Sukses

Taman Margasatwa Ragunan Targetkan 80 Ribu Pengunjung di 1 Januari 2025, Siapkan 30 Pintu Masuk hingga Akses Ramah Disabilitas

Taman Margasatwa Ragunan menyiapkan mitigasi menghadapi risiko bahaya pohon tumbang di musim libur Nataru dengan alat pemantau kesehatan pohon.

Liputan6.com, Jakarta - Taman Margasatwa Ragunan menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan lokal setiap musim libur Natal dan Tahun Baru 2025 (libur Nataru) tiba. Pengelola pun menargetkan jumlah kunjungan pada 1 Januari 2025 bisa menembus 80 ribu orang di satu hari.

"Kalau Natal kemarin kan target kita sekitar 50--60 ribu. Tapi kemarin, kita tercapainya di angka kurang lebih 43 ribu karena kemarin pada saat pagi juga sudah mulai gerimis, dan siang itu, jam 11.30--12.00 sudah turuh hujan. Jadi, memang tidak tercapai targetnya," kata Kepala UPT Margasatwa Ragunan, drh. Endah Rumiyati, ditemui di Jakarta, Jumat, 27 Desember 2024.

Meski begitu, capaian itu masih dikategorikan ramai karena melebihi rata-rata kunjungan di akhir pekan yang berkisar 30 ribu--40 ribu orang per hari. Untuk mengantisipasi kepadatan, sejak sebelum Natal, pihak pengelola telah menambah jumlah pintu masuk menjadi 30 gate dengan menggabungkan dua loket di satu tempat.

"Sebelumnya kita ada dua loket. Kita sebutnya Utara 2 dan Utara 3, totalnya hanya 14 gate. Kita menggabungkan jadi satu. Kita tambah 16 gate, jadi totalnya 30 gate. Tujuannya untuk mengurai pengunjung supaya tidak antre dalam membeli tiket masuk," katanya.

Harga tiket masuk Ragunan adalah Rp4 ribu untuk pengunjung dewasa dan anak-anak Rp3 ribu per orang. Selain berjalan kaki, pengunjung bisa menyusuri kebun binatang dengan menyewa sepeda individu, sepeda tandem, motor listrik, hingga buggy car dengan harga bervariasi.

"Kita menyiapkan segala bentuk sarana prasarana untuk para pengunjung, khususnya untuk pengunjung yang disabilitas... dengan menyiapkan kayak toilet difabel, terus pegangan rambat, guiding block, begitu pun juga kita ada huruf Braille atau tulisan untuk yang tuna netra," sambung Endah menanggapi pertanyaan Lifestyle Liputan6.com.

2 dari 4 halaman

Koleksi Baru dan Atraksi untuk Pengunjung

Menyambut libur akhir tahun, Endah menyebut atraksi yang dihadirkan tidak terlalu berbeda dari hari-hari biasa, yakni feeding time atau pemberian pakan untuk satwa-satwa tertentu yang terjadwal. Selain itu, ada Keeper Talk yang menjadi sesi berbagi ilmu tentang satwa dari para penjaga kepada pengunjung.

"Kita ada penambahan koleksi jenis baru, seperti Oryx. Dia berasal dari negara Arab gitu," imbuh Endah.

Selain itu, pengunjung bisa beraktivitas lain di dalam area kebun binatang dengan tetap menjaga kenyamanan dan kebersihan. Berdasarkan pantauan Lifestyle Liputan6.com, banyak pengunjung yang sengaja piknik di bawah pohon sambil menikmati bekal atau sekadar rebahan.

Tempat sampah tersedia cukup banyak di titik yang padat pengunjung dan dekat pedagang kaki lima berjualan di sekitar taman. Begitu pula dengan toilet.

"Karena memang izin lembaga konservasi kita di sini juga sebagai kebun binatang, jadi kita tidak melakukan pesta dalam menyambut malam tahun baru. Jam operasional kita buka sampai dengan tanggal 5 (Januari) itu dari jam 6 sampai dengan jam 16.00 (WIB)," ia menambahkan.

3 dari 4 halaman

Mitigasi Pohon Tumbang

Selain penyiapan sarana prasarana pengunjung, pihak Kebun Binatang Ragunan juga memitigasi risiko bahaya di kawasan seluas 127 hektare tersebut. Salah satunya dengan memantau ketat kondisi koleksi pepohonan yang ada dengan alat khusus untuk mengecek kesehatan pohon.

"Jadi seperti USG, nanti dia bisa mengukur kaitannya berapa tingkat kekeroposan di dalam batang pohon tersebut. Jadi, kita akan melakukan misalnya penopingan (pemendekan ranting/batang) jika berapa persen. Misalkan penebangan atau kita tebang itu berapa persen kerusakannya. Itu harus berdasarkan hasil dari evaluasi pohon tersebut," kata Endah.

Evaluasi dilakukan secara digital. Alat yang dipasang di pohon akan tersambung dengan pusat data secara terkomputerisasi untuk memberikan gambaran soal tingkat kesehatan pohon.

"Misalkan keropos ditandai dengan warna merah, itu misalnya lebih dari 50 persen (keroposnya), merahnya lebih besar," kata dia.

Data tentang inventarisasi pohon itu dilakukan setiap lima tahun agar terarsip dengan baik. Pengawasan juga dilakukan secara manual oleh petugas yang berkeliling memantau kondisi pohon secara visual. "Mitigasi terus kita lakukan karena memang kita memiliki koleksi pohonnya hampir 65 ribu lah ya," ucapnya.

4 dari 4 halaman

Pantauan Wamenpar

Taman Margasatwa Ragunan juga menjadi salah satu destinasi yang dipantau Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa bersama jajaran Kementerian Pariwisata (Kemenpar) selama libur Nataru. Peninjauan Taman Margasatwa Ragunan dilakukan guna memastikan pengelola destinasi wisata dapat memberikan layanan prima sekaligus memantau destinasi di masa libur Nataru yang diprediksi meningkat drastis.

Titik kunjungan pertama dimulai dari area loket baru yang berada di gerbang utara yang menjadi pintu masuk utama. Kehadiran loket baru diharapkan dapat mengurai antrean pengunjung dalam membeli tiket sehingga tidak terjadi penumpukan di pintu masuk utama.

Selanjutnya, ia memastikan kebersihan sarana dan prasarana seperti toilet, tempat sampah, dan tempat menyusui, karena kebersihan menjadi hal utama bagi kenyamanan wisatawan. Dia juga menjajal atraksi wisata yang ditawarkan Taman Margasatwa Ragunan, seperti memberi makan atau feeding satwa, dan memastikan upaya mitigasi yang dilakukan pihak pengelola dalam mengatasi cuaca buruk dan bencana alam. 

"Mitigasi itu yang penting sekali dilakukan oleh daya tarik wisata untuk memastikan wisatawan bisa berwisata dengan aman dan juga nyaman. Dan pasti juga kalau sudah aman dan nyaman, akan menyenangkan," kata Ni Luh Puspa.

Video Terkini