Liputan6.com, Jakarta: Thalasemia adalah penyakit genetika kelainan darah yang umumnya diderita anak-anak. Ada sekitar 3.000 anak penderita thalasemia di Indonesia. Sebanyak 85 persen pasien pegidap penyakit mematikan ini berasal dari keluarga kurang mampu. Demikian dikemukakan Direktur Yayasan Thalasemia Indonesia Ruswandi di Jakarta, baru-baru ini.
Menurut Ruswandi, thalasemia terbagi menjadi penderita minor yang membawa sifat dan tak memerlukan perawatan khusus serta mayor yang membutuhkan transfusi darah sepanjang hidup. Sebab, butir darah merah pasien pecah sebelum waktunya. Untuk mengobati penyakit ini dibutuhkan dana Rp 5 juta per anak tiap bulan. Dana tersebut untuk mengongkosi transfusi darah dan membeli obat desferal. Meski begitu, tambah dia, harapan hidup penderita thalasemia di Indonesia rata-rata mencapai 15 tahun. Umur tertua yang pernah dijalani penderita thalasemia di Tanah Air adalah 27 tahun.
Dia menambahkan, 900 dari ribuan anak tersebut berobat di Pusat Thalasemia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saat ini, Yayasan Thalasemia Indonesia berupaya mencari donatur yang dapat membantu biaya pengobatan untuk 85 persen bocah dari keluarga miskin tadi. Yayasan Thalasemia juga gencar mensosialisasikan penyakit ini secara lebih luas dan melakukan kegiatan donor darah.(TNA/Esther Mulyanie dan Binsar Rahadian)
Menurut Ruswandi, thalasemia terbagi menjadi penderita minor yang membawa sifat dan tak memerlukan perawatan khusus serta mayor yang membutuhkan transfusi darah sepanjang hidup. Sebab, butir darah merah pasien pecah sebelum waktunya. Untuk mengobati penyakit ini dibutuhkan dana Rp 5 juta per anak tiap bulan. Dana tersebut untuk mengongkosi transfusi darah dan membeli obat desferal. Meski begitu, tambah dia, harapan hidup penderita thalasemia di Indonesia rata-rata mencapai 15 tahun. Umur tertua yang pernah dijalani penderita thalasemia di Tanah Air adalah 27 tahun.
Dia menambahkan, 900 dari ribuan anak tersebut berobat di Pusat Thalasemia Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saat ini, Yayasan Thalasemia Indonesia berupaya mencari donatur yang dapat membantu biaya pengobatan untuk 85 persen bocah dari keluarga miskin tadi. Yayasan Thalasemia juga gencar mensosialisasikan penyakit ini secara lebih luas dan melakukan kegiatan donor darah.(TNA/Esther Mulyanie dan Binsar Rahadian)