Liputan6.com, Serang: Sebuah iring-iringan mobil personel Kepolisian Resor Serang, Banten, bergegas menuju Kampung Menggerong, Kecamatan Kasemen, Serang. Saat itu Selasa, 7 Juni 2005. Rombongan itu mengarah ke rumah Dedi Mulyana alias Eyang Ended.
Malam itu, padepokan Eyang Ended dikepung. Para penghuni padepokan yang tak lain para pengikut Dedi terkejut. Beberapa polisi mendekati para penghuni dan mengorek keterangan tentang Dedi yang dikenal sebagai dukun sakti. Namun, tak satu pun yang mau bicara. Mereka mengatakan, Eyang Ended sedang di Lampung.
Polisi tak percaya. Setiap sudut dan celah padepokan diperiksa. Memang Dedi tidak ada. Polisi hanya menemukan Fatul Janah, istri pertama Eyang Ended.
Para penghuni padepokan mengaku tidak melakukan apa pun yang salah. Mereka hanya berkumpul-kumpul saja. Untuk kepentingan penyelidikan, polisi membawa seluruh penghuni padepokan ke Markas Polres Serang. Sebab, tempat ini digerebek berkat laporan yang mengatakan Eyang Ended diduga menipu para pengikutnya.
Kepada sejumlah korban, Ended telah menyebarkan cerita akan terjadi bencana alam dahsyat seperti Tsunami. Ended mengatakan, bencana ini bisa menenggelamkan Pulau Sumatra dan Jawa. Edannya, yang ingin selamat dari malam bencana itu--istilah Ended--harus mengikuti ritual yang ia ajarkan. Tak lupa, tiap orang diharuskan menyetor uang sebesar Rp 5 juta. Para pengikut yang ingin menghindari terjangan Tsunami juga diharuskan berdiam di padepokan yang mirip pondok, terbuat dari bambu. Ended juga mengaku sebagai nabi.
Kabar ini membuat warga Kampung Menggerong marah. Tanpa dikomando warga menyerbu rumah eyang dan menghancurkan padepokan bambu. Rumah para pengikut juga dirusak, termasuk milik Halim, Ketua RT setempat. Amuk massa berhenti begitu mendegar polisi sedang dalam perjalanan ke tempat kejadian perkara. Massa membubarkan diri dan meninggalkan rumah Ended yang hancur berantakan.
Belakangan terungkap, warga mengamuk mendengar ada sekitar 30 perempuan yang menjadi korban perkosaan sang dukun. Polisi menerima pengaduan dua perempuan berusia belasan tahun yang menjadi korban nafsu setan Eyang Ended.
Santi--bukan nama sebenarnya--termakan bujukan Fuad, tangan kanan Dedi, bahwa sperma eyang mengandung ayat-ayat suci Alquran. Korban lain diminta Fuad bertemu eyang agar arwah ayahnya selamat. Gadis ini mengira dia akan disuruh, puasa, zikir, dan doa. Namun, dia malah diminta berhubungan intim.
Sekitar 15 perempuan yang menjadi korban sang dukun cabul mengungkapkan, semula datang hendak berobat. Ended memang dikenal sebagai dukun yang mampu mengobati segala macam penyakit. Saat menjalani proses pengobatan, para korban mengaku seperti dihipnotis. Saat sadar, mereka sudah dalam keadaan tak berpakaian [baca: Padepokan Aliran Sesat di Serang Digerebek].
Abdul yang istrinya menjadi korban sang dukun cabul merasa amat terpukul. Apalagi Abdul selama ini hidup di perantauan dan meninggalkan istrinya di kampung. Karena itu dia menyimpan dendam kesumat kepada sang dukun.
Sang dukun cabul kemudian dibekuk polisi dari tempat persembunyiannya di Lampung. Malam itu juga Ended menjalani penyidikan di Polres Serang. Ended menyatakan, dua tahun silam sempat memperoleh wangsit yang bisa menyelamatkan manusia dari bencana. Ia juga bercerita soal ramalan akan terjadinya bencana alam yang membuat pengikutnya percaya. "Ini musyawarah bangsa jin di laut, Gunung Krakatau ini akan meletus, dan jika terjadi, Pulau Jawa dan Sumatra akan tenggelam," kata Dedi dalam bahasa Sunda.
