Liputan6.com, Jakarta - Kasus keracunan minuman beralkohol kembali terulang. Terbaru, tujuh turis dirawat di rumah sakit karena diduga keracunan usai minum cocktail di sebuah bar di resor mewah di Fiji.
Ketujuh turis, empat di antaranya warga Australia, dilarikan ke rumah sakit setelah meminum cocktail dari bar di Warwick Fiji pada Sabtu, 14 Desember 2024. Para turis yang berusia 18--56 tahun itu mengalami mual, muntah, dan gejala neurologis, menurut pernyataan Kementerian Kesehatan setempat.
Pada Senin (16/12/2024), dua orang masih dirawat di unit perawatan intensif Rumah Sakit Lautoka dalam kondisi stabil. Wakil Perdana Menteri Fiji Viliame R. Gavoka menyatakan sisanya telah dipulangkan.
Advertisement
Mengutip CNN, Sekretaris Tetap untuk Kementerian Kesehatan dan Layanan Medis Fiji dr. Jemesa Tudravu menyatakan masih terlalu dini menentukan penyebab keracunan tersebut. "Kami belum mendapatkan hasil investigasi dan kami tidak tahu apakah itu adalah pencampuran atau penyebab lainnya sampai kami menyelesaikan investigasi kami," katanya dalam pengarahan pada hari ini.
David Sandoe, warga Sydney, mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation bahwa dia menerima telepon yang mengatakan putrinya dan cucunya termasuk di antara mereka yang dirawat di rumah sakit. Dia mengatakan mereka adalah bagian dari sekelompok orang yang minum cocktail piña colada sebelum jatuh sakit.
"Ada sekelompok mereka di lounge resort ini dan mereka minum cocktail yang sama dan sayangnya, tujuh orang mengalami gejala yang telah dibicarakan," kata Sandoe.
Â
Pemerintah Australia Keluarkan Peringatan
Dia mengatakan kerabatnya dijadwalkan untuk terbang pulang pada akhir Senin. Laporan media Australia menyebutkan bahwa salah satu turis yang sakit adalah warga Amerika. Kedutaan Besar AS di Fiji mengatakan kepada CNN bahwa mereka mengetahui laporan tersebut tetapi tidak memiliki tambahan informasi.
Menteri Keuangan Australia Jim Chalmers mengonfirmasi bahwa empat warga Australia menerima dukungan dari pejabat departemen. Dia mengatakan situasi itu sangat memprihatinkan dan mengarahkan pada saran perjalanan yang diperbarui dari Departemen Luar Negeri untuk berhati-hati terhadap pencampuran minuman dan keracunan alkohol di Fiji.
"Jangan meninggalkan minuman Anda tanpa pengawasan. Perhatikan saat minuman Anda dicampur dan dapatkan bantuan medis segera jika Anda menduga ada yang tidak beres," katanya.
Sementara, Gavoka, yang juga menjabat sebagai Menteri Pariwisata Fiji, meyakinkan para pelancong bahwa insiden tersebut sangat terisolasi. "Tidak ada insiden lain yang dilaporkan baik di resort maupun di seluruh Fiji. Resort ini telah beroperasi di Fiji dengan sukses selama bertahun-tahun dan memiliki reputasi yang kuat, terutama di antara pengunjung Australia kami," katanya dalam sebuah pernyataan hari ini.
Advertisement
Respons Pihak Resor
"Manajemen resor telah meyakinkan kami bahwa mereka tidak terlibat dalam praktik seperti mengganti bahan atau mengubah kualitas minuman yang disajikan kepada tamu,"Â imbuh Gavoka.
Warwick Hotels and Resorts mengoperasikan akomodasi mewah di seluruh dunia, termasuk di AS, Eropa, dan Timur Tengah. Di Fiji, suite kerajaan yang menawarkan pemandangan pohon palem dan hamparan luas Samudra Pasifik berharga sekitar USD500 (sekitar Rp8 juta) per malam.
Dalam sebuah pernyataan, Warwick Fiji mengatakan bahwa mereka menanggapi masalah ini dengan sangat serius. "Saat ini, kami tidak memiliki detail yang pasti, tetapi kami berkomitmen untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan tamu kami," kata hotel tersebut.
Gavoka mengatakan hampir satu juta turis mengunjungi pulau itu setiap tahun dan ribuan turis saat ini berlibur di Pulau Pasifik. "Ini adalah satu-satunya kasus yang dilaporkan dari jenisnya yang pernah kami alami dalam ingatan baru-baru ini, dan tentu saja tidak ada yang seperti ini yang terjadi tahun ini," katanya.
"Meskipun kami memahami kekhawatirannya, kami ingin menekankan bahwa pengalaman wisata di Fiji biasanya sangat aman, dan kami telah bertindak segera untuk mencoba menemukan penyebab yang membuat para tamu ini, di resort ini, jatuh sakit."
Kasus Serupa di Laos
Kasus ini terjadi hanya beberapa minggu setelah enam turis meninggal dunia akibat keracunan metanol setelah minum di sebuah bar di Laos. Keenam korban terdiri dari dua remaja Australia, seorang wanita Inggris, seorang pria Amerika, dan dua wanita Denmark. Disebutkan bahwa, itu belum termasuk laporan tentang korban lain yang sakit. Pada Selasa, 26 November 2024, afiliasi CNN Nine News melaporkan bahwa seorang warga negara Australia ketiga yang dirawat di rumah sakit dalam kondisi stabil.Â
Otoritas Laos menahan delapan staf hostel backpacker di tengah proses penyelidikan kasus kematian enam turis asing yang diduga akibat keracunan metanol, menurut media yang berafiliasi dengan negara di negara Asia Tenggara tersebut. Ke delapan tersangka merupakan karyawan Nana Backpacker Hostel yang berlokasi di Kota Vang Vieng, utara Laos.
Seluruhnya adalah warga negara Vietnam berusia antara 23--44 tahun, ditangkap polisi pada Senin, 25 November 2024, menurut laporan Laotian Times. Mengutip CNN, Rabu, 27 November 2024, penyelidikan itu berfokus pada informasi bahwa para turis asing ditawari minuman keras (miras) gratis di hostel yang diinapi setidaknya lima dari enam korban yang meninggal.Â
Associated Press melaporkan sebelumnya manajer dan pemilik hostel, yang juga warga negara Vietnam, ditahan untuk diinterogasi polisi. Manajer sebelumnya mengatakan bahwa dua perempuan Australia bergabung dengan lebih dari 100 tamu untuk minuman keras gratis di hostel sebelum pergi keluar malam, tetapi dia menyangkal bahwa tamu lain melaporkan masalah apa pun, menurut AP.Â
Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement