Para penyandang cacat menyatakan merasa diberlakukan tak adil oleh pemerintah. Indikasi ini terlihat dari kurangnya kemudahan yang mereka peroleh seperti masyarakat lain. Antara lain tidak adanya trotoar, rambu-rambu lalu lintas serta sarana angkutan umum khusus penyandang cacat. Selain itu, gedung perkantoran maupun pusat perbelanjaan juga tak menyediakan fasilitas khusus penyandang cacat.
Aksi protes juga terjadi di Manado, Sulawesi Utara. Para tunanetra setempat mendatangi Kantor DPRD Provinsi Sulut guna menuntut diberikan dana kompensasi bahan bakar minyak. Meski harus berjalan dengan meraba-raba, mereka tampak bersemangat memasuki ruangan Kantor DPRD. Ini adalah aksi kedua para tuna netra dalam sepekan ini [baca:Â Puluhan Penyandang Tunanetra Menuntut Kompensasi BBM].
Saat dengar pendapat dengan pihak Balai Pusat Statistik Sulut, para tunanetra menuduh pendataan yang dilakukan petugas BPS di lapangan hanya simbolis. Soalnya, mereka yang seharusnya berhak menerima dana kompensasi malah tidak didata. Menurut petugas BPS, para tunanetra umumnya dianggap mampu karena tinggal di rumah bagus. Kepala BPS Sulut Jasa Bangun berjanji akan mendata ulang seperti permintaan para tunanetra.(MAK/Taufik Hidayat dan Aldrien Arif)Â Â Â Â Â Â Â
Advertisement