Sukses

Arah Pengembangan Warisan Budaya Indonesia, Pelestarian Lewat Aktualisasi hingga Jaringan Kota Kreatif

Tak berhenti pada pengakuan sebagai warisan budaya takbenda UNESCO, warisan budaya harus bisa diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari dan memberi dampak ekonomi bagi masyarakat lokal.

Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan seni dan budaya Indonesia tiada duanya. Hampir setiap daerah di pelosok negeri memiliki warisan kebudayaan yang beberapa di antaranya sudah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, seperti Batik, Wayang Kulit, Tari Saman, Angklung, Kapal Phinisi, Musik Gamelan, Noken Papua, dan yang terbaru Reog Ponorogo. 

"Saya kira Indonesia adalah salah satu negara yang cukup aktif dan serius melestarikan tradisi dan mengajukannya ke UNESCO," ungkap Budayawan Taufik Rahzen kepada Tim Lifestyle Liputan6.com dalam wawancara telepon, Sabtu, 4 Januari 2025.

Terlebih sudah ada Undang-undang (UU) No. 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan yang konsentrasinya pada pelestarian. Namun adanya pengakuan dari UNESCO membawa pada tanggung jawab untuk pemangku kepentingan dan masyarakat secara luas.

"Dari pengakuan itu bisa dijadikan share heritage, diadaptasi, dikembangkan untuk dipikul pemangku kebudayaan," sambungnya.

Langkah yang selama ini telah diambil untuk pelestarian budaya juga sudah banyak dilakukan. Misalnya, adanya penetapan Hari Nasional Wayang maupun Hari Batik Nasional lewat momentumnya yang dirayakan setiap tahun untuk mengingatkan publik akan pentingnya melestarikan budaya negeri sendiri. 

"Tahap yang belum, ini pelestarian, bagaimana itu bisa menghidup hajat hidup orang banyak," sebut Taufik yang juga menjabat Direktur ICON Indonesian Cultural Observatory Network.

Itu sebabnya setelah pengakuan UNESCO, lembaga tersebut juga membangun istilah jaringan kota kreatif atau UNESCO City dengan aspek ekonomi kreatifnya. Pengembangannya bisa menggunakan media teknologi baru, di mana seni pertunjukkan melibatkan publik. 

2 dari 4 halaman

Warisan Budaya Sebagai Modal Ekonomi Kreatif

Di Indonesia sendiri sudah ada lima kota yang dijadikan kota kreatif berdasarkan pengembangan dari pengakuan warisan budaya takbenda UNESCO. Pada 2006 pekalongan jadi kota kreatif, di mana batik berkembang menjadi ekosistem yang menghidupi masyarakatnya sebagai penggerak ekonomi kreatif.

Pada 2023, Solo juga dipilih sebagai salah satu Jaringan Kota Kreatif UNESCO dengan mengusung Batik dan pertunjukkan seninya untuk mendukung ekonomi kreatif masyarakat lokal. "Yang kemarin baru diakui Reog Ponorogo, Ponorogo juga mengajukan sebagai kota kreatif pada 2025 dan sedang dalam proses seleksi apakah akan diterima atau tidak," ungkap Taufik.

Menurutnya, aktualisasi lewat jaringan kota kreatif dan warisan budaya sedikit berbeda. Ketika sudah menjadi warisan budaya yang diakui UNESCO, berarti hal ini adalah upaya melestarikan dan memproteksi agar tidak diakui bangsa lain.

"Tapi kota kreatif menggunakan aspek ekonomi kreatif, ekosistem kreatif untuk mengembangkan kebudayaan sebagai perkembangan sebuah kota. Misal angklung bisa tidak menjadi penggera? bukan semata-semata pengakuan saja," paparnya.

Pemerintah menurutnya saat ini sudah tepat dalam bidang kebudayaan, apalagi setelah menjadi kementerian tersendiri. Namun perlu diingat juga bahwa bagian kebudayaan bisa sinergis dengan kementerian lain, yaitu Kementerian Ekonomi Kreatif dan Kementerian Pariwisata agar warisan budaya bisa relevan dan memiliki dampak ekonomi bagi masyarakat. 

3 dari 4 halaman

Aktualisasi Budaya oleh para Seniman di Indonesia

Senada, Jose Rizal Manua salah satu Budayawan, Sastrawan dan Seniman yang aktif dalam teater di Indonesia mengatakan bahwa budaya harus diperkenalkan sejak dini di sekolah. "Budaya kita mempunyai nilai-nilai edukasi di dalamnya juga ada filsafat kehidupan berbangsa dan bernegara," ungkap Jose dalam wawancara telepon pada Jumat, 3 Januari 2025.

Menurutnya sekolah-sekolah di daerah bisa memperkaya muatan lokalnya dengan mempelajari budayanya yang unik, agar setiap provinsi mampu mengembangkannya dan mengaktualisasikannya secara kreatif. "Sebagai kearifan lokal kebudayaan harus diaktualisasikan oleh seniman-seniman setempat agar tetap aktual di masyarakat," cetusnya.

Sebagai seorang seniman, aktif berkegiatan di teater adalah caranya mengaktualisasikan tradisi keberagaman agar anak muda pun bisa menikmatinya. Salah satunya, ia kini aktif di Teater Tanah Air Indonesia yang bahkan sudah melakukan pertunjukan di luar negeri untuk mempromosikan seni dan budaya Indonesia.

"Grup teater kami dibicarakan di banyak negara karena menyusupi tradisi Bali, Aceh, Jawa, saya create begitu rupa warna Indonesia-nya tetap terjaga dan kekiniannya diterima anak muda," bebernya lagi. 

4 dari 4 halaman

Dukungan Swasta dan Kolaborasi Stakeholder Terkait

Terkait pengembangan budaya, Rizal juga menyebut bahwa selama ini dukungan pemerintah sudah baik. Namun tentu dana dari pemerintah untuk pengembangan kebudayaan terbatas, sehingga pihak swasta dan perusahaan besar sebagai filantropi untuk memberi sponsor. 

Apalagi menurutnya dengan kondisi ekonomi yang sekarang begitu memberi pengaruh, karena itu pemerintah memiliki beban yang berat yang harus dipikul. "CSR jangan hanya yang terlihat oleh mata, tapi bisa lewat dukungan untuk warisan budaya seberti wayang yang mungkin tidak terlihat komersial bagi perusahaan, namun bisa memberi dampak pelestarian," katanya.

Kementerian Kebudayaan yang telah secara khusus dibentuk oleh Presiden Prabowo, menurur Jose juga mempermudah bidang seni dan kebudayaan untuk berkembang. Sementara kementerian lainnya yang terkait misalnya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, maupun Kementerian Pariwisata bisa berkolaborasi untuk mengangkat warisan budaya dari sisi pelestarian maupun manfaat ekonomi. 

"Pemisahan ini sudah bagus sehingga kebudayaan bisa terkonserntrasi memerhatikan budayawan yang tersebar di Nusantara untuk didukung," tutup Jose.

Video Terkini