Liputan6.com, Jakarta - Polisi menangkap seorang pria berusia 46 tahun karena menulis grafiti di dalam toilet di halaman Istana Kekaisaran Jepang sebelum acara salam Tahun Baru yang digelar Kaisar Naruhito dan keluarganya. Pria bernama Kobayashi Daisuke itu ditangkap atas dugaan merusak properti.
Pria yang berprofesi sebagai tukang kebun itu berasal dari Kota Zama, Prefektur Kanagawa, Jepang. Stasiun TV Asahi melaporkan, ia ditangkap setelah menulis grafiti di toilet yang berada di dekat aula pertemuan Hasuike, sekitar pukul 10.30 pagi, Kamis, 2 Januari 2024.
Advertisement
Aula itu berada di rute yang dilalui pengunjung untuk keluar dari tempat tersebut. Pada saat itu, masyarakat sedang mengantre untuk memasuki Istana Kekaisaran Jepang untuk menyaksikan penampilan pertama keluarga kekaisaran pada Tahun Baru 2025. Mengutip Japan Today, Sabtu, 4 Januari 2025, grafiti juga ditemukan di penutup lubang got di dekat toilet.
Sementara, Kaisar Naruhito menyapa publik bersama istrinya Permaisuri Masako dan putri tunggal mereka, Putri Aiko. Begitu pula dengan mantan Permaisuri Michiko yang menjalani operasi patah tulang paha kanan pada Oktober 2024. Mereka berdiri di balik jendela dari balkon Istana Kekaisaran yang berada di Tokyo.
Menyambut Tahun Baru, kaisar berusia 64 tahun itu mengungkapkan harapannya atas tahun yang damai seraya menyuarakan keprihatinannya pada masyarakat yang terdampak berbagai bencana alam.
"Saya prihatin dengan banyak orang yang masih menjalani kehidupan yang penuh kesulitan," katanya, seraya menyebutkan gempa bumi besar di wilayah Semenanjung Noto di Jepang tengah pada Tahun Baru 2024 serta bencana alam lainnya di negara tersebut, dikutip dari laman mainichi.jp.
"Saya harap tahun ini akan menjadi tahun yang damai dan baik," kata Kaisar Jepang. "Saya mendoakan kebahagiaan orang-orang di negara kita dan di seluruh dunia."
Remaja Kanada Corat-coret Kuil dengan Paku
Sebelumnya, kasus vandalisme yang berujung dengan proses hukum juga dialami seorang turis Kanada berusia 17 tahun. Ia mengukit namanya di pilar kayu menggunakan paku berulah saat mengunjungi kuil bersejarah berusia lebih dari 1.200 tahun di Nara, Jepang.
Insiden tersebut terjadi di Kompleks Kuil Toshodaiji Kondo pada Jumat sore, 7 Juli 2023. "Di sisi barat daya Toshodaiji Kondo, ada pilar kayu yang menopang atap,” kata seorang pejabat polisi pada CNN, dikutip Selasa, 11 Juli 2023. "Pada pilar di samping, anak laki-laki itu mengukir nama 'Julian' pada pilar kayu sekitar 170 sentimeter di atas tanah dengan paku."
Pejabat itu mengatakan, seorang turis Jepang melihat remaja itu "mengotori" pilar dan menyuruhnya berhenti sebelum memberi tahu pegawai kuil. Segera setelah itu, staf kuil memberi tahu polisi terdekat tentang insiden tersebut dan remaja itu dibawa untuk diinterogasi keesokan harinya, kata pejabat itu.
"Bocah itu mengakui tindakannya dan mengatakan itu dilakukan bukan dengan maksud merusak budaya Jepang," kata pejabat itu. "Dia sekarang bersama orangtuanya yang juga berada di kuil ketika insiden itu terjadi."
Advertisement
Turis Kanada Tidak Ditahan
Pejabat itu menambahkan, polisi akan terus menyelidiki kasus ini. Jika remaja tersebut ditemukan melanggar Undang-Undang Perlindungan Cagar Budaya, ia akan diproses ke kejaksaan. Namun, dia tidak akan ditahan.
Toshodaiji Kondo dibangun pada abad ke-8 dan jadi salah satu dari delapan situs yang membuat Monumen Bersejarah Nara Kuno diakui sebagai Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO pada 1998.
Mengutip laman resmi toshodaiji, kuil itu saat ini terletak di pinggir Kota Nara. Padahal saat dibangun, daerah itu adalah pusat kota ketika jadi ibu kota Jepang sekitar 1.250 tahun lalu. Pada 759 masehi, Kaisar Jepang saat itu memberikan bekas kediaman putra Kaisar Tenmu, Pangeran Neetabay Shin-no, untuk mendirikan Kuil Toshodaiji.
Nama ini berasal dari fakta bahwa kepala biara pertama Ganjin berasal dari Toh, atau Dinasti Tang di Tiongkok, dan didirikan sebagai tempat pelatihan umat Buddha di bawah bimbingannya. Toshodaiji adalah kuil pertama di Jepang yang dikhususkan untuk salah satu denominasi Buddha Tionghoa, yaitu aliran Nanzan. Sampai hari ini, Toshodaiji dianggap sebagai kuil utama denominasi ajaran Buddha Ritsu-shu Jepang.
Kasus Grafiti di Istana Gyeongbok Korea Selatan
Kasus grafiti juga sempat menimpa Istana Gyeongbok di pusat kota Seoul, Korea Selatan, pada Desember 2023. Kerusakan total terjadi di kedua sisi Yeongchumun, gerbang barat istana, serta tembok dekat Istana Nasional Museum Korea, membentang sepanjang 36,2 meter.
Tiga tersangka berhasil ditangkap dari kejadian ini. Jika terbukti bersalah, mereka bisa terancam hukuman minimal tiga tahun penjara, sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Warisan Budaya.
Dikutip dari The Korea Times, Kamis, 11 Januari 2024, Cultural Heritage Administration (CHA) mengumumkan niatnya untuk meminta kompensasi atas biaya yang dikeluarkan untuk memulihkan kekayaan budaya milik negara dari para pelaku vandalisme. Jumlahnya diperkirakan mencapai 100 juta won (setara Rp1,2 miliar).
CHA bermaksud menuntut ganti rugi dari para tersangka setelah total biaya restorasi ditentukan. "CHA akan menindak tegas ketika menghadapi tindakan vandalisme jahat yang serupa dengan yang terjadi di Istana Gyeongbok. Kami juga akan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang lebih baik terhadap kerusakan situs warisan, selain meningkatkan kesadaran masyarakat melalui promosi dan pendidikan," kata kepala badan tersebut Choi Eung-chon.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement