Sukses

Manfaat Serum dengan Ultra Beads yang Diyakini Jadi Tren Perawatan Kulit 2025

Serum akan tetap masuk dalam rezim perawatan kulit 2025 dengan pengayaan ultra beads.

Liputan6.com, Jakarta - Serum masih akan menjadi bagian dari rezim perawatan kulit yang tak terpisahkan pada 2025. Namun, bentuknya akan terus berkembang seiring tuntutan zaman.

Menurut Head of Marketing Oneskin, Aulia Ken Indrarista, serum akan terus diminati karena fungsi utamanya melembabkan dibutuhkan oleh kulit. Perbedaannya adalah penambahan fungsi mencerahkan kulit ke dalam serum yang disebutnya dengan istilah hydrashine serum.

"Di dalamnya ada ultra beads yang dapat membuat kulit lebih cerah," kata Aulia menjawab pertanyaan Lifestyle Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Pengaplikasian beads dalam produk kosmetik sebenarnya bukan hal baru. Microbeads banyak ditambahkan ke scrub atau sabun wajah untuk menghilangkan kotoran dan sel kulit mati dari tubuh.

Secara konvensional, mengutip laman cosmeticandtoiletries.com, beads biasanya terbuat dari polietilen atau polipropilen yang berbahan dasar minyak bumi. Bahan-bahan itu tidak terurai atau larut di dalam air sehingga bisa menimbulkan polusi mikroplastik. Tapi belakangan, Green Science Alliance mengembangkan beads yang bisa terurai alami di alam berbahan resin biodegradable, pati, atau asam polilaktat.

Spesifik terkait hydrashine serum, Aulia menyebut selain teknologi yang digunakan, bahan-bahan yang dipakai juga mendukung tujuan penggunaan serum, meliputi hyaluronic acid, niacinamide, panthenol, dan madu terfermentasi. Produk tersebut sudah terdaftar di BPOM dan bisa diaplikasikan baik pagi maupun malam hari.

"Hydrashine serum tidak hanya melembapkan, tetapi juga memperbaiki tekstur kulit, mengurangi garis halus, dan meningkatkan elastisitas kulit. Hasilnya, kulit Anda akan tampak lebih cerah, bercahaya, dan awet muda," imbuhnya.

 

2 dari 4 halaman

Bahas Tren Kecantikan 2025

Melansir Business Insider, Kamis, 31 Oktober 2024, sebuah studi yang diterbitkan McKinsey pada September 2024 melaporkan bahwa penjualan produk kecantikan di seluruh dunia mencapai 446 miliar dolar AS (sekitar Rp7 kuadriliun) tahun lalu. Angka ini diprediksi akan tumbuh sebesar enam persen setiap tahun hingga 2028.

Maka itu, melihat tren melalui sudut pandang yang lebih luas mungkin jadi kunci untuk mendorong industri kecantikan ke tingkat lebih tinggi. Business Insider berbincang dengan para pendiri perusahaan kecantikan Babba Rivera, Candace Mitchell, dan Colleen Rothschild di Create & Cultivate Offsite di New York pada awal Oktober 2024 untuk mengulik tren kecantikan 2025.

Rivera adalah pendiri dan CEO Ceremonia, merek perawatan rambut yang berakar pada warisan Latinnya. Mitchell juga berkecimpung di industri perawatan rambut sebagai pendiri dan CEO perusahaan teknologi kecantikan Myavana. Perusahaan yang didirikan pada 2012 dan kini dilaporkan bernilai 50 juta dolar AS ini menggunakan algoritma untuk membuat rekomendasi produk yang dipersonalisasi.

Sementara itu, Colleen Rothschild, yang mendirikan Colleen Rothschild Beauty pada 2014, mewakili pemikiran suputar perawatan kulit, tata rias, dan perawatan rambut. Rothschild mengatakan bahwa meski ia senang mengikuti tren untuk industri lain, seperti mode atau dekorasi rumah, perawatan kulit adalah sesuatu yang sama sekali berbeda.

3 dari 4 halaman

Personalisasi Pengalaman Budaya

"Jadi, yang saya dorong sekarang, terutama pada pengecer, adalah mempersonalisasi pengalaman ritel," kata Mitchell. "Saya pikir, kita akan melihat pergeseran besar dari pendekatan satu produk untuk semua ke pengalaman yang lebih personal yang didorong oleh teknologi."

Rivera menyambung, "Sangat menarik melihat bahwa di dunia kecantikan, entah mengapa, satu-satunya budaya yang pernah kita lihat adalah budaya Prancis. Budaya Prancis benar-benar mendominasi kategori kecantikan secara global pada tingkat prestise lebih tinggi, padahal jika Anda melihat demografi konsumen saat ini, audiens Hispanik sangat besar."

Kini, merek-merek dari berbagai budaya mulai menonjol, katanya, mengutip pertumbuhan kecantikan Korea, serta kecintaan pada merek kecantikan dan perawatan kulit Jepang Tatcha. "Saya pikir, Tatcha luar biasa; seperti ritual Jepang yang dikemas dalam merek mewah yang cantik," katanya.

Jadi, pada 2025, Rivera mengatakan, ia berharap melihat "perayaan budaya" yang lebih dari sekadar tren dan memberi penghargaan yang sepantasnya. "Saya suka kembalinya gaya rambut slick-back. Bagi saya, itu adalah ciri khas orang Latin. Saya pikir kami yang menciptakan gaya itu," kata Rivera.

4 dari 4 halaman

Kembali ke Bahan-bahan Dasar

"Kita berbicara tentang sesuatu yang harus Anda ikuti secara konsisten, dan menurut saya, konsistensi akan menghasilkan rasa percaya diri," kata Rothschild. Maka itu, alih-alih menumpuk pemakaian produk sebelum tidur, ia merekomendasikan untuk tetap menggunakan produk-produk dasar.

"Bagi saya, ini tentang bahan-bahan yang sudah teruji dan benar," kata Rothschild, mengutip asam hialuronat, asam glikolat, asam mandelic, dan vitamin E, seraya menambahkan bahwa mencoba terlalu banyak produk yang berbeda dapat mengiritasi kulit.

"Jadi, kami mencoba mempertahankannya dengan pendekatan lebih baik, bahan-bahan maksimal, tapi usaha minimal," katanya. "Saya tahu kita cenderung ingin mengikuti tren, tapi untuk perawatan kulit, saya pikir konsistensi dengan bahan-bahan yang sudah teruji secara berkinerja adalah hal terbaik."

Sementara perusahaan Mitchell, Myavana, berfokus pada personalisasi industri perawatan rambut, ia mengatakan, "Yang keren adalah personalisasi ini dapat menyebar ke setiap kategori, jadi bisa dalam produk perawatan kulit, tata rias, mode, bahkan kesehatan." Â