Sukses

Museum Nasional Pecah Rekor Pengunjung Terbanyak dalam Sehari di Masa Libur Nataru

Pengunjung museum rela antre untuk melihat berbagai koleksi warisan budaya dan artefak Nusantara yang dipamerkan di Museum Nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Antusiasme pengunjung museum sepertinya semakin tinggi. Salah satu contohnya adalah Museum Nasional Indonesia yang mencetak rekor pengunjung 12.735 orang dalam satu hari, pada Sabtu, 28 Desember 2024). Rekor itu pun diapresiasi oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

"Rekor pengunjung Museum Nasional hari ini (28 Desember) mencapai 12.735 orang menunjukkan tingginya minat masyarakat mempelajari sejarah dan memahami asal- usul manusia," ujar Fadli Zon dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 29 Desember 2024, dikutip dari Antara.

Museum Nasional Indonesia, yang berlokasi di Jalan Merdeka Barat, Jakarta, mendapat rekor kunjungan terbanyak dalam sehari pada libur Natal dan tahun baru (Nataru). Pengunjung museum rela antre untuk melihat berbagai koleksi warisan budaya dan artefak Nusantara yang dipamerkan di Museum Nasional.

Satu hal yang paling menarik minat para pengunjung adalah Pameran bertajuk “Indonesia, The Oldest Civilization on Earth? 130 Years After Pithecanthropus Erectus” yang digelar di Museum Nasional Indonesia sejak 20 Desember 2024 sampai April 2025. Pameran langka ini berhasil menarik antusiasme ribuan pengunjung hanya dalam waktu satu hari.

Pameran tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati 130 tahun penemuan Pithecanthropus erectus, atau Manusia Jawa, oleh Eugène Dubois di tepian Bengawan Solo pada tahun 1894. Fadli mengatakan penemuan-penemuan yang dipamerkan membuka mata dunia bahwa Indonesia memegang peranan penting dalam sejarah evolusi manusia.

"Kita patut bangga karena di negeri inilah peradaban di dunia dimulai. Indonesia adalah peradaban tertua di dunia," tuturnya. Pameran ini menghadirkan beragam fosil dan artefak bernilai sejarah tinggi, termasuk mahakarya tengkorak Homo erectus S-17, tengkorak paling lengkap di dunia yang untuk pertama kalinya dipamerkan kepada publik.

Temuan lainnya seperti fosil fauna purba Mastodon dan Stegodon juga memperkaya narasi ekosistem awal Nusantara, yang menggambarkan lingkungan dinamis, di mana berbagai spesies hidup berdampingan, menciptakan salah satu habitat paling kompleks dalam sejarah bumi.

 

 

2 dari 4 halaman

Berbagai Kegiatan di Museum Nasional

 

Selain koleksi fosil, Museum Nasional juga menggelar berbagai kegiatan pendukung, seperti sesi diskusi bersama arkeolog, tur berpemandu, dan aktivitas interaktif untuk anak-anak.Melalui berbagai edukasi dan literasi ini, Fadli Zon berharap museum dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih menghargai dan menjaga warisan budaya yang telah ada.

Ia mengatakan Kementerian Kebudayaan mengundang masyarakat untuk memanfaatkan kesempatan tersebut sebagai pengalaman untuk memperkaya wawasan sejarah dan menumbuhkan kebanggaan terhadap peradaban bangsa.

"Warisan budaya seperti koleksi manusia purba ini bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga pelajaran untuk masa depan. Kami ingin pengunjung bukan hanya melihat koleksi ini, tetapi juga memahami pentingnya peran Nusantara dalam sejarah evolusi manusia," kata Fadli.

Dengan koleksi yang mencakup berbagai benda bersejarah, arkeologi, dan budaya, Fadli berharap agar museum menjadi ruang yang dapat mendorong rasa ingin tahu dan kreativitas generasi muda dalam mempelajari sejarah sehingga dapat lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya Indonesia.

