Sukses

Pilah-pilih Mainan yang Tepat untuk Dukung Tumbuh Kembang Anak

Memilih mainan sesuai usia penting untuk stimulasi motorik, kognitif, dan emosional anak.

Liputan6.com, Jakarta - Memilih mainan yang tepat ternyata penting untuk mendukung tumbuh kembang anak. Mainan yang sesuai dapat membantu perkembangan motorik, kognitif, dan emosional mereka.

Dokter Spesialis Anak Mitra Keluarga, dr. Debora, Sp.A, menyampaikan bahwa orangtua punya peran krusial dalam mendukung tumbuh kembang anak.  "Ketika kita membicarakan perkembangan, terutama perkembangan otak, hal utama yang perlu dilakukan adalah stimulasi," kata dr. Debora saat jumpa pers di Tangerang, Rabu, 18 Desember 2024.

Ia menyambung, "Stimulasi itu sama dengan bermain kalau buat saya. Jadi, saat kita menstimulasi anak, itu artinya kita bermain bersama mereka. Bermain membutuhkan alat bantu, dan alat bantu paling umum adalah mainan. Mainan berfungsi sebagai sarana menstimulasi anak-anak."

Dokter Debora menyampaikan, semua mainan sebenarnya dapat berfungsi sebagai medium edukasi bagi anak. Namun, implementasinya tergantung pada cara penggunaan yang tepat oleh orangtua.

"Misalnya, untuk melatih motorik halus atau kognitif anak, kita bisa memberikan balon-balon kecil. Saat mereka memasang dan melepaskan, itu melatih kekuatan jari mereka. Sementara kemampuan kognitif, kita bisa menggunakan puzzle yang membantu anak belajar memecahkan masalah dan mengingat gambar tertentu," ujar dr. Debora.

Ia menambahkan, "Kalau kita ingin melatih anak bekerja sama atau bersosialisasi, mainan seperti role play sangat membantu. Mereka bisa belajar bergantian, berbagi, dan saling bekerja sama. Untuk melatih kreativitas, kita bisa menggunakan balok-balok kecil atau mainan magnet yang dapat disusun sesuai imajinasi mereka."

2 dari 4 halaman

Bagaimana Cara Mengetahui Mainan yang Tepat untuk Anak?

Dokter Debora menyampaikan, sarana menstimulasi anak harus tepat sasaran sesuai usia. Untuk mengetahuinya, penting bagi orangtua memperhatikan milestone perkembangan anak.

"Kita mesti tahu tahapan perkembangan anak. Misalnya, usia anak dua bulan, matanya cuma bisa lihat hitam dan putih, jaraknya cuma 30 cm, jadi enggak bisa jauh-jauh. Cara kita bermain mungkin mainan yang sifatnya warnanya hitam dan putih, kontras gitu," bebernya.

"Kemudian, kita mainkan dekat dengan anak, mungkin sambil tiduran, sambil bercerita tentang mainan tertentu. Kalau misalnya anaknya sudah mulai agak besar, di atas satu tahun, dia sudah bisa memasang-masangkan benda, kita bisa pakai balok yang ukurannya besar-besar dulu, karena di bawah dua tahun, ada risiko tersedak," tambahnya.

Dokter Debora menyampaikan, dengan balok-balok besar, anak-anak didorong untuk berkreasi sambil melatih motorik halus mereka. Setelah anak bertambah usia dan dirasa tepat, balok-balok tersebut dapat diganti dengan yang lebih kecil.

Dokter Debora menambahkan, dengan memperhatikan tahapan perkembangan anak, mainan yang digunakan pun dipastikan akan aman. Mainan-mainan di Indonesia, kata dia, sudah memiliki standar tersendiri, termasuk menggunakan material yang aman.

3 dari 4 halaman

Menyeimbangkan Simulasi dan Nutrisi pada Anak

Dokter Debora menekankan bahwa stimulasi dan nutrisi harus seimbang. "Untuk memastikan nutrisi diberikan sesuai usia, kita bisa membaginya menjadi dua tahap, yaitu di bawah enam bulan dan di atas enam bulan," kata dia.

"Di bawah enam bulan," ungkapnya. "ASI adalah nutrisi terbaik, tidak ada yang bisa menggantikannya. Kemudian, di atas enam bulan, anak mulai mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI)."

Ia juga menjelaskan, MPASI sebenarnya sama seperti makanan keluarga, hanya saja teksturnya masih disesuaikan. Makanan perlu disaring atau dilumat hingga anak berusia satu tahun. "Sementara itu, di atas satu tahun, WHO merekomendasikan pemberian susu tambahan sebagai sumber protein. Susu yang disarankan adalah susu pasteurisasi tanpa rasa," kata dr. Debora.

Ia menyampaikan bahwa orangtua dapat berupaya memenuhi kebutuhan dasar anak, mulai dari asih, asuh, sampai asah. Ketiganya harus terpenuhi untuk mencapai tumbuh kembang anak dengan optimal.

"Asih, kita mengasihi anak mulai dari dia di dalam kandungan, memberikan pola parenting yang positif. Selanjutnya, asuh, kita mengasuh, nurturing, berarti memberikan nutrisi yang terbaik buat anak-anak. Kemudian, asah, mengasah, berarti kita menstimulasi anak-anak untuk bisa terus bertumbuh, berkembang," tutur dr. Debora.

4 dari 4 halaman

Program Senyum Anak Negeri

Melihat pentingnya perkembangan stimulasi dan nutrisi anak, Toys Kingdom dan MilkLife meluncurkan program "Senyum Anak Negeri." GM Marketing Communication Toys Kingdom, Ellen Widodo, menyampaikan program ini berfokus pada anak usia 1--5 tahun di Desa Mbuit, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Melalui program 'Senyum Anak Negeri,' Toys Kingdom dengan bangga berkolaborasi bersama MilkLife. Kami mengajak pelanggan mendonasikan mainan bekas dalam periode yang berlangsung hingga Februari 2025, di mana setiap satu mainan bekas yang didonasikan akan dihargai dengan satu kota susu Milklife, yang akan disalurkan kepada 360 anak di Desa Mbuit," kata Ellen.

Ia melanjutkan, "Tak hanya itu, mainan bekas dan kotak susu tersebut akan didaur ulang menjadi meja dan kursi sehingga manfaatnya berkelanjutan. Selain itu, kami menargetkan pemberian susu sebanyak tiga kali sehari selama tiga bulan untuk anak-anak yang masuk dalam kategori gizi kurang, gizi buruk, maupun stunting."

Ellen menjelaskan, jenis mainan yang didaur ulang adalah mainan yang terbuat dari material plastik. Jadi, pelanggan yang menyumbangkan mainan-mainan bekasnya, akan dipilah lagi oleh mereka. Mainan akan dipilah antara plastik dan non-plastik untuk mempermudah daur ulang.

Video Terkini