Sukses

Gerakan Pemberantasan Flu Burung Desember

Pemerintah mencanangkan gerakan nasional flu burung pada Desember mendatang. Gerakan ini akan mengerahkan petugas hingga tingkat desa untuk menjelaskan penyebaran flu burung dan pencegahannya kepada masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta: Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari memastikan gerakan nasional flu burung akan dilakukan Desember mendatang. Nantinya, gerakan ini akan mengerahkan para petugas hingga tingkat desa untuk menjelaskan penyebaran flu burung dan pencegahannya kepada masyarakat. Demikian dikemukakan Menkes Siti Fadilah di Jakarta, Rabu (16/11).

Menurut Siti Fadilah, Depkes juga akan memperbanyak suplai vaksin dan pil tamiflu menjadi 20 juta dari persediaan semula 750 ribu. Pemerintah juga akan bernegosiasi dengan produsen obat antiflu burung agar bisa mendapat izin untuk memproduksi obat itu di dalam negeri. Vaksinasi 40 juta anak di atas usia lima tahun untuk terhindar dari penyakit flu musiman juga akan diintensifkan.

Terlepas dari upaya pemerintah, penanganan flu burung harus didukung oleh kesadaran masyarakat. Kenyataannya masih banyak masyarakat yang tak menyadari akan bahaya penyakit akibat virus H5N1 itu. Para pedagang burung di Jalan Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, misalnya. Meski flu buruh terus mewabah, mereka hingga kini hanya membersihkan kandang setiap pagi dan memberi obat jika unggas dagangannya sakit. Padahal, Departemen Pertanian mengimbau agar diikuti pula dengan menyemprot cairan disinfektan.

Menurut para pedagang, meski virus flu burung saat ini mengkhawatirkan banyak pihak, kondisi tersebut tak mengurangi minat para pencinta burung untuk membeli unggas. Apalagi, dua pekan silam, Dinas Peternakan Jakarta pernah mengambil sampel darah burung-burung di tempat ini dan hasilnya negatif.

Di Pemalang, Jawa Tengah, tingkat kematian ayam ternak mengkhawatirkan. Dalam sehari, ditemukan 50 ekor ayam yang mati mendadak. Peternak khawatir kematian ini akibat virus flu burung. Maklum, tingkat kematian ini jauh lebih tinggi ketimbang pada hari-hari sebelumnya. Biasanya, dalam setiap kandang--berisi sekitar 70 ribu ekor--yang mati hanya enam hingga sepuluh ekor saja dalam seharinya. Sebelum mati umumnya ayam tersebut mengeluarkan kotoran encer berwarna putih. Sekujur badan ayam juga terlihat warna kemerah-merahan [baca: Peternak di Boyolali Bebas Flu Burung].

Peternak menambahkan, situasi ini sudah terjadi hampir sepekan. Namun, baru hari ini dinas peternakan setempat akan mensurvei, penyemprotan sekaligus vaksinasi terhadap ayam ternak di wilayah tersebut. Padahal, sudah banyak warga setempat menggunakan ayam ternak yang mati untuk makanan ikan lele.(ORS/Tim Liputan 6 SCTV)

    EnamPlus