Sukses

Flu Burung Dinyatakan Kejadian Luar Biasa

Meski menetapkan kejadian luar biasa flu burung secara nasional, pemerintah belum berencana mengisolasi daerah-daerah yang terkena flu burung. Proses penularan virus mematikan ini masih kabur.

Liputan6.com, Jakarta: Departemen Kesehatan akhirnya menetapkan flu burung sebagai kejadian luar biasa nasional. Peningkatan status ini bertujuan mempermudah koordinasi antardepartemen dalam mencegah penularan flu burung serta menangani para korban. Perubahan status kasus flu burung ini tidak diikuti langkah-langkah darurat, namun mengikuti tindakan-tindakan yang selama ini sudah diterapkan. Demikian disampaikan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari kepada wartawan di Jakarta, Senin (19/9).

Siti menjelaskan setelah kematian Iwan Siswara dan dua anaknya beberapa waktu silam, Jakarta juga sudah dinyatakan kejadian luar biasa flu burung. Dengan status KLB nasional, diharapkan setiap pemerintah daerah akan lebih berupaya mencegah penularan virus mematikan ini. Apalagi hingga kini, pemerintah belum dapat memastikan cara virus itu menulari manusia. Sejauh ini ada dugaan, virus avian influenza menyebar melalui burung-burung liar [baca: Asal Flu Burung di Ragunan Masih Diteliti]

Sebagai langkah awal penetapan kasus flu burung sebagai kejadian luar biasa nasional, Menteri Pertanian Anton Apriantono meninjau langsung sentra perdagangan ayam di Pasar Cempaka Putih, Jakarta Pusat, siang ini. Dua unggas ditemukan terinfeksi virus flu burung dalam pemeriksaan secara acak oleh Departemen Pertanian, kemarin.

Pada kesempatan itu, Anton menegaskan, pemerintah belum akan mengisolasi daerah tertentu yang terkena flu burung. "Masih dalam taraf wacana, masih dalam pertimbangan, diserahkan pada kebijakan pemerintah daerah," kata Anton. Sedangkan untuk unggas atau burung yang dipelihara masyarakat secara pribadi, Deptan akan menyiapkan tim dokter hewan lewat Dinas Peternakan di seluruh tanah air untuk memperketat pengawasan terhadap perkembangan dan perawatan unggas.

Perdagangan pasar di Cempaka Putih tetap normal hari ini. Namun, tim kesehatan hewan Dinas Peternakan DKI Jakarta melakukan penyemprotan disinfektan secara menyeluruh di seluruh kandang ayam. Tim kesehatan juga mengambil ulang sampel darah ayam-ayam yang diperjualbelikan [baca: Karyawan Kebun Binatang Ragunan Tes Darah]

Sebaliknya, penjualan di pasar burung di kawasan Pramuka, Jakarta Timur, sepi sejak pagi hingga petang. Menurut para pedagang kondisi ini terjadi akibat isu flu burung. "Lihat saja kita pada nganggur," kata pedagang bernama Arismunandar sambil menunjuk teman-teman pedagang yang lain. Meski tidak takut tertular, para pedagang hewan unggas yang telah berdagang secara turun-temurun ini berharap pemerintah segera menuntaskan kasus flu burung agar mata pencaharian mereka tidak terganggu.

Sementara itu, warga di sekitar rumah Firdaus Heru--salah seorang pasien Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. DR. Sulianti Saroso yang diduga terserang virus flu burung--khawatir penyakit mematikan itu menjangkiti mereka. Warga berharap pemerintah bertindak cepat mencegah penularan virus, apalagi jika Firdaus terbukti terjangkit virus flu burung. Sebagian warga di Perumahan Pesanggrahan Mas ini bahkan mengambil tindakan sendiri sebagai upaya mencegah tertular virus flu burung. Tetangga sebelah rumah Firdaus misalnya, mengungsikan cucunya ke rumah kerabatnya.

Warga juga resah dengan pemeliharaan ayam kampung secara tradisional oleh seorang warga di kampung sebelah yang berjarak sekitar 200 meter. Ayam-ayam dari peternakan ini sering masuk ke rumah warga. Namun, Muniroh, sang pemilik, menolak dugaan virus flu burung bersumber dari salah satu dari 20 ekor ayam miliknya.

Sedangkan rumah Firdaus tampak sepi hingga siang ini. Tak ada satu pun keluarga bocah berusia sembilan tahun ini yang tampak. Warga sekitar mengaku sudah beberapa hari tidak bertemu Heru dan Dewi, orang tua Firdaus yang juga keponakan Rini Dina, korban tewas akibat flu burung [baca:  Korban Flu Burung Bertambah Seorang].(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)