Liputan6.com, Jakarta: Sebuah film dokumenter berjudul Garuda Deadly`s Upgrade diputar di Jakarta, Rabu (27/4). Film yang ditayangkan untuk pertama kalinya untuk publik ini mencoba mengumpulkan berbagai informasi tentang tewasnya aktivis hak asasi manusia, Munir.
Alur cerita dalam Garuda Deadly`s Upgrade dimulai dari kecurigaan istri Munir, Suciwati, saat menerima telepon dari pilot senior Garuda Pollycarpus Budihari Priyanto. Kisah berlanjut ketika Munir berangkat menuju Amsterdam, Belanda, hingga ia meninggal dalam perjalanannya di dalam pesawat [baca: Arsen Menutup Rapat Mulut Munir Selamanya].
Sementara dalam perkembangannya, penyelidikan yang dilakukan Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus Munir mengarah kepada indikasi yang diduga melibatkan pejabat PT Garuda Indonesia dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Film ini juga menampilkan wawancara dengan sejumlah orang yang memberi kesaksian. Mereka antara lain rekan kerja Munir dan penumpang pesawat Garuda yang sempat melihat wajah korban pucat saat transit di Singapura.
Potongan-potongan visual dalam film itu dikumpulkan oleh David O`shea dan Lexy Rambadeta. Garuda Deadly`s Upgrade mencoba mengurai kronologis kematian Munir yang dapat dipahami masyarakat. Karena itu diharapkan film ini dapat membantu polisi mengungkap misteri kematian mantan koordinator Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan).
Lebih dari itu, film dokumenter serupa ini juga dapat menguak misteri kematian aktivis HAM lain, seperti M. Yamin dan Baharuddin Lopa, beberapa tahun silam.(AIS/Dewi Puspita dan Yuli Sasmito)
Alur cerita dalam Garuda Deadly`s Upgrade dimulai dari kecurigaan istri Munir, Suciwati, saat menerima telepon dari pilot senior Garuda Pollycarpus Budihari Priyanto. Kisah berlanjut ketika Munir berangkat menuju Amsterdam, Belanda, hingga ia meninggal dalam perjalanannya di dalam pesawat [baca: Arsen Menutup Rapat Mulut Munir Selamanya].
Sementara dalam perkembangannya, penyelidikan yang dilakukan Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus Munir mengarah kepada indikasi yang diduga melibatkan pejabat PT Garuda Indonesia dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Film ini juga menampilkan wawancara dengan sejumlah orang yang memberi kesaksian. Mereka antara lain rekan kerja Munir dan penumpang pesawat Garuda yang sempat melihat wajah korban pucat saat transit di Singapura.
Potongan-potongan visual dalam film itu dikumpulkan oleh David O`shea dan Lexy Rambadeta. Garuda Deadly`s Upgrade mencoba mengurai kronologis kematian Munir yang dapat dipahami masyarakat. Karena itu diharapkan film ini dapat membantu polisi mengungkap misteri kematian mantan koordinator Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan).
Lebih dari itu, film dokumenter serupa ini juga dapat menguak misteri kematian aktivis HAM lain, seperti M. Yamin dan Baharuddin Lopa, beberapa tahun silam.(AIS/Dewi Puspita dan Yuli Sasmito)