Saat baru menjabat sebagai Menteri Kebudayan selama dua pekan, Fadli Zon sudah punya proyeksi tentang masa depan museum-museum di Indonesia. Ia ingin museum yang jumlahnya sekitar 500 unit di Indonesia, baik yang dikelola pemerintah, individu, maupun lembaga swasta, naik kelas.

"Seringkali museum itu dianggap sebelah mata. Tapi kalau kita datang ke negara-negara maju, justru museum itu berada di halaman depan setiap negara.. Jadi memang, tampilan museum kita ini harus tampilan wajah kita, wajah budaya kita, wajah peradaban kita. Museum ini bukan berada di belakang, justru museum ini harus ada di depan," ujarnya di sela meresmikan Lomba Cerdas Cermat Museum di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat, 1 November 2024.

 

3 dari 4 halaman

Standar Museum di Indonesia

 

Dengan terbentuknya Kementerian Kebudayaan untuk pertama kali, pihaknya berencana melanjutkan upaya-upaya untuk menstandardisasi museum-museum supaya semuanya naik kelas. Saat ini, standar museum terbagi tiga, yaitu standar A, B, dan C. "Kita berharap museum kita semakin banyak standar A, termasuk di daerah-daerah," ujarnya.

Standar yang dimaksud meliputi kualitas narasi dari museum, layanan edukasi yang semakin baik, dan tampilan yang bisa menarik semakin banyak anak-anak muda. Dengan kehadiran Gen Z dan Gen Alfa yang terbiasa dengan teknologi, ia bakal mendigitalisasi artefak-artefak yang berada di museum.

"Tentu dimulai dari Museum Nasional yang sudah ada dan sekarang ini dalam proses penyempurnaan, perbaikan, apalagi pasca-kebakaran yang lalu, tahun lalu, dan nanti ke museum-museum yang lain yang berada di bawah Kementerian Kebudayaan," sambung mantan Wakil Ketua DPR RI itu.

Fadli mengingatkan bahwa museum bukanlah gudang penyimpanan akhir artefak-artefak bersejarah. Ia ingin fungsi museum sebagai tempat belajar, meningkatkan literasi, dan sebagainya dikembalikan, lewat berbagai aktivitas.

Salah satunya dengan menggelar Lomba Cerdas Cermat Museum (LCCM) yang diikuti 108 peserta siswa SMP/Mts dari 36 provinsi di Indonesia. Lomba yang penyelenggaraannya sudah masuk tahun ke-10 itu kali ini mengusung tema Arunika yang melambangkan semangat baru untuk keberlanjutan budaya. Acara itu berlangsung pada 1--7 November 2024.

4 dari 4 halaman

Hari Disabilitas Internasional di Museum Nasional

 

Beberapa waktu lalu, saat memperingati Hari Disabilitas Internasional yang tahun ini jatuh pada Selasa, 3 Desember 2024, Museum Nasional Indonesia meluncurkan Kampanye Pekan Inklusivitas. Meski namanya pekan, kampanye tersebut hanya berlangsung tiga hari, pada 5--7 Desember 2024.

Kampanye itu menjadi wujud komitmen museum dalam menciptakan aksesibilitas dan inklusivitas bagi seluruh pengunjung sesuai dengan misinya memberikan pengetahuan dan pengalaman budaya tanpa terkecuali. Kampanye ini juga sejalan dengan berbagai tonggak penting dalam advokasi isu disabilitas, seperti pengesahan Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas dan UU No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat.

Pekan Inklusivitas menghadirkan serangkaian kegiatan yang dirancang khusus untuk meningkatkan pengalaman budaya bagi teman-teman disabilitas. Kegiatan tersebut meliputi Pemanduan Inklusif untuk Tunanetra pada Kamis, 5 Desember 2024, pukul 15.00–16.00 WIB, serta Pemanduan Bahasa Isyarat pada Jumat, 6 Desember 2024, pukul 18.30–19.30 WIB.

Kuota kedua kegiatan itu dibatasi 20 peserta per sesi. Tujuannya adalah untuk memberikan akses lebih baik kepada kelompok dengan kebutuhan khusus dalam menikmati koleksi museum.

 

Video Terkini