Sukses

Potret Makkah dan Madinah Diterjang Banjir Bandang, Cuaca Ekstrem Diprediksi Berlanjut sampai Akhir Pekan

Hujan lebat dan banjir bandang melanda beberapa kota di Arab Saudi, termasuk Makkah dan Madinah. Otoritas setempat, termasuk Bulan Sabit Merah Saudi, meningkatkan kesiapsiagaan untuk menghadapi kondisi cuaca ekstrem.

Liputan6.com, Jakarta - Pemandangan tak biasa terjadi di sejumlah wilayah di Arab Saudi. Hujan lebat yang belum pernah terjadi sebelumnya melanda dan menyebabkan banjir bandang di sejumlah kota, termasuk Makkah dan Madinah, pada awal pekan ini, Senin, 6 Januari 2025.

Mengutip kantor berita Anadolu, Jumat (10/1/2025), Pusat Meteorologi Nasional mengeluarkan peringatan bencana dengan berbagai tingkat di seluruh negeri, termasuk peringatan merah tinggi untuk kota suci Makkah dan Madinah di Arab Saudi barat, serta beberapa wilayah timur. Sementara, ibu kota Arab Saudi, Riyadh, dan Provinsi Asir dan Jazan di barat daya diberi peringatan dengan tingkat keparahan oranye.

Arab News melaporkan bahwa warga Saudi diperingatkan bahwa badai petir dan banjir bandang masih akan mengintai hingga Minggu, 12 Januari 2025. Sementara, hujan sedang hingga lebat, hujan es, atau bahkan angin kencang juga masih akan melanda Riyadh, jeddah, Al-Baha, Asir, dan Jazan, menurut laporan Saudi Press Agency (SPA).

Karena cuaca ekstrem tersebut, Direktur Jenderal Pertahanan Sipil meminta warga untuk tetap berlindung dan menjauh dari ngarai karena hujan dapat menjadi banjir. Sejumlah akun media sosial mengunggah dampak banjir bandang di berbagai wilayah hingga memutus akses transportasi. Sejumlah mobil tersapu dari jalan, sementara bangunan-bangunan terendam.

Arab News melaporkan bahwa Otoritas Bulan Sabit Merah Saudi cabang Makkah telah meningkatkan kesiapsiagaan mereka merespons peringatan hujan lebat yang dikeluarkan oleh Pusat Meteorologi Nasional. Otoritas menyatakan bahwa ruang komando dan kontrol, pos ambulans, tim tanggap cepat, dan unit ambulans sukarelawan di Makkah beroperasi penuh.

 

2 dari 4 halaman

Meleset dari Prediksi Ahli

"Wilayah Makkah memiliki tim dokter, spesialis, dan teknisi medis darurat yang siap siaga," kata Bulan Sabit Merah. Sebanyak 1.420 anggota staf siap merespons, didukung oleh 149 kendaraan. Ini termasuk ambulans canggih, kendaraan tanggap bencana, dan ambulans udara untuk situasi kritis, tambah SPA.

Otoritas mengimbau warga dan penduduk untuk mengikuti instruksi resmi, berhati-hati, dan memprioritaskan keselamatan jalan selama hujan lebat. Masyarakat juga diminta untuk bekerja sama dengan tim ambulans dengan memberi jalan bagi mereka di jalan. Otoritas beroperasi 24/7, dan warga dapat meminta layanan ambulans dengan menghubungi 997 atau melalui aplikasi Asefne dalam keadaan darurat.

Sementara, Newsweek menyebut kondisi cuaca di Arab Saudi saat ini ekstrem karena biasanya wilayah gurun tersebut hanya menerima sedikit atau bahkan tidak ada hujan sama sekali. Menurut Climate Data, hal itu menunjukkan perubahan cuaca yang signifikan di wilayah tersebut.

Para ilmuwan sebelumnya memprediksi bahwa peziarah yang melakukan perjalanan ke kota tersebut akan mengalami suhu yang lebih tinggi di masa depan karena perubahan iklim. Cuaca buruk tersebut dapat menunjukkan pola yang tidak terduga di wilayah tersebut yang akan datang.

3 dari 4 halaman

Curah Hujan Terbanyak di Madinah

Mengutip Newsweek, wilayah Madinah menerima curah hujan terbanyak, yaitu 49,2 milimeter, sedangkan Jeddah menerima curah hujan 38 milimeter. Hussein al-Qahtani, juru bicara Pusat Meteorologi Nasional, menulis dalam sebuah unggahan di X, "Kami akan terus memperbarui informasi Anda, insya Allah."

