Liputan6.com, Jakarta - Beberapa warisan budaya takbenda (WBTb) Indonesia sudah masuk daftar United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi masalah budaya. Sampai Desember 2024, setidaknya sudah ada 15 warisan budaya Indonesia yang sudah diakui UNESCO.
Salah satunya adalah batik yang sudah mendapat pengakuan sejak 2009 lalu. Yang terbaru adalah jamu sehat dan kebaya yang akhirnya diakui oleh UNESCO pada Desember 2024 kemarin. Setelah mendapat pengakuan, apa dampaknya bagi warisan budaya tersebut dan bagaimana nasibnya? Apakah memberi dampak positif yang masif, memberi banyak keuntungan terutama secara finansial, atau sekadar untuk mendapat pengakuan dunia internasional?
Baca Juga
"Pengakuan dari UNESCO sangat bagus karena makin memantapkan bahwa batik Indonesia diakui oleh dunia. menambah semangat dari para perajin untuk melakukan development product terhadap batik, dan sekarang setiap daerah juga sedang distimulasi untuk mendaftarkan ciri khas batik dari masing-masing daerah dengan mendapatkan indikasi geografis yang memberikan proteksi terhadap ciri khas batik dari daerah masing," terang Managing Director Batik Danar Hadi, Diana Santosa pada tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 3 Januari 2025.
Advertisement
Mengenai dampak dari sisi ekonomi, kata Diana, juga memberikan dampak yang sangat positif karena penjualan batik meningkat semenjak mendapat pengakuan dari UNESCO. "Kita tetap harus terus melakukan product development, bukan hanya dalam bentuk kain atau fesyen, tetapi ddalam jenis produk yang beragam seperti household, aksesori untuk kantor atau rumah maupun aksesori seperti sepatu dan suvenir," kata Diana.
Sedangkan jamu sehat atau jamu Indonesia yang baru mendapat pengakuan dunia di tahun 2024, juga berdampak positif yang signifikan.Secara global, pengakuan ini memperkenalkan jamu sebagai minuman herbal tradisional warisan Indonesia yang aman karena telah digunakan turun menurun dan juga efektif berfungsi menjaga kesehatan secara promotif dan preventif.
"Secara nasional, pengakuan UNESCO menguatkan upaya pelestarian warisan budaya, memotivasi generasi muda untuk melanjutkan tradisi jamu. Selain itu, hal ini juga mendorong berbaga produsen jamu untuk berinovasi, menghadirkan produk dengan format modern yang menarik bagi generasi muda," jelas Direktur PT Mustika Ratu Tbk, Kusuma Ida Anjani pada tim Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 2 Januari 2024.
Tradisi di Tengah Modernisasi
Hal itu bisa dilihat dari semakin banyaknya variasi dan inovasi jamu, dari segi minuman ada yang meraciknya dengan buah atau dengan bahan minuman kekininan. "Seperti contohnya kami di Mustika Ratu membuat jamu dengan beragam format yang menarik dari jamu ready to drink yang dapat dibawa kemana-mana, beragam minuman Jamu fushion seperti Jamu latte dan jamu ice cream," terang wanita yang akrab disapa Ajeng ini.
Pengakuan ini menurut Ajeng, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap nilai budaya dan kesehatan yang terkandung dalam tradisi jamu dan dapat memotivasi generasi muda untuk menghormati dan melanjutkan praktik ini, sehingga tradisi tidak hilang di tengah modernisasi and memperkuat posisi jamu sebagai bagian dari gaya hidup sehat.
"Namun, dampak ekonomi atau penjualan tidak akan terjadi secara otomatis. Butuh upaya ekstra melalui edukasi berkelanjutan dan promosi konsisten. Dengan pendekatan yang tepat, pelestarian budaya dapat berjalan berdampingan dengan dampak ekonomi yang berkelanjutan," ucapnya.
Pengenalan jamu juga harus disesuaikan dengan gaya komunikasi generasi muda, memanfaatkan media sosial dan konten kreatif untuk menjadikannya bagian dari gaya hidup modern. Edukasi berkelanjutan melalui workshop, festival jamu, dan literasi kesehatan juga penting untuk menumbuhkan kebanggaan terhadap warisan ini,” sambung Ajeng.
Advertisement
Semakin Dikenal di Dunia
Dampak yang sama terjadi pada kebaya Indonesia yang juga baru diakui UNESCO pada 2024. Hal itu membuat kebaya semakin dikenal di dunia internasional yang dapat membuka pasar kebaya menjadi semakin luas di mancanegara. Setidaknya kita bisa melihatnya dari peminat kebaya yang sudah banyak dikenakan oleh warga negara asing,
Namun dari segi ekonomi dan penjualan, untuk pasar dalam negeri ternyata tidak terlalu berpengaruh secara signifikan. Salah satu alasannya, kemungkinan karena kebaya di indonesia hanya dikenakan pada event-event tertentu saja.
"Meski begitu bukan berarti pengakuan UNESCO tidak berdampak apapun. Dampak yang paling terlihat di pasar mancanegara adalah semakin banyak negara-negara luar yang mulai mengenal kebaya dan itu membuka peluang pasar untuk kebaya semakin eksis dan dikenal di luar negeri," tutur Rr. Artha Marsigit selaku desainer dan owner Roemah Kebaya Artha pada tim Lifestyle Liputan6.com, Jumat, 3 Januari 2024.
Ia pun berharap agar kebaya makin diminati, salah satu caranya dengan menciptakan beragam inovasi baru untuk desain-desain terbaru yang up to date mengikuti perkembangan jaman supaya dapat dikenakan di berbagai acara (formal atau non-formal, namun tidak meninggalkan karakter asli dari kebaya itu sendiri.
Kebaya Mengikuti Tren Fesyen
Sementara menurut Monique Hardjoko selaku founder @rasawastraindonesia, pelestari Wastra dan Kebaya Indonesia, pengakuan dunia itu menjadi momen tepat untuk terus konsisten memperkenalkan kebaya Indonesia. Tren kebaya harusnya semakin menjadi populer dan kita harus membuktikan bahwa kebaya Indonesia itu unik dengan berbagai jenis sesuai pakemnya dan kreativitas desainnya.
"Salah satu dampaknya adalah mendorong kreativitas dan produksi. Dengan diakuinya kebaya Indonesia tantangannya adalah konsistensi kita sendiri untuk terus melestarikan dan mempopulerkan pemakaian kebaya di semua momen fashion sehari-hari sehingga demand-nya juga makin tinggi," ujar Monique.
Ia menambahkan, kebaya Indonesia bisa tetap eksis dan makin diminati oleh lebih banyak orang khususnya anak muda jika terus mengikuti tren fesyen terkini tanpa meninggalkan pakem dasar dari pakaian tradisional tersebut.
"Semua orang menjadikan kebaya sebagai tren fashion sehari-hari tidak hanya di momen tertentu saja. Kebaya indonesia harus terus tampil di kancah show lokal maupun internasional," harapnya.
Advertisement