Supaya selamat, sebuah pondok bambu harus didirikan. Pondok ini nantinya mampu menahan bencana sehebat Tsunami seperti permintaan jin penjaga gunung. Ended juga mengaku mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Kemampuan gaib ini diperoleh setelah bertapa selama tujuh tahun di sebuah gunung di Ujung Kulon, Jawa Barat. Soal seks bebas demi menyelamatkan korban di dunia dan akhirat yang dia terapkan, Dedi mengatakan itu benar. "Yang penting ikhlas, kalau tidak ikhlas tidak bisa [diselamatkan]," pria gondrong ini.
Polisi juga mencokok Herman, seorang pengikut Ended. Perkenalan Herman dengan sang dukun bermula saat bertemu Fuad--kini masih buron--yang aktif mencari korban. Bahkan, Herman juga mengizinkan istrinya menjadi korban sang nabi.
Kasus Ended ini tak urung menyita perhatian Majelis Ulama Indonesia Banten. Ketua MUI Banten Kiai Haji Wahab Afif menegaskan, tidak ada model ajaran agama yang memastikan tentang kiamat dan membolehkan seks bebas. Bahkan para nabi pun, kata Wahab, tidak bisa meramalkan hari kiamat.
Kni penjara telah menunggu Ended. Pria beristri dua ini terancam hukuman penjara selama 15 tahun. Namun, warga sudah tak sudi lagi bertemu dengan Ended. "Jangan sampai pulang," kata Suarah, yang putrinya menjadi korban terakhir sang nabi sesat.
Sukinah, istri Ended yang lain, juga tak bisa berbuat apa-apa. Dia mengaku tidak tahu perbuatan suaminya. Namun, kini, dia dan keluarga harus menanggung malu. Bahkan, putrinya tak mau ke sekolah karena sering jadi bahan ejekan. Mereka pasrah terhadap ganjaran yang harus dipikul Ended. &quotBerani berbuat berani bertanggung jawab," kata dia dengan mata kuyu.(MAK/Tim Derap Hukum)
Malam itu, padepokan Eyang Ended dikepung. Para penghuni padepokan yang tak lain para pengikut Dedi terkejut. Beberapa polisi mendekati para penghuni dan mengorek keterangan tentang Dedi yang dikenal sebagai dukun sakti. Namun, tak satu pun yang mau bicara. Mereka mengatakan, Eyang Ended sedang di Lampung.
Polisi tak percaya. Setiap sudut dan celah padepokan diperiksa. Memang Dedi tidak ada. Polisi hanya menemukan Fatul Janah, istri pertama Eyang Ended.
Para penghuni padepokan mengaku tidak melakukan apa pun yang salah. Mereka hanya berkumpul-kumpul saja. Untuk kepentingan penyelidikan, polisi membawa seluruh penghuni padepokan ke Markas Polres Serang. Sebab, tempat ini digerebek berkat laporan yang mengatakan Eyang Ended diduga menipu para pengikutnya.
Kepada sejumlah korban, Ended telah menyebarkan cerita akan terjadi bencana alam dahsyat seperti Tsunami. Ended mengatakan, bencana ini bisa menenggelamkan Pulau Sumatra dan Jawa. Edannya, yang ingin selamat dari malam bencana itu--istilah Ended--harus mengikuti ritual yang ia ajarkan. Tak lupa, tiap orang diharuskan menyetor uang sebesar Rp 5 juta. Para pengikut yang ingin menghindari terjangan Tsunami juga diharuskan berdiam di padepokan yang mirip pondok, terbuat dari bambu. Ended juga mengaku sebagai nabi.
Kabar ini membuat warga Kampung Menggerong marah. Tanpa dikomando warga menyerbu rumah eyang dan menghancurkan padepokan bambu. Rumah para pengikut juga dirusak, termasuk milik Halim, Ketua RT setempat. Amuk massa berhenti begitu mendegar polisi sedang dalam perjalanan ke tempat kejadian perkara. Massa membubarkan diri dan meninggalkan rumah Ended yang hancur berantakan.
