Sukses

Virus Flu Burung Terus Memakan Korban

Pasien terbaru virus flu burung bernama Agung Harimukti, 2 tahun, dirawat di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakut. Total korban dengan gejala klinis flu burung di rumah sakit ini berjumlah 20 orang.

Liputan6.com, Jakarta: Virus flu burung terus memakan korban. Sabtu (24/9) sore, pasien terbaru yang diduga menderita virus maut bernama Agung Harimukti, 2 tahun, dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara. Bertambahnya jumlah pasien membuat korban yang dirawat di rumah sakit ini dengan gejala klinis flu burung menjadi 20 pasien. Sebelas di antaranya merupakan pengunjung Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, yang koleksi satwa unggasnya terinfeksi flu burung.

Sebelumnya, Agung dirawat di Rumah Sakit Kepolisian Pusat dokter Soekanto (RS Polri), Kramatjati, Jakarta Timur. Menurut Siti, anaknya mengalami gejala panas sejak Senin lalu setelah sehari sebelumnya mengunjungi Kebun Binatang Ragunan untuk merayakan ulang tahunnya yang kedua.

Sementara, pihak RSPI Sulianti Saroso menyatakan kondisi pasien dengan gejala flu burung secara keseluruhan semakin membaik. Namun, Karwati yang sudah positif terinfeksi virus avian influenza subtipe H5N1 kondisinya belum membaik [baca: Pasien yang Diduga Terjangkit Flu Burung Bertambah].

Sejauh ini penyebaran virus flu burung diduga sudah menyebar ke Magelang, Jawa Tengah. Hal ini diketahui setelah Dinas Peternakan setempat menemukan seekor bangkai ayam yang diindikasikan terkena virus mematikan. Bangkai ayam itu dijumpai dari sebuah pasar burung.

Bangkai ayam itu adalah bagian dari empat ekor bangkai ayam yang didapati saat petugas Dinas Peternakan Magelang melakukan penyemprotan disinfektan (sejenis cairan pembasmi kuman dan bakteri) di Pasar Burung Muntilan, Secang, Salaman, dan Borobudur. Empat bangkai ayam itu lantas diperiksa dan salah satunya mati akibat virus flu burung.

Menurut dokter hewan Haryanto, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Dinas Peternakan dan Perikanan Magelang, dugaan kematian akibat virus flu burung terlihat dari ciri fisik unggas. Pada tubuh ayam terlihat tanda seperti warna biru pada bagian dada, kaki, jengger dan pial. Tanda tersebut merupakan tanda utama ayam yang terkena virus flu burung. Menyusul temuan ini, pemeriksaan dan penyemprotan disinfektan pada hewan-hewan unggas secara intensif terus dilakukan.

Merebaknya kasus flu burung tak hanya menjadi perhatian pemerintah. Lembaga lain di luar pemerintah juga ikut terlibat. Salah satunya adalah Palang Merah Indonesia. Bahkan mulai hari ini PMI menggelar penyemprotan disinfektan ke berbagai sentra peternakan di Jakarta. Kegiatan ini akan diperluas ke beberapa provinsi lainnya.

Misalnya di Kelurahan Rorotan-Marunda, Jakut. Di wilayah ini terdapat sekitar 40 ribu ekor unggas, sebagian besar merupakan ternak bebek petelur. Unggas-unggas ini dipelihara dalam kandang yang belum menerapkan teknik biosekuriti. Selain itu, sarana sanitasi sangat minim sehingga kemungkinan tertular virus flu burung sangat besar.

Selain Jakarta, PMI juga memberikan bantuan disinfektan kepada peternak di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan dan Bali. Menurut Ketua Umum PMI Mar`ie Muhammad, daerah-daerah itu dinilai rentan penyebaran virus flu burung karena padatnya populasi unggas dan jumlah penduduk. Selain bantuan disinfektan, PMI juga menyebar brosur berisi penjelasan dan pencegahan flu burung.

Sementara itu, ditutupnya Taman Margasatwa Ragunan untuk umum memberikan berkah terselubung bagi Taman Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat [baca: Besok, Kebun Binatang Ragunan Ditutup]. Meski kasus flu burung mencuat, tak menyurutkan animo masyarakat untuk berekreasi ke Monas. Bahkan jumlah pengunjung cenderung meningkat. Ini diakui Ageng, pengurus Monas. Menurut dia, mencuatnya flu burung tak menyebabkan pengunjung surut tapi malah sebaliknya.

Padahal, sebelumnya burung-burung merpati koleksi Taman Monas juga diindikasikan terjangkit virus maut. Diduga burung-burung merpati di tempat ini yang diduga menyebarkan virus flu burung hingga ke Taman Margasatwa Ragunan. Hingga kini kawasan Monas belum dipastikan bebas virus flu burung karena sejauh ini hasil pemeriksaan sampel darah unggas-unggas di wilayah ini belum keluar.

Kemungkinan kebutuhan akan hiburan dan rekreasi bagi sebagian warga Ibu Kota membuat mereka berani datang ke Taman Monas yang dipenuhi burung-burung yang hidup bebas. Selain itu di Jakarta, tak banyak kawasan wisata yang murah dan bisa dijangkau semua warga. Sebelumnya, sebagian warga memiliki alternatif untuk berwisata ke Kebun Binatang Ragunan. Namun, sejak hewan di Ragunan terjangkit virus flu burung, warga sepertinya tak punya pilihan.(MAK/Tim Liputan 6 SCTV)