Diduga Teroris, Lima Pendatang di Manado Ditahan

Liputan6.com, Manado: Jajaran Kepolisian Resor Kota Manado, Sulawesi Utara, menangkap lima orang yang dicurigai sebagai teroris, Jumat (25/11). Kelima orang itu adalah Mochtar, Abdul Azis, Adnan, ketiganya mempunyai kartu tanda penduduk (KTP) Gorontalo, Sulut. Sedangkan, Soleman dan Udin, sama sekali tidak memiliki KTP.

Penangkapan ini berawal dari laporan warga Desa Tiwoho, Minahasa. Warga mencurigai kelima pendatang tersebut yang menginap di sebuah surau sejak enam hari silam. Namun, saat diperiksa polisi, mereka mengaku berasal dari Jamaah Tablik yang tengah melakukan syiar di Desa Tiwoho. Karenanya, mereka juga memprotes polisi yang melakukan penangkapan. "Supaya tahu saja, kami ini hanya melakukan syiar. Jadi, jangan dicurigai," kata Mochtar

Sebelumnya, Tim Detasemen 88 Markas Besar Polri menangkap 16 orang di Desa Haya, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram. Mereka diduga terkait sejumlah aksi teror bom dan tindak kekerasan di Maluku. Informasi lain menyebutkan, komplotan ini pernah berhubungan dengan Dr. Azahari dan Noordin M. Top [baca: Diduga Komplotan Noordin, Belasan Orang Ditangkap].

Sementara itu, jenazah Misno, pelaku bom bunuh diri di Kafe Menega, Jimbaran, Bali, tiba di rumah orang tuanya di Desa Ujung Manik, Kawunganten, Cilacap, Jawa Tengah, sekitar pukul 00.30, Sabtu dini hari. Sebelumnya, jasad Misno diambil keluarganya yang diwakili Warisno, kakak Misno dan Emi Klanawiyaya, kuasa hukum pihak keluarga, dari RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, kemarin.

Kedatangan jenazah Misno yang diantar personel Kepolisian Resor Cilacap, disambut isak tangis keluarga, kerabat dan para tetangganya. Madsukarto, ayah Misno dan anggota keluarga lainnya kemudian membacakan doa di samping peti jenazah. Rencananya, jasad Misno akan dimakamkan siang ini di pemakaman umum desa setempat [baca: Jenazah Misno Dikubur Besok].(IAN/Tim Liputan 6 SCTV)