Belakangan terungkap, warga mengamuk mendengar ada sekitar 30 perempuan yang menjadi korban perkosaan sang dukun. Polisi menerima pengaduan dua perempuan berusia belasan tahun yang menjadi korban nafsu setan Eyang Ended.
Santi--bukan nama sebenarnya--termakan bujukan Fuad, tangan kanan Dedi, bahwa sperma eyang mengandung ayat-ayat suci Alquran. Korban lain diminta Fuad bertemu eyang agar arwah ayahnya selamat. Gadis ini mengira dia akan disuruh, puasa, zikir, dan doa. Namun, dia malah diminta berhubungan intim.
Sekitar 15 perempuan yang menjadi korban sang dukun cabul mengungkapkan, semula datang hendak berobat. Ended memang dikenal sebagai dukun yang mampu mengobati segala macam penyakit. Saat menjalani proses pengobatan, para korban mengaku seperti dihipnotis. Saat sadar, mereka sudah dalam keadaan tak berpakaian [baca: Padepokan Aliran Sesat di Serang Digerebek].
Abdul yang istrinya menjadi korban sang dukun cabul merasa amat terpukul. Apalagi Abdul selama ini hidup di perantauan dan meninggalkan istrinya di kampung. Karena itu dia menyimpan dendam kesumat kepada sang dukun.
Sang dukun cabul kemudian dibekuk polisi dari tempat persembunyiannya di Lampung. Malam itu juga Ended menjalani penyidikan di Polres Serang. Ended menyatakan, dua tahun silam sempat memperoleh wangsit yang bisa menyelamatkan manusia dari bencana. Ia juga bercerita soal ramalan akan terjadinya bencana alam yang membuat pengikutnya percaya. "Ini musyawarah bangsa jin di laut, Gunung Krakatau ini akan meletus, dan jika terjadi, Pulau Jawa dan Sumatra akan tenggelam," kata Dedi dalam bahasa Sunda.
Supaya selamat, sebuah pondok bambu harus didirikan. Pondok ini nantinya mampu menahan bencana sehebat Tsunami seperti permintaan jin penjaga gunung. Ended juga mengaku mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Kemampuan gaib ini diperoleh setelah bertapa selama tujuh tahun di sebuah gunung di Ujung Kulon, Jawa Barat. Soal seks bebas demi menyelamatkan korban di dunia dan akhirat yang dia terapkan, Dedi mengatakan itu benar. "Yang penting ikhlas, kalau tidak ikhlas tidak bisa [diselamatkan]," pria gondrong ini.
Polisi juga mencokok Herman, seorang pengikut Ended. Perkenalan Herman dengan sang dukun bermula saat bertemu Fuad--kini masih buron--yang aktif mencari korban. Bahkan, Herman juga mengizinkan istrinya menjadi korban sang nabi.
Kasus Ended ini tak urung menyita perhatian Majelis Ulama Indonesia Banten. Ketua MUI Banten Kiai Haji Wahab Afif menegaskan, tidak ada model ajaran agama yang memastikan tentang kiamat dan membolehkan seks bebas. Bahkan para nabi pun, kata Wahab, tidak bisa meramalkan hari kiamat.
Kni penjara telah menunggu Ended. Pria beristri dua ini terancam hukuman penjara selama 15 tahun. Namun, warga sudah tak sudi lagi bertemu dengan Ended. "Jangan sampai pulang," kata Suarah, yang putrinya menjadi korban terakhir sang nabi sesat.
Sukinah, istri Ended yang lain, juga tak bisa berbuat apa-apa. Dia mengaku tidak tahu perbuatan suaminya. Namun, kini, dia dan keluarga harus menanggung malu. Bahkan, putrinya tak mau ke sekolah karena sering jadi bahan ejekan. Mereka pasrah terhadap ganjaran yang harus dipikul Ended. &quotBerani berbuat berani bertanggung jawab," kata dia dengan mata kuyu.(MAK/Tim Derap Hukum)