Sukses

Busung Lapar Menewaskan 10 Warga Atambua

Korban terakhir akibat busung lapar di Belu, Nusatenggara Timur adalah Yunisia Kofi. Di RSUD Tanjungbalai, Sumatra Utara jumlah penderita gizi buruk yang dirawat di rumah sakit bertambah menjadi empat orang.

Liputan6.com, Belu: Tercatat sudah 10 warga Kabupaten Belu, Nusatenggara Timur meninggal akibat menderita busung lapar dalam enam bulan terakhir ini. Korban terakhir adalah Yunisia Kofi. Bayi berumur 15 bulan itu meninggal setelah dirawat selama sepekan di Rumah Sakit Umum Daerah Atambua, Belu [baca: Kasus Gizi Buruk di NTT Bertambah].

Suasana duka begitu terasa saat berlangsung misa arwah bagi Yunisia di kediamannya baru-baru ini. Orang tua korban mengaku sangat terpukul dengan kematian buah hatinya. Meski demikian, mereka tidak ingin menyalahkan pihak rumah sakit atas tewasnya putri kesayangannya itu.

Direktur RSUD Atambua dokter Joice Manek mengatakan, Yunisia tewas akibat pembengkakan lambung yang parah. Penyakit itu muncul akibat busung lapar yang diderita bayi malang itu. Joice menambahkan, pihaknya masih merawat lima pasien busung lapar. Ironisnya, Pemerintah Provinsi NTT meragukan kasus busung lapar terjadi di wilayah mereka.

Di tempat terpisah, RSUD Tanjungbalai, Asahan, Sumatra Utara kembali menerima pasien gizi buruk. Rizky dirawat RSUD Tanjungbalai atas rujukan pusat kesehatan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Hingga kini, jumlah pasien penderita malnutrisi di rumah sakit tersebut mencapai empat orang.

Pertama kali masuk ke rumah sakit, kondisi bayi berusia setahun itu sangat memprihatinkan. Badannya sangat kurus. Menurut ibu si pasien, mereka memang tidak pernah memberikan makanan bergizi dan vitamin untuk menunjang kesehatan dan pertumbuhan buah hatinya. Maklum, penghasilan keluarga mereka sangat pas-pasan.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)