Liputan6.com, Jakarta - Istri Presiden Suriah Bashar Al Assad, Asma, mengajukan gugatan cerai terhadap suaminya ke pengadilan Rusia dan meminta izin khusus meninggalkan Moskow. Saat ini, permohonannya dilaporkan sedang dievaluasi otoritas Rusia. Asma al-Assad punya dua kewarganegaraan, yaitu Inggris dan Suriah.
Ia lahir dan besar di London, Inggris, meski kedua orangtuanya berasal dari Suriah. Melansir Times of India, Selasa (24/12/2024), Bashar al-Assad dan keluarganya kabur ke Rusia setelah rezimnya ditumbangkan kelompok pemberontak yang didukung mayoritas warga Suriah, awal bulan ini.
Meski permintaan suakanya diterima pemerintah Rusia, Assad dilaporkan masih dikenai pembatasan yang ketat. Ia tidak diizinkan meninggalkan Moskow atau terlibat dalam kegiatan politik apapun. Otoritas Rusia juga membekukan aset dan uangnya.
Advertisement
Asetnya meliputi 270 kilogram emas, uang dua miliar dolar AS, dan 18 apartemen di Moskow. Saudara laki-laki Bashar, Maher al-Assad, belum diberikan suaka di Rusia, dan permintaannya masih dalam peninjauan.
Maher dan keluarganya berada dalam tahanan rumah di Rusia. Sementara itu, Asma bukan hanya tidak bahagia tinggal di Rusia sehingga mencari izin kembali ke London, tapi ia juga ingin menjalani perawatan medis yang mendesak.
Langkah Asma muncul dalam laporan sejumlah media Arab dan Turki. Menurut surat kabar Haber Turk, Asma, yang telah didiagnosis menderita leukemia, mengajukan dua petisi ke pengadilan Rusia.
Satu petisi untuk bercerai, sementara petisi lain meminta izin meninggalkan Moskow. Sumber yang dekat dengan pasangan tersebut mengungkap bahwa Asma, yang bekerja sebagai bankir investasi di London sebelum menikah dengan Bashar, sangat ingin kembali ke Inggris untuk mendapat perawatan medis yang lebih baik.
Namun, keinginan Asma untuk bercerai dan meninggalkan Rusia dibantah juru bicara Kremlin. Saat konferensi pers, jubir Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, "Tidak, itu tidak sesuai dengan kenyataan," lapor BBC.
Kremlin Bantah Istri Bashir al-Assad Gugat Cerai
Peskov juga membantah laporan yang mengatakan Bashar al-Assad telah dibatasi geraknya di Moskow dan aset properti miliknya dibekukan. Rusia adalah sekutu setia rezim Assad dan telah memberi dukungan militer selama perang saudara Suriah.
Melansir kanal Global Liputan6.con yang mengutip laporan media Turki pada Minggu, 22 Desember 2024, Asma memang memiliki kewarganegaraan ganda Suriah-Inggris, namun Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris sebelumnya menegaskan bahwa dia tidak akan diizinkan kembali ke negara itu.
Berbicara di parlemen awal bulan ini, Menlu David Lammy menuturkan, "Saya ingin mengonfirmasi bahwa dia adalah individu yang dikenakan sanksi dan tidak diterima di sini, di Inggris." Dia menambahkan bahwa dia akan melakukan "segala yang saya bisa" untuk memastikan tidak ada anggota keluarga Assad yang "mendapat tempat di Inggris."
Perempuan berusia 49 tahun ini lahir di Inggris dari orangtua asal Suriah pada 1975 dan dibesarkan di Acton, London Barat. Dia pindah ke Suriah pada 2000 saat berusia 25 tahun dan menikah dengan suaminya hanya beberapa bulan setelah dia menggantikan ayahnya, Hafez al-Assad, sebagai presiden.
Advertisement
Artikel Istri Bashar al-Assad Dihapus dari Vogue
Selama 24 tahun jadi ibu negara Suriah, Asma telah jadi sorotan media Barat. Sebuah artikel yang menuai kritik di majalah Vogue tahun 2011 menyebutnya "mawar di padang pasir" dan menggambarkannya sebagai "ibu negara paling segar dan magnetis." Artikel tersebut kini telah dihapus dari situs web Vogue.
Hanya sebulan setelah itu, Asma dikritik karena tetap diam saat suaminya menindak para aktivis pro-demokrasi dengan keras di awal perang saudara Suriah. Konflik itu disebut menewaskan sekitar setengah juta orang, di mana Bashar dituduh menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil.
Rezim Assad, yang telah berkuasa selama lebih dari dua dekade, hancur setelah pemberontak berhasil menguasai ibu kota Damaskus. Pemberontakan ini menandai titik balik dalam sejarah konflik Suriah, yang selama bertahun-tahun dihantui perang saudara dan krisis kemanusiaan. Kelompok oposisi menyatakan "berakhirnya era kegelapan" yang selama ini melanda negara tersebut, dengan menggambarkan kejatuhan Assad sebagai kemenangan bagi rakyat Suriah.
Tantangan Besar di Suriah
Bashar al-Assad lahir pada 11 September 1965 sebagai putra kedua Hafez al-Assad, presiden Suriah yang berkuasa sejak 1971. Sebelum terjun ke dunia politik, Bashar menempuh pendidikan di bidang kedokteran di Universitas Damaskus dan melanjutkan spesialisasi di bidang oftalmologi di London.
Karier politik Bashar dimulai setelah kematian mendadak kakaknya, Basil al-Assad, pada 1994. Sebagai pewaris takhta politik, ia meninggalkan karier medisnya dan mempersiapkan diri menggantikan sang ayah.
Pada 2000, setelah kematian Hafez al-Assad, Bashar diangkat sebagai Presiden Suriah. Pemerintahannya diawali dengan harapan reformasi, tapi segera berubah jadi rezim otoriter yang ditandai pelanggaran hak asasi manusia dan penindasan terhadap oposisi.
Kelompok pemberontak mendeklarasikan bahwa kejatuhan Assad menandai "akhir dari era kegelapan" dan awal dari masa depan yang lebih cerah bagi Suriah. Dalam pernyataan resminya, oposisi menyerukan persatuan nasional untuk membangun negara yang adil dan damai.
Namun, tantangan besar tetap ada, termasuk menyatukan berbagai kelompok oposisi dengan ideologi yang berbeda-beda. Selain itu, mereka harus menghadapi kemungkinan intervensi dari kekuatan asing yang memiliki kepentingan di Suriah. Pernyataan ini mencerminkan harapan baru bagi rakyat Suriah, meski jalan menuju rekonsiliasi dan pembangunan kembali negara tetap panjang dan penuh rintangan.
Advertisement