Liputan6.com, Jakarta: Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PT HM Sampoerna di Jakarta, Rabu (18/5), mengganti dewan komisaris dan direksi. Philip Morris--perusahaan rokok asal Amerika Serikat yang menguasai 97 persen saham, menempatkan Matteo Pellegrini sebagai presiden komisaris menggantikan Putra Sampoerna. Sementara Presiden Direktur Michael Sampoerna diganti Martin King.
Di jajaran komisaris, pejabat lama yang masih dipertahankan adalah Ekadharmajanto Kasih dan Phang Cheow Hock. Tiga nama lama yang dipertahankan untuk menjaga kesinambungan perusahaan adalah Angky Camaro, Edward Harvey Frankel, dan Sugiarta Gandasaputra. Sementara komisaris dan direksi baru adalah mantan pimpinan cabang Philip Morris dari sejumlah negara.
Dalam sambutannya, Presiden Komisaris PT HM Sampoerna yang baru menyampaikan terima kasih kepada pemilik dan manajemen lama termasuk keluarga besar Sampoerna. Sebab, mereka telah membawa perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia.
Sementara itu meski kepemilikan saham dan struktur manajemen berubah, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Martin King memastikan tak akan mengubah bisnis dan tradisi Sampoerna. Mereka tetap memakai tembakau Tanah Air yang bermutu tinggi. Begitu juga dengan tenaga kerja. Manajemen baru akan terus bekerja sama dengan masyarakat pribumi. Apalagi, penduduk lokal sangat hebat dan profesional.
Menurut King, Philip Morris tertarik mengakuisisi Sampoerna karena perusahaan ini sangat kuat. Sampoerna juga memiliki sumber daya manusia yang hebat dan mampu menganalisa pasar di negara ini dengan baik. Selain itu, produk mereka seperti A Mild dan Dji Sam Soe sudah mengakar di masyarakat Indonesia.
Sampoerna juga dinilai mempunyai manajemen yang baik dan telah terbukti. King optimistis, bergabungnya Philip Morris bakal membawa Sampoerna menjadi perusahaan rokok terbesar di Indonesia.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)
Di jajaran komisaris, pejabat lama yang masih dipertahankan adalah Ekadharmajanto Kasih dan Phang Cheow Hock. Tiga nama lama yang dipertahankan untuk menjaga kesinambungan perusahaan adalah Angky Camaro, Edward Harvey Frankel, dan Sugiarta Gandasaputra. Sementara komisaris dan direksi baru adalah mantan pimpinan cabang Philip Morris dari sejumlah negara.
Dalam sambutannya, Presiden Komisaris PT HM Sampoerna yang baru menyampaikan terima kasih kepada pemilik dan manajemen lama termasuk keluarga besar Sampoerna. Sebab, mereka telah membawa perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia.
Sementara itu meski kepemilikan saham dan struktur manajemen berubah, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Martin King memastikan tak akan mengubah bisnis dan tradisi Sampoerna. Mereka tetap memakai tembakau Tanah Air yang bermutu tinggi. Begitu juga dengan tenaga kerja. Manajemen baru akan terus bekerja sama dengan masyarakat pribumi. Apalagi, penduduk lokal sangat hebat dan profesional.
Menurut King, Philip Morris tertarik mengakuisisi Sampoerna karena perusahaan ini sangat kuat. Sampoerna juga memiliki sumber daya manusia yang hebat dan mampu menganalisa pasar di negara ini dengan baik. Selain itu, produk mereka seperti A Mild dan Dji Sam Soe sudah mengakar di masyarakat Indonesia.
Sampoerna juga dinilai mempunyai manajemen yang baik dan telah terbukti. King optimistis, bergabungnya Philip Morris bakal membawa Sampoerna menjadi perusahaan rokok terbesar di Indonesia.(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)