Sukses

Noordin M. Top Terus Diburu

Beberapa lokasi yang dicurigai menjadi persembunyian Noordin M. Top digeledah jajaran Polwiltabes Semarang. Perburuan terhadap Noordin juga digencarkan di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menyisir hutan dan perbukitan.

Liputan6.com, Semarang: Aparat Kepolisian Wilayah Kota Besar Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/11), kembali menggeledah sejumlah lokasi yang dicurigai menjadi persembunyian Noordin Mohammad Top. Polisi juga meminta keterangan sejumlah orang yang dicurigai terkait dengan gembong teroris yang paling dicari saat ini.

Sedikitnya empat rumah digeledah. Pemeriksaan pertama berlangsung di kawasan Jalan Genuk Karanglo, Kelurahan Genuksari, Kecamatan Candisari, Semarang. Di sana, polisi berencana menangkap Tedi Adi Nugraha alias Abdur Rozak. Namun yang bersangkutan tidak ada. Polisi hanya membawa adik ipar Tedi bernama Fahrudin. Petugas juga menyita sejumlah dokumen.

Dari kawasan Genuk Karanglo, polisi kemudian memeriksa dua rumah di Perumnas Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang. Pemilik rumah, Edi Pambudi dan Adi Purwanto digelandang ke kantor polisi. Petugas lalu menggeledah sebuah rumah di Jalan Bukit Mawar II Nomor 148, Perumnas Sendangmulyo. Di rumah yang dikontrak Edi empat tahun tersebut ditemukan beberapa keping cakram padat dan majalah keislaman.

Saat pemeriksaan berlangsung, seorang warga mengatakan, Edi bukan teroris. Sebaliknya dia adalah penentang terorisme. Warga itu menambahkan, Edi tengah membuat buku tentang perlawanan terhadap terorisme. Hal senada dikatakan istri Edi, Rita. Menurut dia, selama ini, suaminya dikenal sebagai kepala keluarga yang baik.

Perburuan terhadap Noordin dan komplotannya juga berlangsung di pintu masuk Kota Serang, Banten dan daerah perbatasan Jakarta-Banten. Razia ini buat mencegah Noordin masuk ke wilayah Banten. Ada dugaan dia melarikan diri ke wilayah Banten [baca: Polisi Terus Memburu Noordin M. Top].

Pengejaran terhadap Noordin juga dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pencarian dilakukan dengan menyisir hutan dan perbukitan yang diduga sempat menjadi persembunyian Noordin. Langkah ini diambil menyusul pengakuan seorang warga. Dia menyatakan bertemu seseorang yang mirip Noordin di wilayah Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY.

Dalam penyisiran ini petugas mendatangi sejumlah rumah yang letaknya sangat terpencil. Rumah-rumah ini dianggap berpotensi dijadikan tempat ngumpet buronan teroris nomor wahid di Tanah Air itu. Namun tidak seorang pun warga mengaku pernah bertemu orang yang mirip kaki tangan almarhum Doktor Azahari bin Husin itu.

Di Temanggung, Jateng, penyisiran dilakukan di kawasan hutan di Kecamatan Kaloran. Ini dilakukan setelah memperoleh informasi dari Palang Merah Indonesia Temanggung adanya dugaan Noordin pernah berada di wilayah ini tiga hari silam. Penduduk pernah menjumpai mobil jenis minibus yang penumpangnya mirip seperti yang disaksikan petugas PMI. Selain rumah penduduk, sasaran operasi juga dilakukan di sebuah pondok di tengah hutan untuk memastikan ada tidaknya Noordin.

Kamis silam, polisi menangkap tiga orang yang diduga anak buah Noordin di Pekalongan, Jateng. Faturrahman, warga Kelurahan Kramatsari, Pekalongan Barat, Kamal alias Yasin al Reza, warga Dukuh Rowoyoso, Kecamatan Wonokerto, dan Imam Bukhori, warga Jalan Tentara Pelajar, Pekalongan Utara. Dari rumah Faturrahman, tampak sang istri Siti Uripah masih shock. Faturrahman diketahui membuka usaha sablon dan percetakan dan menjual buku buku bertema Islam. Dari perburuan Noordin di Pekalongan, dikabarkan perburuan saat ini juga hingga perbatasan Jawa Barat. Tapi, tokoh teroris nomor satu yang saat ini diburu tetap licin.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.