Lebih jauh Kaban mengatakan, banjir bandar terjadi karena penduduk secara serampangan menebang pohon kemiri yang banyak terdapat di kawasan itu. Padahal selama ini, pohon kemiri sangat berguna untuk menjaga ekosistem. Kaban melakukan pemantauan dari udara di lima desa di Kecamatan Semadam yang masih tertutup lumpur bercampur batu dan kayu.
Sementara itu, hingga sore ini, jumlah korban meninggal dunia dalam banjir bandang bertambah menjadi empat belas orang. Regu penolong menemukan lagi korban baru yakni jenazah seorang anak laki-laki dan seorang ibu [baca: Korban Tewas Banjir di Kutacane Terus Bertambah].
(TNA/Cuk Arbianto)