Pihak keluarga korban mengungkapkan, ayam-ayam peliharaan mereka mati mendadak beberapa hari sebelum Karwati sakit. Karwati pun yang ikut merawat ayam-ayam itu mulai mengeluh sakit flu pada 17 September 2005. Awalnya dia hanya berobat ke mantri setempat. Namun kondisinya terus memburuk, sehingga harus dibawa ke RS Medika, Cikarang.
Karwati kemudian dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso pada 22 September silam [baca: Empat Pasien RSPI Positif Flu Burung]. Dia langsung dirawat di ruang perawatan khusus. Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Santoso Suroso mengungkapkan, wanita berumur 27 tahun ini positif terjangkit flu burung. Sampel paru-paru korban juga sudah dikirim ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk diperiksa.
Santoso menambahkan, nyawa korban tidak bisa diselamatkan karena pada saat datang di RSPI Sulianti Saroso keadaannya sudah mengkhawatirkan. Suhu badan Karwati mencapai 39,5 derajat Celcius. Saat itu, sesak napas yang dialami korban juga semakin parah sehingga harus menggunakan alat bantu berupa ventilator.
Advertisement
Lebih jauh Santoso mengatakan, kematian akibat flu burung di Jakarta mencapai 75 persen dari seluruh pasien yang dirawat. Namun angka itu akan berkurang jika penderita virus avian influenza ini tak datang terlambat ke rumah sakit. Mutiara, misalnya. Kini, kondisi dia lumayan baik dan sudah tak memakai alat bantu pernapasan lagi. Muatiara juga dirawat di ruang biasa.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)