Sukses

Kisah Toko Sandwich Ramah di Kantong, Hidden Gem di Pasar Kliwon Mojokerto yang Hampir Mati

Penjual sandwich itu berharap tokonya bisa kembali menghidupnya Pasar Kliwon Mojokerto yang kini bisa dibilang 'hidup segan mati tak mau'.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah sepinya Pasar Kliwon, Mojokerto, ada penjual sandwich yang tetap bertahan. Dengan semangat tinggi, ia terus berusaha mempertahankan toko sandwichnya di tengah kondisi pasar yang sepi.

Rani Cahyanti, pendiri Sandwich Picnic Addict, menyampaikan bahwa toko sandwichnya dibuka di pasar itu sejak 16 Juli 2023. Ia memilih tempat yang sepi tersebut karena menjadi lokasi yang mudah dijangkau.

"Memilih Pasar Kliwon karena lokasinya di tengah, strategis, mau ke mana-mana dekat. Terus karena udah mati juga, jadi biaya sewanya murah, sesuai dengan bujet yang kami miliki waktu itu," kata Rani kepada Lifestyle Liputan6.com saat diwawancarai secara online pada Sabtu, 21 Desember 2024.

Rani mengungkapkan bahwa saat pertama membuka toko di tempat itu, banyak orang meremehkan dan merasa heran lantaran kondisi pasar yang telah hampir mati. Namun, ia tak peduli dan terus berusaha mengembangkan usahanya itu dengan berbagai varian sandwich untuk menarik pengunjung.

"Untuk harga Rp10.000-Rp12.000 saja. Ada delapan varian sandwich, dengan enam di antaranya merupakan varian manis, dan dua lainnya merupakan varian Asia atau savory," kata Rani.

"Saat ini terdapat varian sando (sandwich) kami yang best seller, yaitu kokonatsu sando (sandwich) yang berisi buah alpukat dan nata de coco. Pakai roti pandan dan dipadukan dengan krim yang manisnya pas. Harganya Rp12.000 aja," tambahnya.

Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan sandwich ini adalah roti tawar, krim, dan varian buah-buahan segar untuk isian. Ia selalu membeli buah segar dari pasar setiap hari untuk menjaga kualitas sandwichnya.

2 dari 4 halaman

Berjualan Sambil Menghidupkan Pasar Kliwon

Menurut Rani, Pasar Kliwon meskipun hampir mati, tetap punya daya tarik sendiri. Selain harga sewa yang sesuai bujet, berjualan di pasar ini menjadi langkah untuk menghidupkan kembali pasar yang tak lepas dari kenangan masa lalu.

"Saya, dan mungkin warga Mojokerto, pasti punya kenangan tersendiri dengan pasar ini. Waktu kecil, saya sering dibawa orang tua ke sini untuk beli pakaian dan beli buku. Sampai saya SMA, kalau cari buku paket pasti ke sini," kata Rani.

"Kami jadi ekstra effort buat mendatangkan konsumen dengan segala aktivitas brand yang kami lakukan dan tentunya nge-push konten di media sosial kami,"tambahnya.

Rani menyampaikan bahwa target utama pengunjungnya adalah Generasi Z. Banyak pengunjung seringkali terkejut karena ada yang berjualan di tempat yang sepi itu.

"Mereka nggak expect kalau ada yang jualan sweet sandwich di pasar yang terbengkalai ini, dan katanya rasanya enak," kata Rani.

"Sepi sekali, namun suasana itu yang bisa membuat saya dan konsumen ngobrol santai dan intim. Sering sekali sambil saya dongengi tentang sejarah Pasar Kliwon, kenapa jadi sesepi ini, dan lain-lain," tambahnya.

3 dari 4 halaman

Dari Jualan di Jalan hingga Membuka Toko

Rani menyampaikan bahwa selama menjalankan usahanya, ia tak lepas dari tantangan. Sebelum membuka gerai di Pasar Kliwon, ia sempat berjualan di jalan.

"Namun, kendala utamanya adalah cuaca sama tempat. Kadang kejar-kejaran sama Satpol PP karena tidak semua tempat umum boleh untuk jualan. Kemudian terpikirkan untuk membuka toko," kata Rani. "Ya, hanya bisa pasrah dan legowo. Kalau diusir ya pindah atau pulang, karena memang kita nggak punya tempat."

Ia kembali mengenang pengalaman tersulitnya dalam menjual sandwich. "Pernah waktu itu hujan, angin, dan di mana-mana banjir sehingga sandwich kita hanya terjual 1 sampai 2 pcs aja, padahal produksi kita banyak hari itu karena weekend. Alhamdulillah sekarang udah ada toko, jadi terselamatkan."

Rani menyampaikan bahwa tokonya mempekerjakan satu karyawan. Toko dibuka setiap Selasa--Minggu pukul 10.00-16.00 WIB, dengan penjualan di jalanan menggunakan sepeda dimulai pukul 05.30-08.30 WIB.

"Kalau setiap hari rata-rata pengunjung di toko 3--10 orang aja. Dan karena kami juga jualan di street pakai sepeda, jadi bisa nutup operasional toko," kata Rani. "Untuk penjualan di street, kita berhenti di alun-alun sama GOR olah raga. Jadi bukan keliling, cuma pagi aja 05.30-08.30," tambahnya.

4 dari 4 halaman

Toko Sederhana yang Memenuhi Kegemaran Pemiliknya

Rani menyampaikan bahwa kondisi Pasar Kliwon saat ini sangat sepi, hanya sekitar 10 toko yang masih buka. Hal ini dikarenakan pedagang-pedagang sebelumnya telah hijrah ke pasar yang baru dibangun oleh pemerintah.

"Yang membuat saya tetap keukeuh bertahan di Pasar Kliwon karena tugas saya belum selesai. Saya belum bisa memastikan pasar ini hidup kembali," kata Rani.

Rani juga menyampaikan bahwa toko yang ia cita-citakan adalah toko yang sederhana. Yang terpenting adalah mampu menampung segala kegemarannya dalam menjalankan usaha.

"Lagi pula toko yang saya idam-idamkan justru yang kecil, hanya memiliki sedikit space dine-in, dan mampu menampung gear/segala kegemaran saya seperti sepeda, buku, alat-alat piknik saya. Bahkan sampai sekarang kalau orang bilang 'semoga tokonya tambah besar, cabangnya di mana-mana,' saya suka bingung karena itu bukan goals saya sebagai owner," kata Rani.

"Saya ingin Picnic Addict tetap seperti ini saja: jualan di sepeda, punya toko kecil yang saya rawat sendiri, tiap hari ketemu konsumen, ngobrol ngalor-ngidul, dan mampu memberi dampak kecil buat sekitar dengan aktivitas dan campaign kami," ia menyambung.