Sukses

6 Tren Kencan 2025 Menurut Ahli, Aplikasi Kencan Bakal Ditinggalkan

Pakar hubungan meyakini bahwa tahun depan akan membawa era standar baru dan lebih baik di dunia kencan.

Liputan6.com, Jakarta - Tahun Baru 2025 datang bersama ragam tren, termasuk di dunia kencan. Menurut seorang pakar hubungan, orang akan meninggalkan aplikasi kencan dan kembali ke cara lama, yakni bertatap muka.

Jessica Alderson, salah satu pendiri So Syncd, percaya tren kencan akan berubah tahun depan dengan para jomlo lebih merangkul hubungan di dunia nyata. Ini diyakini diambil setelah salah satu pertanyaan hubungan paling banyak dicari di Google pada 2024: "Apakah aplikasi kencan membuang-buang waktu?"

Melansir indy100.com, Selasa, 31 Desember 2024, Jessica menyebut bahwa salah satu tren kencan tahun depan akan tentang menjauh dari perbedaan usia. Ia juga menyoroti keinginan seseorang punya pandangan politik yang sama dengan pasangannya dan tren komitmen memperbaiki diri.

Jessica meyakini bahwa tahun depan akan membawa era standar baru dan lebih baik dalam hubungan. Apa saja sih tren kencan 2025?

1. Kembali ke Basic

"Salah satu tren terbesar yang saat ini kita lihat adalah peningkatan jumlah orang yang bertemu pasangan di dunia nyata. Tahun ini, acara kumpul-kumpul mulai marak, mulai dari makan malam dengan orang asing hingga klub yang dikelola para lajang," kata dia.

"Aplikasi kencan muncul sebagai cara yang mengubah permainan untuk bertemu calon pasangan, dan memang benar bahwa aplikasi tersebut telah mengubah cara orang berkencan. Namun, daya tarik aplikasi kencan sebagai 'mainan baru yang keren' mulai memudar."

"Aplikasi kencan akan selalu memiliki tempat dalam kencan modern, tapi para jomlo kini menemukan keseimbangan tentang cara menggunakannya secara efektif bersama metode tradisional lain untuk bertemu calon pasangan," menurut pakar hubungan tersebut.

2 dari 4 halaman

2. Berpandangan Politik Serupa

"Istilahnya poli-pairing," kata Jessica. "Jadi, para lajang akan secara aktif mencari pasangan potensial dengan pandangan politik yang sama. Ini merupakan 'produk sampingan' dari iklim politik yang sangat terpolarisasi, di mana berbagai partai mewakili ideologi yang sangat berbeda berdasarkan nilai-nilai yang sangat pribadi."

"Dalam iklim yang tidak terlalu memecah belah, partai politik mana yang Anda dukung umumnya bukan hal yang menentukan dalam hal berpacaran, tapi zaman telah berubah."

"Pada 2025, lebih banyak orang diprediksi mencari pasangan yang sejalan dengan keyakinan politik mereka. Meski mungkin tampak membatasi kelompok kencan seseorang pada pandangan pertama, hal ini sebenarnya bisa jadi hal yang baik, karena hal ini memunculkan kecocokan nilai-nilai di awal proses berpacaran," sebut dia.

3. Datecation

Jessica berkata, "Konsep 'datecation' semakin populer, dengan para lajang mengambil jeda yang lama dan disengaja sejak putus untuk kembali menjalin hubungan. Waktu itu akan dipakai mereka untuk fokus memperbaiki diri, naik level jadi pribadi lebih baik." 

3 dari 4 halaman

Bertanggung Jawab Atas Kebahagiaan Diri Sendiri

Pakar hubungan itu melanjutkan, "Meningkatnya kesadaran diri yang telah kita lihat selama beberapa tahun terakhir benar-benar menyadarkan kita bahwa kebahagiaan adalah tanggung jawab pribadi, bukan bersumber dari pasangan. Meski terdengar klise, gagasan belajar mencintai diri sendiri sebelum menemukan cinta dengan orang lain adalah nyata."

 

4. Kualitas Lebih Penting daripada Kuantitas

"Telah terjadi pergeseran yang jelas dalam dunia kencan ke arah kualitas lebih penting daripada kuantitas. Meski kelelahan dan kewalahan dalam berpacaran bukanlah hal baru, mengambil tindakan tegas untuk mengatasinya adalah hal baru," beber Jessica.

"Setelah bertahun-tahun menggunakan pendekatan 'volume,' para lajang menyadari bahwa hal itu tidak semudah 'permainan angka.' Menjadwalkan kencan demi kencan adalah taktik yang digunakan sebagian orang untuk merasa memegang kendali atas kehidupan cinta dan jadwal kencan mereka, tapi itu bisa jadi kontraproduktif."

"Anda bisa jadi sangat lelah, sehingga tidak lagi hadir sepenuhnya saat kencan, dan ironinya, ini berarti Anda bisa kehilangan kesempatan besar."

 

4 dari 4 halaman

5. Pacaran dengan Sebaya

"Pacaran dengan orang yang jauh lebih tua atau jauh lebih muda sudah ketinggalan zaman, digantikan pasangan sebaya. Meski para jomlo lebih terbuka terhadap perbedaan usia yang lebih luas, pasangan yang cenderung mereka kencani justru semakin dekat usianya."

"Tren ini kemungkinan didorong fakta bahwa menemukan hubungan yang mendalam semakin penting bagi para lajang. Orang-orang menemukan bahwa pasangan yang usianya lebih dekat cenderung memiliki tujuan, gaya hidup, nilai-nilai, dan pengalaman lebih mirip, yang dapat memberi perasaan hubungan dan keselarasan yang lebih kuat."

6. Lebih Blak-blakan

Jessica berbagi, "Tren kencan 2025 lainnya adalah blak-blakan di awal. Ini melibatkan percakapan apakah seseorang telah 'melakukan pekerjaan' atau, setidaknya, sedang dalam proses melakukannya."

"Banyak jomblo yang disakiti oleh mantan yang tidak tersedia secara emosional atau siap menjalani hubungan yang sehat. Alih-alih menunggu berbulan-bulan, para jomblo sekarang melakukan percakapan lebih terbuka lebih awal untuk memahami 'posisi' calon pasangan dalam hal kemauan dan kemampuan mereka berada dalam hubungan yang sehat."

"Ini bukan tentang jadi sempurna atau 'sembuh sepenuhnya,' namun tentang berada di titik untuk membangun hubungan yang sehat," tandasnya.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Terkini