Sukses

Curah Hujan Tinggi Jelang Libur Nataru, Destinasi Wisata Alam di Pulau Jawa dan Sekitarnya Termasuk Kawasan Rawan Bencana

Curah Hujan Tinggi Jelang Libur Nataru, Destinasi Wisata Alam di Pulau Jawa dan Sekitarnya Termasuk Kawasan Rawan Bencana

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca ekstrem, terutama curah hujan yang tinggi di beberapa daerah di Indonesia, menjadi perhatian banyak pihak, termasuk Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Mereka menyoroti bahwa curah hujan yang tinggi membuat beberapa destinasi wisata di sejumlah daerah rawan bencana jelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (libur Nataru).

"Curah hujan tinggi selama periode November sampai Desember ini, jadi salah satu penyebab sejumlah daerah bisa jadi termasuk rawan bencana," terang Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar Hariyanto dalam Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2024 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Jumat, 20 Desember 2024.

Hariyanto mengatakan curah hujan yang tinggi mendominasi provinsi di Pulau Jawa, tapi provinsi lain tetap harus waspada terhadap potensi serupa. Sejumlah provinsi lain yang disebut berpotensi bencana serupa, khususnya terkait bencana hidrometeorologi adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali dan wilayah Nusa Tenggara.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak kementerian sudah menyebarkan surat edaran ke seluruh pemerintah daerah sejak awal Desember 2024. Di dalamnya terdapat pedoman penyelenggaraan berwisata yang aman, nyaman dan menyenangkan. Selain itu, Kementerian Pariwisata pada 12 Desember 2024 kembali mengedarkan surat terkait risk assessment, yang tujuannya untuk mengingatkan kembali langkah-langkah mitigasi di lokasi wisata.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa mengatakan berdasarkan data yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), wilayah Jawa masih menjadi tempat terjadinya pergerakan wisatawan yang tertinggi selama masa libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 atau libur Nataru.

"Ini memang jadi fokus perhatian kita. Di beberapa destinasi alam terbuka seperti pantai, akan kita pantau terus. Mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Ni Luh.

 

2 dari 4 halaman

Mengurangi Risiko Bencana

Hal tersebut menyebabkan Pulau Jawa dinilai menjadi daerah yang paling rawan bencana. Ditambah lagi, banyak destinasi wisata alam yang akan dikunjungi oleh masyarakat. Ni Luh menyebut Kemenpar sudah menyambangi beberapa tempat untuk mempersiapkan sejumlah fasilitas publik yang dapat menunjang kenyamanan liburan dan mengurangi risiko bencana.

Salah satunya kunjungan ke Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, buat meninjau kesiapan pihak bandara mengurangi kemacetan. Di Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Ni Luh smeninjau langsung kesiapan mulai dari alur kedatangan, ketibaan kapal, kebersihan toilet yang bisa menunjang kenyamanan seluruh wisatawan sampai dengan sejumlah fasilitas umum berupa monitoring room, customer service, hingga ruang menyusui.

Peninjauan langsung selanjutnya juga akan dilaksanakan di berbagai lokasi seperti Taman Impian Jaya Ancol, Kebun Binatang Ragunan hingga Taman Safari di Bogor yang juga diperkirakan akan didatangi banyak pengunjung di masa libur Nataru.

Mesk begitu, Kemenpar menilai masa libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 bakal berdampak signifikan terhadap pergerakan pariwisata dan ekonomi negara. Pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) selama Desember diyakini bakal meningkat sampai 110,7 juta pergerakan, dengan potensi pergerakan ekonomi mencapai sekitar Rp166 triliun.

3 dari 4 halaman

Memantau Pergerakan Wisatawan di Periode Puncak

Sementara pergerakan wisatawan mancanegara (wisman) diproyeksikan sebanyak satu juta hingga 1,32 juta kunjungan dengan perputaran uang mencapai Rp22,5 triliun hingga Rp29,2 triliun. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyatakan akan ikut memantau pergerakan wisatawan, terutama di periode puncak.

"Sebagaimana dikoordinasikan sebelumnya, kami memantau pergerakan wisatawan terutama untuk periode puncak, yakni 21 sampai 24 Desember, 28 hingga 31 Desember 2024, dan 2 hingga 5 Januari 2025," kata Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Wardhana dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Kesiapan Operasi Lilin 2024 yang berlangsung di Auditorium STIK/PTIK, Jakarta, Senin, 16 Desember 2024, dikutip Selasa, 17 Desember 2024.

Berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan, potensi pergerakan masyarakat secara nasional pada musim libur Nataru masih terpusat di Pulau Jawa. Tiga provinsi tujuan utama adalah Jawa Tengah, DI Yogyakarta, serta Jawa Barat. Daerah lain yang diperkirakan juga akan menerima banyak kunjungan wisatawan adalah Jabodetabek, Jawa Timur, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bali, Lampung, serta Sulawesi Selatan.

"Apresiasi kami sampaikan kepada Kementerian Perhubungan dan bandara serta pemangku kepentingan lainnya yang terlibat dalam Posko Nataru di setiap lokasi. Juga persiapan berbagai sarana prasarana dan fasilitas yang disiapkan untuk menjaga pengalaman berwisata yang baik seperti di (Bandara) Bali, ada jembatan penyeberangan orang yang menghubungkan terminal kedatangan dan keberangkatan ke tempat penurunan penumpang atau drop off serta gedung parkir," tutur Menpar Widi.

4 dari 4 halaman

Mewaspadai Cuaca Ekstrem

Widi juga berencana untuk memaksimalkan kanal komunikasi yang dimiliki dalam menyebarkan bahan publikasi dan sosialisasi informasi kepada wisatawan agar dapat bersama-sama menjaga pengalaman berwisata secara mandiri juga bertanggung jawab. Langkah ini diharapkan dapat memberikan panduan praktis serta meningkatkan kesadaran wisatawan dalam menghadapi berbagai situasi selama liburan sehingga pengalaman wisata tetap aman, nyaman, dan menyenangkan.

BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini untuk waspada cuaca ekstrem selama periode Natal dan Tahun Baru. Cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu kekhawatiran utama wisatawan.

"Cuaca ekstrem dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan. Karena itu, saya mendorong seluruh pemangku kepentingan di sini untuk secara rutin memantau informasi terbaru mengenai prakiraan cuaca dan menjadikan bagian integral dari koordinasi dalam menghadapi periode Natal dan tahun baru," kata Widi.

Sementara, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menerangkan Polri menyiapkan 2.794 posko terdiri dari 1.852 pos pengamanan, 735 pos pelayanan, dan 207 pos terpadu untuk mengamankan 61.452 objek pengamanan di antaranya gereja, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, objek wisata maupun objek perayaan tahun baru.