Ruwatan yang dipimpin oleh Romo Sapdoro Sabdolangit diawali dengan berwudu air kembang yang disiapkan dalam tempayan. Ini untuk peserta beragama Islam. Sedangkan untuk peserta yang beragama lain, air cukup dibasuhkan pada kaki dan tangan.
Menurut Romo Sapdoro, ruwatan ini berfungsi untuk membersihkan atau menyempurnakan hal-hal yang belum sempurna. "Jika ada penyakit di dalam tubuh, jika diruwat penyakit itu akan hilang dari tubuh," ucap dia memberi contoh. Selain menyembuhkan penyakit, ruwatan juga diyakini dapat memecahkan persoalan hidup lainnya seperti mendapatkan keuntungan hingga jodoh.
Pada puncak acara, lampu-lampu penerang kemudian dimatikan dan suasana berlangsung hening. Selama satu jam para peserta berbaring sambil menutup tubuh dengan kain bak orang mati. Di bagian ini mereka merenung. Sejam kemudian mereka bangun. Para peserta mengakui ada perbedaan rasa setelah tahapan-tahapan ruwatan selesai dijalani.(BOG/Yudi Sutomo dan Taufan Yudha)
Advertisement