Sukses

Bom Amman Turut Menewaskan Seorang Musisi Indonesia

Perry Pattiselano, musisi jazz asal Indonesia menjadi salah satu korban tewas dalam serangan bom bunuh diri di Amman, Yordania. Hingga kini jumlah korban tewas mencapai 57 orang dan sekitar 115 lainnya luka-luka.

Liputan6.com, Jakarta: Suasana haru tampak di salah satu rumah di kawasan Krekot, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (10/11). Kediaman itu telah ramai oleh sanak saudara yang hendak menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Perry Pattiselano. Almarhum tewas dalam serangan bom bunuh diri yang terjadi di Amman, Yordania, kemarin malam.

Berita meninggalnya sang ayah tercinta tak pernah terbayang di benak Pierre. Anak bungsu dari musisi jazz ini pun terpaksa pulang lebih awal ke rumah setelah mendapat berita menyakitkan itu. "Mengenai wafatnya ayah saya. Saya tidak mendapat firasat apa pun," tutur dia dengan raut wajah sedih.

Adik dari musisi senior Oele Pattiselano ini meninggalkan seorang istri dan tiga anak, yakni Cindy, Pedro, dan Pierre. Menurut Oele, hingga saat ini keluarga besar Pattiselano masih menunggu kabar resmi seputar kematian pemain bas berusia 55 tahun itu melalui Departemen Luar Negeri RI.

Suasana berbeda justru hadir di rumah keluarga Pingky Savira, vokalis grup musik Perry. Mereka merasa lega setelah Pingky dinyatakan selamat. Korban yang berangkat bersama dua orang rekannya, kini sedang berada di ruang rawat inap salah satu rumah sakit di Yordania usai menjalani operasi ringan di bagian lutut. Musibah yang menimpa warga Bintaro, Jakarta Selatan ini terjadi saat ia sedang menyanyi di Hotel Grand Hyatt [baca: Tiga WNI Cedera dalam Bom Yordania].

Hingga kini jumlah korban tewas dalam serangan bom bunuh diri di tiga hotel di Amman mencapai 57 orang. Sementara korban luka-luka sedikitnya 115 orang. Dikhawatirkan jumlah orang yang tewas akan bertambah. Ini mengingat sebagian korban luka-luka kini dalam keadaan sangat kritis.

Direktur Rumah Sakit Yordania di Amman, Dokter Saib Hammudi menyatakan, pihaknya menerima 19 korban tewas dan 19 korban luka-luka. Saat ini lima korban dalam keadaan kritis. Sementara dua lainnya sangat kritis dan kini dirawat di unit perawatan intensif. Umumnya mereka luka-luka di kepala, patah tulang, dan cedera di perut.

Serangan bom bunuh diri di ibu kota Yordania ini terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan di tiga hotel internasional, yakni Grand Hyatt, Radisson SAS dan Hotel Days Inn. Ledakan di Grand Hyatt dan Radisson SAS diduga kuat berasal dari bom yang dililitkan ke tubuh pelaku. Sedangkan di Hotel Days Inn ledakan terjadi setelah sebuah mobil mencoba menerobos pagar pengaman. Namun gagal dan meledak di luar hotel [baca: Serangan Bom Mengguncang Yordania].

Sebagian besar korban tewas maupun luka-luka adalah warga negara Yordania. Sedangkan korban lainnya berkewarganegaraan Cina, Palestina, Israel dan Indonesia. Salah satu stasiun televisi Amerika Serikat memberitakan bahwa salah seorang warga negaranya tewas dalam peristiwa itu. Sementara melalui situs internet, kelompok Al-Qaidah di Irak pimpinan Abu Musab al Zarqawi menyatakan bertanggung jawab atas serangan bom di Amman.(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini