Sukses

Viral Pria Temani Pendaki Lain yang Ditinggal Rombongannya karena Alami Hipotermia

Pendaki itu awalnya mendaki secara rombongan berjumlah delapan orang. Ia kemudian ditinggalkan oleh rombongannya karena terkena hipotermia.

Liputan6.com, Jakarta - Aksi seorang pendaki gunung mendadak viral di media sosial. Hal itu terjadi karena ia bertemu seorang pendaki yang alami hipotermia. Pendaki itu disebut ditinggalkan teman-temannya yang ingin mencapai puncak Gunung Slamet di Jawa Tengah.

Dalam unggahan di akun TikTok @davin.aswngga, Minggu, 29 Desember 2024, pendaki tersebut tidak berdaya seorang diri dan ditinggalkan oleh temannya  "When lu rela temenin pendaki lain karena kena hipotermia dan udah ga kuat untuk naik lagi sedangkan temennya udah pada naik duluan," tulis keterangan unggahan tersebut.

Pendaki yang mengalami hipotermia itu diketahui berasal dari Brebes. Ia awalnya mendaki secara rombongan berjumlah delapan orang. Namun di pos empat pendakian, anggota rombongannya yang lain memutuskan melanjutkan pendakian hingga ke puncak dan meninggalkan pria itu pada rombongan pendaki lain.

Padahal, si pria sedang menggigil kedinginan. "Pas gua turun dari puncak Gunung Slamet ketemu pendaki yang kena hipo, dia sendiri karena teman-temannya pada lanjut ke puncak karena dia yang nyuruh, sedangkan dia nunggu di trek ini, karena kondisi cuaca yang lagi gak bersahabat. Dia ternyata ada gejala hipotermia," tulis unggahan tersebut.

Hipotermia adalah kondisi di mana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Meninggalkan anggota rombongan yang hipotermia adalah tindakan terlarang saat mendaki gunung bersama-sama.

Untungnya, ia bertemu dengan pendaki lain bernama Davin yang langsung membantu. Informasi itu akhirnya diketahui oleh pihak basecamp gunung tersebut dan langsung mengganjar rombongan tak punya empati itu dengan blacklist alias tidak boleh mendaki Gunung Slamet lagi. 

 

2 dari 4 halaman

Hipotermia Tak Bisa Disepelekan

Kejadian tersebut membuat warganet beramai-ramai memberikan komentar. Sampai berita ini ditulis, unggahan tersebut sudah dilihat lebih dari 4,3 juta kali dan disukai lebih dari 531 riibu kali.

"Beneran kata orang kalau naik gunung itu bisa kelihatan sifat asli seseorang, ada yang setia kawan ada pula yang cuman mentingin diri sendiri," komentar seorang warganet.

"Hipotermia tuh gak bisa disepelekan loh, apa lagi kalau sampe ke tahap yang bisa bikin halusinasi itu bahaya banget kalau gak ada yang dampingi, respec sama yang nemenin," sebut warganet lain.

"Ini jadi pengingat kalo dalam pendakian, solidaritas dan kemanusiaan jauh lebih penting dari ambisi pribadi," tulis yang lain.

"Kalo ninggalin teman yg kena hipotermia bakalan di blacklist dri gunung," kata pengguna yang lain.

"Gays hipotermia itu menyiksa hampir mau mati jangankan naik gunung aku jalan naik motor pas male malem sering kena sampe suami bingung soalnya pernah lewat puncak ga bawa jaket lagi," ujar warganet lain.

 

3 dari 4 halaman

Kematian Pendaki di Gunung Slamet

"Kak, terima kasih ya🥹, temenku ada yg meninggal karena hipotermia pas muncak," sahut warganet yang lain.

"Alesan gue gaperna mau naik gunung,gue gampang hipotermia,kadang kehujanan aja gue lngsng menggigil," timpal warganet lainnya. 

Beberapa tahun lalu, kabar kematian pendaki Gunung Slamet sempat tersiar luas di berbagai akun media sosial pada Senin, 24 Mei 2024. Sumardi, pria 47 tahun asal Dusun Bojong RT 01 RW 01, Desa Giyati, Kecamatan Camdimulyo, Kabupaten Magelang meninggal terserang hipotermia ketika berada di pos 5 jalur pendakian Slamet via Bambangan, Desa Siwarak, Karangreja, Purbalingga.

Sumardi mendaki bersama Azizul Bahtiar Wibowo yang juga warga Magelang. Mereka mendaftar di Basecamp Bambangan, Sabtu, 22 Mei 2024 pukul 20.30 WIB, mengutip kanal Regional, 25 Mei 2021. Pada saat registrasi, pendaki tersebut telah membawa syarat surat keterangan sehat dari dokter.

"Mereka juga mendapat edukasi dari petugas basecamp terkait persyaratan pendakian sesuai SOP," kata Sugito, Junior Manager Bisnis KPH Banyumas Timur. Pada hari itu juga, mereka memulai pendakian. Di Pos 5, Aziz, rekan korban, menawarkan mendirikan tenda untuk istirahat.

4 dari 4 halaman

Tim Evakuasi di Gunung Slamet

Korban menghendaki perjalanan diteruskan ke Pos 6. Dalam perjalanan dari Pos 5 menuju Pos 6, ia pingsan dan lalu ditolong rombongan pendaki lain dan dibawa turun ke Pos 5. Sesampainya di Pos 5, korban diistirahatkan untuk mendapakan pertolongan lebih lanjut. Tapi ketika sesama pendaki memeriksa kondisi korban, ternyata ia sudah meninggal. Mereka kemudian melaporkan kejadian ini ke basecamp.

Pada Senin, 24 Mei 2021 pukul 05.24 WIB, Basecamp Bambangan menerima laporan kejadian itu melalui SMS dari pendaki rombongan Ciamis. Selanjutnya petugas basecamp Bambangan berkordinasi dengan pimpinan Perhutani, Polsek Karangreja, dan Koramil Karangreja.

Mereka selanjutnya memberangkatkan tim evakuasi SAR Gunung Slamet beserta Samarantu Rescue. Pukul 15.03 WIB tim evakuasi sampai di Basecamp Bambangan. "Selanjutnya, korban dibawa ke Puskesmas Karangreja untuk keperluan identifikasi tim Inafis Polres Purbalingga," tuturnya.

Hasil identifikasi menyatakan korban meninggal karena mengalami hipothermia. Tim Inafis juga tidak menemukan tanda-tanda unsur kekerasan. Tim SAR lalu menyerahkan jenazah kepada keluarga. Kepala Desa Giyanti mewakili keluarga menerima jenazah korban.

Video Terkini