereka inginkan," kata Yusran.
Ia juga menjelaskan daya tarik kapal ini terutama pada layarnya yang saat itu sedang tidak dinaikkan lantaran angin yang kencang. "Lima layar di depan dan dua layar di belakang, sehingga total ada tujuh layar. Filosofi di balik jumlah layar ini berhubungan dengan agama Islam, meski saya kurang memahami secara mendalam," kata Yusran.Â
Yusran menjelaskan kapal tersebut mulai dibangun pada 2017 dan berlayar pada 2018 langsung dari Sulawesi. Badan kapal seluruhnya terbuat dari kayu. "Kayu yang digunakan berasal dari Sulawesi, dengan bodi kapal menggunakan kayu ulin, sementara rangka, papan, dinding, dan lantai menggunakan kayu jati," terang Yusran.
"Kapal ini dirancang dapat bertahan hingga 10 tahun atau lebih tanpa perlu mengganti kayu, karena kayunya dapat diperbaiki. Namun, setiap tahun kapal ini harus melalui proses perawatan dengan sistem doping (pemeriksaan rutin). Perawatan ini dilakukan oleh tukang kayu yang ahli dan dilanjutkan dengan pengecekan oleh pihak terkait, seperti BKI, untuk memastikan kelayakan kapal," tambahnya.
Sempat Diparkir Selama Pandemi
Yusran mengenang, saat pandem,i kapal Jakarta Phinisi sempat berhenti berlayar total dan diparkir di kawasan Pluit. Kapal baru kembali berlayar sekitar 2022. "Tantangan terbesar saat itu adalah penurunan pendapatan dan pengurangan gaji akibat situasi yang tidak menentu. Tapi tak hanya sektor pariwisata saja, semua ikut terdampak," kata Yusran.
Yusran menyampaikan bahwa setelah kembali berlayar, pemesanan kapal kembali meningkat dengan respons pengunjung sangat positif. Mereka merasa senang dan puas, menganggap kapal phinisi sebagai tempat berwisata yang menyenangkan dengan pelayanan yang baik.
"Setiap tahun, jumlah pengunjung terus meningkat dan feedback yang diterima pun selalu baik," kata Yusran.
"Mengenai kru kapal, saat ini ada 6 orang yang bertugas mengoperasikan kapal. Untuk persiapan operasional kapal, kami sudah pastikan memiliki tangki induk yang terletak di bawah lantai kapal. Sebelum berangkat, kami memastikan persediaan bahan bakar cukup untuk perjalanan, seperti estimasi 5000 liter untuk kebutuhan satu bulan. Kapal ini telah memiliki izin berlayar," tambahnya.
Advertisement