Liputan6.com, Pasuruan: Para petani di 24 desa di Kecamatan Keraton, Pasuruan, Jawa Timur, mengeluhkan harga gabah yang merosot selama sebulan ini. Menurut Suadi, salah seorang petani di Keraton, harga anjlok akibat kualitas gabah yang buruk setelah terkena banjir dan hama wereng. Untuk itu, Suadi mewakili para petani di Pasuruan, baru-baru ini, meminta pemerintah segera turun tangan.
Harga gabah basah atau kocoran di tingkat petani saat ini turun dari Rp 1.125 menjadi Rp 900 per kilogram. Padahal, selama 110 hari masa tanam padi, seorang pemilik sawah harus mengeluarkan ongkos Rp 4 juta per satu hektare. Biaya sebesar ini belum termasuk ongkos tambahan seperti antihama. Sementara hasil panen paling banyak enam ton atau senilai Rp 5 juta. Sebab, dalam satu kwintal gabah, saat ini, hanya menghasilkan 40 kilogram beras karena butir padi menipis dan kulit padi semakin tebal.
Harga jual gabah di tingkat petani Pasuruan memang sangat jauh di bawah Instruksi Presiden tentang Kebijakan Perberasan Nomor 2 Tahun 2005 yang mematok harga gabah pada Rp 1.300 per kg. Sementara upaya Menteri Pertanian Anton Apriantono yang menurunkan satuan tugas untuk membeli gabah petani ternyata tak banyak membantu [baca: Petani Mengeluh Harga Gabah Turun].(YAN/Dani Arugafur)
Harga gabah basah atau kocoran di tingkat petani saat ini turun dari Rp 1.125 menjadi Rp 900 per kilogram. Padahal, selama 110 hari masa tanam padi, seorang pemilik sawah harus mengeluarkan ongkos Rp 4 juta per satu hektare. Biaya sebesar ini belum termasuk ongkos tambahan seperti antihama. Sementara hasil panen paling banyak enam ton atau senilai Rp 5 juta. Sebab, dalam satu kwintal gabah, saat ini, hanya menghasilkan 40 kilogram beras karena butir padi menipis dan kulit padi semakin tebal.
Harga jual gabah di tingkat petani Pasuruan memang sangat jauh di bawah Instruksi Presiden tentang Kebijakan Perberasan Nomor 2 Tahun 2005 yang mematok harga gabah pada Rp 1.300 per kg. Sementara upaya Menteri Pertanian Anton Apriantono yang menurunkan satuan tugas untuk membeli gabah petani ternyata tak banyak membantu [baca: Petani Mengeluh Harga Gabah Turun].(YAN/Dani Arugafur)