Sukses

Fasilitas Terbaru Iktikaf di Masjid Nabawi pada 10 Malam Terakhir Ramadan

Untuk bisa iktikaf di Masjid Nabawi, calon jemaah harus mendaftar dulu di website

Liputan6.com, Jakarta - Pada 10 malam terakhir ramadan, umat Muslim berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan malam lailatul qadar. Sebagian besar juga melakukan iktikaf, berdiam diri di masjid dengan niat beribadah kepada Allah.

Di momen berharga ini ada pula orang Indonesia yang sengaja datang ke Tanah Suci untuk melengkapkan ibadahnya di bulan ramadan tahun ini. Terungkap bagaimana fasilitas terbaru iktikaf di Masjid Nabawi, salah satu masjid favorit yang bersejarah.

"10 hari terakhir ramadan, di masjidnya Rasulullah SAW, my dream," tulis pengguna TikTok dengan akun @abu_kucing pada 23 Maret 2025.

Dalam klip singkat, pria tersebut mengungkap fasilitas terbaru untuk iktikaf 10 malam terakhir ramadan. Menurutnya jemaah disuguhkan dengan jamuan yang luar biasa, sehingga tamu Allah ini tidak akan merasa kelaparan.

Kudapan seperti roti, minuman panas berupa teh dan kopi, serta minuman dingin berupa jus selalu diisi ulang. Tampak dalam deretan lemari pendingin berbagai minuman jus kemasan tersedia. Tak kalah istimewa itu air zam-zam yang ada di setiap istirahat. 

Selain itu, jemaah juga disediakan tenda khusus dengan karpet di dalamnya yang sudah diberi nomor sesuai nomor jemaah. Menurut pria tersebut untuk bisa melaksanakan iktikaf di Masjid Nabawi, jemaah harus memiliki tasreh atau izin khusus yang bisa didapatkan dengan mendaftar di website Al Haramain. Jemaah tidak perlu membayar untuk semua fasilitas untuk iktikaf ini. 

 

Promosi 1
2 dari 4 halaman

Fasilitas Bantal hingga Tasbih Digital

Pengalaman iktikaf di Masjid Nabawi juga diutarakan oleh akun TikTok @belajardimadinah. Akun tersebut menyebut jemaah yang mendaftar iktikaf di masjid tersebut sudah mendapatkan fasilitas penunjang seperti bantal, kasur dan selimut, peralatan mandi termasuk sikat gigi. 

Dalam sebuah kantong kecil juga terdapat siwak, penutup mata dan tasbih digital. Semua fasilitas itu sudah terdapat di loker masing-masing, sesuai dengan nomor saat mendaftar iktikaf.

Menurutnya fasilitas dengan area baru ini baru ada pada musim ramadan 2025 atau 1446 hijriah. Sebagai pengetahuan, iktikaf merupakan kebiasaan Rasulullah SAW di 10 hari terakhir bulan Ramadan, yang dilakukan dengan berdiam diri di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah salat, tadarus Al-Quran, dzikir, dan amalan sunnah lainnya.

Disebutkan bahwa fasilitas ini tak hanya untuk pria, tapi juga wanita. Lantas unggahan konten mendapat banyak tanggapan warganet. "MasyaAllah kerennya Saudi, smg bs merasakan itikaf di mesjid nabawi🤲," tulis warganet. "Yaallah semoga bisa ngerasain i’tikaf di nabawi amin yarobbal alamin," harap warganet.

3 dari 4 halaman

Persiapan Iktikaf di Masjid

Mengutip dari kanal Regional Liputan6.com, 23 Maret 2025, pada 10 hari terakhir di Ramadan seluruh umat muslim dianjurkan agar meningkatkan frekuensi dan kekhusyukan ibadahnya di bulan suci selain tetap menjalankan puasa.

Salah satu ibadah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu menginap di masjid selama 10 hari tanpa dijeda dengan berpulang ke rumah bernama itikaf. Menurut Muhammad Abduh Tuasikal dari Yayasan Percikan Iman Bandung, Jawa Barat, iktikaf secara bahasa berarti menetap pada sesuatu.

Sedangkan secara syar’i, itikaf berarti menetap di masjid dengan tata cara yang khusus disertai dengan niat. "Ada suatu amalan di bulan Ramadhan yang mesti kita ketahui bersama demi meraih banyak pahala di bulan tersebut. Amalan tersebut adalah itikaf," ujar Tuasikal dicuplik dari laman Yayasan Percikan Iman, Rabu, 19 Maret 2025.

Ibnul Mundzir mengatakan, "Para ulama sepakat bahwa itikaf itu sunah, bukan wajib kecuali jika seseorang mewajibkan bagi dirinya bernazar untuk melaksanakan itikaf."

 

4 dari 4 halaman

Perempuan Boleh Iktikaf di Masjid

Dari Abu Hurairah, ia berkata; "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beritikaf pada bulan Ramadan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, beliau beriktikaf selama dua puluh hari".

Waktu iktikaf yang lebih afdhol adalah di akhir-akhir Ramadan atau 10 hari terakhir bulan Ramadan sebagaimana hadits ‘Aisyah, ia berkata; "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beriktikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadan hingga wafatnya kemudian istri-istri beliau pun beritikaf setelah kepergian beliau."

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beriktikaf di sepuluh hari terakhir dengan tujuan untuk mendapatkan malam lailatul qadar, untuk menghilangkan dari segala kesibukan dunia, sehingga mudah bermunajat dengan Rabbnya, banyak berdoa dan banyak berzikir saat itu.

Berdasarkan hadist, wanita boleh beriktikaf di masjid asalkan memenuhi dua syarat yaitu meminta izin suami dan tidak menimbulkan fitnah (godaan bagi laki-laki). Karenanya, wanita yang iktikaf harus benar-benar menutup aurat dengan sempurna dan juga tidak memakai wewangian.

 

Selanjutnya: Fasilitas Bantal hingga Tasbih Digital
Produksi Liputan6.com