Liputan6.com, Jakarta - Ada berbagai cara untuk liburan atau traveling dengan pengeluaran yang tidak terlalu besar. Salah satunya adalah berwisata dengan open trip ke daerah tertentu. Open trip adalah istilah untuk perjalanan wisata yang dilakukan bersama orang-orang dengan minat yang sama.
Perjalanan wisata ini umumnya difasilitasi oleh tour operator atau operator tur dengan tarif cukup terjangkau. Dalam praktiknya, tour operator akan menyediakan segala kebutuhan selama perjalanan, seperti akomodasi, transportasi, itinerary, sampai aktivitas selama liburan.
Baca Juga
Menurut Co-Founder dan CEO Atourin, Benarivo Triadi Putra, open trip termasuk alternatif wisata yang cukup diminati dalam beberapa tahun terakhir terutama karena biayanya terjangkau. Tren open trip juga terus meningkat seiring perkembangan teknologi seperti saat ini.
Advertisement
Alasannya, semakin populenya platform digital dan media sosial, terutama online travel agent (OTA), yang memudahkan wisatawan menemukan perjalanan bersama ke destinasi favorit.
"Open trip traveling bukan hanya memberikan kemudahan, tetapi juga membuka peluang untuk ketemu teman baru, menjalin relasi baru, ini jadi pilihan yang ideal bagi anak muda yang menghargai pengalaman sosial," kata prai yang biasa disapa Rivo ini dalam talkshow bertajuk ‘Liburan Hemat: Rahasia Open Trip yang Mudah dan Ekonomis di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Meski mudah, lanjut Rivo, wisatawan tetap perlu cermat dalam memilih penyelenggara open trip. Caranya dengan memastikan tour operator terpercaya, profesional, dan punya standar keamanan yang jelas.
"Selain itu, wisatawan juga harus tertib mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan supaya perjalanan tetap terasa nyaman," ungkapnya Satu hal lagi, open trip ini dinilai kurang cocok buat orang yang introvert yang lebih suka menyendiri dan cenderung tertutup.
Introvert Biasanya Tidak Suka Berkumpul
"Ya tapi kalau yang merasa introvert tetap mau ikut silahkan. Mungkin dia mau mengubah pandangannya tentang traveling bersama banyak orang. Kan ada juga yang lebih senang liburan sendirian untuk mencari ketenangan yang biasanya biayanya cukup besar. Jadi tinggal pilih aja mana yang lebih diminati," kata Rivo.
Soalnya kasihan juga kalo yang introvert biasanya lebih suka duduk sendirian dna menjauh kalau yang lainnya kumpul Suasananya jadi kurang enak dan pihak tour operator juga merasa kurang enak dan biasnaya mengajak semuanya bergabung tapi tetap nggak bisa memaksakan, tergantung dari orangnya juga kan," tambahnya.
Peluang sektor pariwisata Indonesia, terutama open trip dan desa wisata, terus berkembang seiring meningkatnya minat wisatawan nusantara dan mancanegara. Melihat potensi ini, PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) memperkuat perannya dengan menyediakan solusi logistik inovatif yang mendukung keberlanjutan ekonomi kreatif di destinasi wisata. Komitmen TIKI dalam sektor pariwisata disampaikan oleh Yulina Hastuti, Direktur Utama TIKI, dalam kesempatan yang sama.
"Tren meningkatnya minat masyarakat terhadap wisata open trip dan kemajuan desa wisata sebagai destinasi unggulan bukan hanya mengangkat potensi pariwisata Indonesia, tetapi juga mendorong pertumbuhan usaha lokal. Mulai dari produksi oleh-oleh khas, kuliner, hingga kerajinan cendera mata," terang Yulina.
Advertisement
Daya Tarik Destinasi Wisata
"Berbagai peluang ekonomi juga akan tercipta bagi masyarakat lokal, yang butuh dukungan logistik andal untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Untuk itu kami hadir untuk memastikan pengelolaan logistik berjalan lancar, sehingga mendukung keberlanjutan pertumbuhan ekonomi kreatif di daerah-daerah wisata Indonesia," tambahnya.
Dengan layanan kurir yang andal, destinasi desa wisata menjadi lebih terhubung dengan pasar nasional maupun internasional, sehingga membantu mereka mendapatkan pendapatan yang lebih berkelanjutan dan tidak hanya bergantung pada wisatawan yang datang langsung. Hal ini juga dapat meningkatkan daya tarik destinasi tersebut bagi wisatawan yang ingin mengakses produk lokal atau jasa terkait wisata.
Selain open trip, pengembangan desa wisata juga menjadi kunci menarik wisatawan ke berbagai pelosok daerah. Menurut data Jejaring Desa Wisata per Oktober 2024, terdapat 6.026 desa wisata yang tersebar di Indonesia. Travel influencer dan pegiat desa wisata, Nandi, menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam memajukan desa wisata.
Perkembangan Desa Wisata
"Desa wisata itu potensinya luar biasa, tapi masih punya hambatan yang harus segera diatasi supaya bisa terus berkembang, apalagi jelang liburan aklhir tahun ini kemungkinan bakal semakin meningkat peminatnya. Setidaknya ada empat hambatan yang jadi permasalahan utama yaitu infrastruktur, aksesibilitas, , pelestarian atau pemeliharaan lingkungan dan peningkatan kompetensi SDM," ungkap Nandi.
"Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, komunitas lokal, swasta, dan influencer juga bisa lebih mendorong desa wisata makin berkembang dan dikenal dunia, apalagi sudah pernah ada beberapa desa wisata kita yang terpilih jadi desa wisata terbaik di dunia,” lanjutnya.
"Bisa dibilang karena pandemi Covid-19, pamor desa wisata ini menanjak banget apalagi Kementerian Pariwisata termasuk gencar melakukan promosi sampai bikin ajang penghargaan buat desa wisata. Mas menteri Sandiaga Uno waktu itu juga sering berkunjung ke desa wisata dan ini cukup mendongkrak minat wisatawan buat datang ke desa wisata. Minat terhadap desa wisata juga makin tinggi dan mudah-mudahan programnya djteruskan sama Menpar yang sekarang," timpal Benarivo.
Advertisement