Liputan6.com, Meulaboh: Nelayan di Meulaboh, Aceh Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, tak ingin lama-lama meratapi nasib. Kini, mereka mulai memperbaiki perahu yang rusak akibat gempa dan Tsunami pada 26 Desember 2004. Untuk memperbaiki satu perahu, dibutuhkan dana sekitar Rp 3 juta hingga Rp 6 juta atau bergantung dari kerusakan.
Tercatat, perahu atau boat nelayan Meulaboh yang rusak akibat Tunami mencapai 150 buah. Dari jumlah itu, baru 50 perahu yang sudah diperbaiki dan sudah melaut karena kerusakan tidak begitu parah. Para nelayan mengaku kewalahan memperbaiki kapalnya karena keterbatasan dana. Sementara bantuan dari lembaga swadaya masyarakat serta Dinas Kelautan dan Perikanan setempat dinilai jauh dari kebutuhan.
Para nelayan berharap agar para donatur baik dalam negeri maupun luar negeri memperhatikan nasib mereka. Sebab, sudah empat bulan mereka belum sepenuhnya bisa melaut untuk menafkahi keluarga. Para nelayan juga mengharapkan adanya pabrik es untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan. Keberadaan pabrik es sangat mendesak karena empat pabrik es yang pernah ada sudah hancur dihantam Tsunami.(AWD/Ridwan Adhi)
Tercatat, perahu atau boat nelayan Meulaboh yang rusak akibat Tunami mencapai 150 buah. Dari jumlah itu, baru 50 perahu yang sudah diperbaiki dan sudah melaut karena kerusakan tidak begitu parah. Para nelayan mengaku kewalahan memperbaiki kapalnya karena keterbatasan dana. Sementara bantuan dari lembaga swadaya masyarakat serta Dinas Kelautan dan Perikanan setempat dinilai jauh dari kebutuhan.
Para nelayan berharap agar para donatur baik dalam negeri maupun luar negeri memperhatikan nasib mereka. Sebab, sudah empat bulan mereka belum sepenuhnya bisa melaut untuk menafkahi keluarga. Para nelayan juga mengharapkan adanya pabrik es untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan. Keberadaan pabrik es sangat mendesak karena empat pabrik es yang pernah ada sudah hancur dihantam Tsunami.(AWD/Ridwan Adhi)