Makkah yang merupakan kota suci umat Islam yang dikunjungi jemaah umrah sepanjang tahun dan haji pada musim Haji bukan pertama kali mengalami hujan lebat. Insiden serupa terakhir kali tercatat terjadi di Makkah pada Agustus 2023 ketika curah hujan menyebabkan sekolah ditutup dan jalan terendam banjir, seperti yang dilaporkan oleh Al Jazeera

Jeddah juga pernah menjadi sasaran banjir hebat pada 2009 yang menyebabkan kematian lebih dari 100 orang, menurut outlet Arab News. Banjir di Madinah juga terjadi pada 2005 selama hari-hari terakhir ziarah haji tahunan dan mengakibatkan kematian 29 orang, menurut Observatorium Bumi NASA.

Mengenai curah hujan, pada 6 Januari 2025, Al-Qahtani menulis, "Total curah hujan sejauh ini: Distrik Al-Basatin di Jeddah mencatat jumlah tertinggi 38 mm, dan area pusat Masjid Nabawi mencatat 36 mm. Kondisi hujan masih berlanjut di wilayah Kerajaan. Pastikan untuk mengikuti instruksi dan peringatan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang."

4 dari 4 halaman

Fenomena Banjir di Zaman Nabi Muhammad

Banjir di Makkah, Madinah atau Arab bukanlah fenomena baru, meski tetap saja langka dan dianggap unik. Pasalnya, Makkah dan Madinah sudah beberapa kali terendam banjir. Salah satunya pada masa Rasulullah Muhammad SAW.

Melansir situs Islami.co via NU Online Lampung, kejadian banjir di zaman Nabi Muhammad disebutkan dalam sebuah hadis dari Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Sahih-nya.

ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ، ﻗَﺎﻝَ: ﺃَﺻَﺎﺑَﺖِ اﻟﻨَّﺎﺱَ ﺳَﻨَﺔٌ ﻋَﻠَﻰ ﻋَﻬْﺪِ اﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ، ﻓَﺒَﻴْﻨَﺎ اﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺨْﻄُﺐُ ﻓِﻲ ﻳَﻮْﻡِ ﺟُﻤُﻌَﺔٍ ﻗَﺎﻡَ ﺃَﻋْﺮَاﺑِﻲٌّAnas bin Malik berkata: "Di masa Nabi SAW terjadi musim paceklik. Ketika Nabi shalallahu alaihi wasallam berkhutbah maka berdiri seorang Arab pedalaman."

ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ اﻟﻠَّﻪِ: ﻫَﻠَﻚَ اﻟﻤَﺎﻝُ ﻭَﺟَﺎﻉَ اﻟﻌِﻴَﺎﻝُ، ﻓَﺎﺩْﻉُ اﻟﻠَّﻪَ ﻟَﻨَﺎIa berkata: "Wahai Rasulullah, harta telah hancur dan keluarga kelaparan. Doakan kepada Allah untuk kami."

ﻓَﺮَﻓَﻊَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻭَﻣَﺎ ﻧَﺮَﻯ ﻓِﻲ اﻟﺴَّﻤَﺎءِ ﻗَﺰَﻋَﺔً، ﻓَﻮَاﻟَّﺬِﻱ ﻧَﻔْﺴِﻲ ﺑِﻴَﺪِﻩِ، ﻣَﺎ ﻭَﺿَﻌَﻬَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﺛَﺎﺭَ اﻟﺴَّﺤَﺎﺏُ ﺃَﻣْﺜَﺎﻝَ اﻟﺠِﺒَﺎﻝِ، ﺛُﻢَّ ﻟَﻢْ ﻳَﻨْﺰِﻝْ ﻋَﻦْ ﻣِﻨْﺒَﺮِﻩِ ﺣَﺘَّﻰ ﺭَﺃَﻳْﺖُ اﻟﻤَﻄَﺮَ ﻳَﺘَﺤَﺎﺩَﺭُ ﻋَﻠَﻰ ﻟِﺤْﻴَﺘِﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ

"Lalu Nabi mengangkat kedua tangannya. Kami tidak melihat adanya awan di langit. Demi Allah yang jiwaku ada dalam kuasa-Nya, Nabi belum menurunkan tangannya hingga awan menyebar seperti gunung-gunung. Nabi belum turun dari mimbar hingga aku melihat hujan telah menetes di jenggot Nabi SAW."

ﻓَﻤُﻄِﺮْﻧَﺎ ﻳَﻮْﻣَﻨَﺎ ﺫَﻟِﻚَ، ﻭَﻣِﻦَ اﻟﻐَﺪِ ﻭَﺑَﻌْﺪَ اﻟﻐَﺪِ، ﻭَاﻟَّﺬِﻱ ﻳَﻠِﻴﻪِ، ﺣَﺘَّﻰ اﻟﺠُﻤُﻌَﺔِ اﻷُﺧْﺮَﻯ "Di hari itu kami mendapat hujan, esok dan lusa, hingga Jumat berikutnya."

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Terkini