Liputan6.com, Jakarta: Seni jalanan ternyata bisa dikemas menjadi sajian yang berkelas. Di tangan sejumlah seniman muda asal Jakarta dan Bandung, Jawa Barat berbagai bentuk mural (lukisan dinding) dan lukisan yang berangkat dari kebebasan berekspresi di jalanan, dikemas menjadi kreasi nan apik. Kebebasan berekspresi seniman-seniman muda ini ditampilkan dalam pameran bertema Medium Rare.
Selain memacu kreativitas seni generasi muda, pameran yang digelar baru-baru ini di Museum Nasional Jakarta itu bertujuan menyadarkan komunitas seni agar tidak memandang seni jalanan dengan sebelah mata. Dengan media kanvas, dinding hingga kertas, sekitar 23 seniman muda menuangkan imajinasinya. Karya mereka memang terlihat berkelas mengingat mayoritas dibuat dengan medium dan ornamen yang berkesan mewah.
Satu di antaranya karya Adi Purnomo, yang memilih menuangkan kreasinya dalam bentuk mural. Karya-karyanya yang bernuansa maskulin banyak didominasi stilir ornamen gajah. Belum lagi corak loreng tentara yang sedang tren di kalangan anak muda. Meski tidak lazim, Adi berharap karyanya bisa diterima di kalangan peminat seni.
Berbagai mural lainnya juga ditampilkan sebagai potret gejolak kehidupan di mata para seniman. Mereka menyiratkan keputusasaan dan rasa jenuh terhadap fenomena sosial yang terjadi di Ibu Kota. Sementara itu, kecintaan terhadap dunia anak juga tersirat dalam mural semianimasi dengan tokoh kartun sebagai inspirasi utama.(ADO/Widiyaningsih dan Yon Helfi)
Selain memacu kreativitas seni generasi muda, pameran yang digelar baru-baru ini di Museum Nasional Jakarta itu bertujuan menyadarkan komunitas seni agar tidak memandang seni jalanan dengan sebelah mata. Dengan media kanvas, dinding hingga kertas, sekitar 23 seniman muda menuangkan imajinasinya. Karya mereka memang terlihat berkelas mengingat mayoritas dibuat dengan medium dan ornamen yang berkesan mewah.
Satu di antaranya karya Adi Purnomo, yang memilih menuangkan kreasinya dalam bentuk mural. Karya-karyanya yang bernuansa maskulin banyak didominasi stilir ornamen gajah. Belum lagi corak loreng tentara yang sedang tren di kalangan anak muda. Meski tidak lazim, Adi berharap karyanya bisa diterima di kalangan peminat seni.
Berbagai mural lainnya juga ditampilkan sebagai potret gejolak kehidupan di mata para seniman. Mereka menyiratkan keputusasaan dan rasa jenuh terhadap fenomena sosial yang terjadi di Ibu Kota. Sementara itu, kecintaan terhadap dunia anak juga tersirat dalam mural semianimasi dengan tokoh kartun sebagai inspirasi utama.(ADO/Widiyaningsih dan Yon Helfi)