Liputan6.com, Makassar: Dialog antara perwakilan sopir angkutan kota dengan anggota DPRD Kota Makassar, Sulawesi Selatan, diwarnai kericuhan, Jumat (6/5). Kedua pihak tak menemui titik temu ketika membahas Surat Keputusan Wali Kota Makassar Nomor 15 Tahun 2005 tentang pembatasan operasi angkot di Perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP).
Keributan di ruang pertemuan berawal dari silang pendapat antaranggota Dewan mengenai keputusan pembatasan angkot di BTP. Sebagian anggota Dewan setuju dengan SK Wali Kota Ilham Arief Siradjuddin. Sementara yang lain menentang. "Tidak ada cerita SK itu di-pending. Nggak ada aturan hukumnya. Berhenti negara kalau ada SK di-pending," kata seorang anggota Dewan dengan berapi-api.
Kondisi ini membuat sejumlah perwakilan sopir angkot bereaksi. Mereka angkat bicara mendukung anggota Dewan yang propembatasan angkot sambil menunjuk-nunjuk anggota DPRD lain. Suasana menjadi tak terkendali setelah sebagian sopir mencoba mendekati meja anggota DPRD yang setuju dengan SK Wali Kota.
Kericuhan ini nyaris menimbulkan keributan karena kedua pihak tak ada yang mau mengalah. Suasana berhasil ditenangkan setelah polisi turun tangan dan meminta sejumlah peserta dialog keluar. Ketua DPRD Kota Makassar akhirnya memutuskan menangguhkan sementara SK Wali Kota sampai dibentuk tim yang bertugas mengkaji masalah ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, demonstrasi penolakan SK Wali Kota ini selalu panas. Dua orang sopir angkot bahkan mengalami penusukan saat demonstrasi. Namun, sejauh ini, Wali Kota Ilham Arief Siradjuddin bergeming. Dia tak akan mencabut SK bermasalah itu [baca: SK Trayek Baru Tak Akan Dicabut].(YAN/Iwan Taruna)
Keributan di ruang pertemuan berawal dari silang pendapat antaranggota Dewan mengenai keputusan pembatasan angkot di BTP. Sebagian anggota Dewan setuju dengan SK Wali Kota Ilham Arief Siradjuddin. Sementara yang lain menentang. "Tidak ada cerita SK itu di-pending. Nggak ada aturan hukumnya. Berhenti negara kalau ada SK di-pending," kata seorang anggota Dewan dengan berapi-api.
Kondisi ini membuat sejumlah perwakilan sopir angkot bereaksi. Mereka angkat bicara mendukung anggota Dewan yang propembatasan angkot sambil menunjuk-nunjuk anggota DPRD lain. Suasana menjadi tak terkendali setelah sebagian sopir mencoba mendekati meja anggota DPRD yang setuju dengan SK Wali Kota.
Kericuhan ini nyaris menimbulkan keributan karena kedua pihak tak ada yang mau mengalah. Suasana berhasil ditenangkan setelah polisi turun tangan dan meminta sejumlah peserta dialog keluar. Ketua DPRD Kota Makassar akhirnya memutuskan menangguhkan sementara SK Wali Kota sampai dibentuk tim yang bertugas mengkaji masalah ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, demonstrasi penolakan SK Wali Kota ini selalu panas. Dua orang sopir angkot bahkan mengalami penusukan saat demonstrasi. Namun, sejauh ini, Wali Kota Ilham Arief Siradjuddin bergeming. Dia tak akan mencabut SK bermasalah itu [baca: SK Trayek Baru Tak Akan Dicabut].(YAN/Iwan Taruna)