Liputan6.com, Jakarta - Polisi Korea Selatan menggerebek kantor Jeju Air dan operator Bandara Internasional Muan pada Kamis, 2 Januari 2025. Hal ini merupakan bagian dari penyelidikan mendalam kecelakaan tragis yang melibatkan pesawat Boeing 737-800.
Mengutip CBS News, Jumat (3/1/2025), kecelakaan pesawat terjadi pada Minggu, 29 Desember 2024, itu menewaskan 179 dari 181 penumpang dan kru pesawat. Hanya dua pramugari yang selamat dalam insiden tersebut.
Baca Juga
Penggerebekan ini dilakukan di beberapa lokasi, termasuk kantor penerbangan regional di kota barat daya dan kantor pusat Jeju Air di Seoul. CEO Jeju Air, Kim E-bae, saat ini dilarang meninggalkan negara tersebut selama penyelidikan berlangsung.
Advertisement
Polisi menegaskan komitmen mereka menentukan penyebab kecelakaan ini secara cepat dan ketat sesuai hukum. Di lokasi kecelakaan di Bandara Muan, tentara, polisi, dan penyidik bersetelan putih terus menyisir area tersebut. Mereka mencari bukti yang mungkin menjelaskan penyebab kecelakaan fatal ini.
Sementara di lokasi tersebut, suasana duka masih terus menyelimuti. Tangga bandara dipenuhi catatan tempel berwarna-warni yang ditinggalkan para pelayat. Pesan-pesan penuh kerinduan dan doa ditujukan pada para korban, berbunyi, "Sayang, aku sangat merindukanmu," atau, "Semoga kamu sekarang terbang tinggi seperti kupu-kupu."
Kerabat korban meninggalkan bunga dan makanan di dekat lokasi kecelakaan, termasuk tteokguk, sup kue beras tradisional Korea yang biasa dinikmati saat Tahun Baru. Koki terkenal, termasuk Ahn Yu-seong yang terkenal lewat acara Netflix "Culinary Class Wars," bergabung dengan para relawan untuk menyiapkan makanan bagi keluarga korban.
Solidaritas pada Keluarga Korban
Di seluruh negeri, masyarakat menunjukkan solidaritas dengan membayar kopi di kafe bandara dari jarak jauh, memastikan keluarga korban yang menunggu kabar dapat menikmati minuman secara gratis. Penyelidikan awal menunjuk tabrakan burung sebagai kemungkinan penyebab kecelakaan.
Namun, perhatian juga diberikan pada peran penghalang beton di ujung landasan pacu. Video dramatis menunjukkan pesawat bertabrakan dengan penghalang tersebut sebelum terbakar.
Surat perintah penggeledahan di Bandara Muan dikeluarkan atas tuduhan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian. Polisi mengamankan bukti terkait keabsahan localizer bandara, termasuk catatan komunikasi antara menara kontrol dan pilot sebelum pesawat jatuh.Â
Kementerian Pertanahan Korea Selatan menyatakan bahwa bandara-bandara di seluruh negeri sedang diperiksa untuk localizer serupa. Beberapa ahli menyarankan, jika instalasi tidak terbuat dari beton, bencana ini mungkin tidak akan terlalu mematikan.
Pemerintah Korea Selatan juga mengumumkan akan memeriksa semua pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan maskapai setempat. Mereka akan fokus pada roda pendaratan yang tampaknya gagal berfungsi selama kecelakaan.
Advertisement
Tindakan Pemerintah dan Keselamatan Penerbangan
Penjabat presiden, Choi Sang-mok, menekankan pentingnya tindakan segera jika ditemukan masalah dengan model pesawat tersebut. Penyelidikan juga melibatkan analisis perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan.
Namun, perekam data penerbangan rusak dan akan dikirim ke Amerika Serikat (AS) untuk dianalisis. Robert Sumwalt, mantan ketua Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), menyatakan bahwa perekam suara kokpit akan menjadi kunci untuk mengungkap misteri ini.
Jeju Air menyatakan bahwa kecelakaan tersebut bukan disebabkan masalah pemeliharaan. Pakar penerbangan Geoffrey Thomas menegaskan bahwa maskapai Korea Selatan umumnya mengikuti praktik terbaik industri dan memiliki catatan keselamatan yang sangat baik.
"Kecelakaan ini menjadi bencana penerbangan terburuk di Korea Selatan, dan penyelidikan yang sedang berlangsung diharapkan dapat memberi jawaban, serta langkah-langkah pencegahan di masa depan," katanya.
Selain mengrebek, sebagaimana disinggung, polisi Korea Selatan melarang CEO Jeju Air, Kim E-bae meninggalkan negara itu. Langkah itu diambil pada Kamis, 2 Januari 2025, saat otoritas penerbangan meningkatkan penyelidikan mereka terhadap penyebab kecelakaan mematikan Jeju Air.Â
Awal Tahun Baru yang Muram
Kecelakaan pesawat Jeju Air membuat pemerintah Korea Selatan mengumumkan masa berkabung nasional. Periodenya berlaku hingga Sabtu, 4 Januari 2025, pukul 24.00, waktu setempat.
Dengan begitu, perayaan hitung mundur Tahun Baru 2025 pada Selasa, 31 Desember 2024, tidak lagi relevan. Sejumlah daerah populer di Seoul telah membatalkan rencana awal tersebut.
Mengutip Korea Times, Kantor Distrik Jung di Seoul berencana mengadakan acara hitung mundur di lapangan umum di depan cabang utama Shinsegae Department Store di Myeong-dong. Fasad media raksasa yang menutupi bagian luar department store akan menjadi pusat perhatian untuk "2025 Countdown Show Light Now" yang dimulai pukul 11 ​​​​malam.
Stasiun penyiaran publik KBS juga akan menayangkan acara tersebut secara langsung. Namun, kantor distrik mengonfirmasi pada Senin, 30 Desember 2024, bahwa mereka telah memutuskan untuk membatalkan pertunjukan menyambut malam Tahun Baru 2025 itu.
Lotte World Tower, gedung pencakar langit tertinggi di Korea Selatan juga berencana mengadakan acara hitung mundur bersama dengan acara musik TV K-pop 'Wannabe' di MBC. Namun, pihak penyiar telah membatalkannya Senin, 30 Desember 2024.
Advertisement