Berdasarkan pemantauan SCTV, di jalan-jalan dan pusat pertokoan yang biasanya ramai di malam pergantian tahun kali ini sepi karena tak ada warga yang berani keluar untuk merayakannya. Di sejumlah lokasi hanya terlihat anggota TNI dan Polri berjaga-jaga. Begitu juga dengan penjual terompet yang biasanya kebanjiran pembeli kali ini harus gigit jari karena sedikit sekali warga yang membeli terompet. Sepertinya detik-detik pergantian tahun di Kota Palu berlalu tanpa tiupan terompet dan sorak-sorai warga yang merayakannya.
Sementara pengamanan malam Tahun Baru di Ambon, tadi malam juga lebih diperketat ketimbang tahun kemarin. Lebih dari separo jumlah personel polisi bersenjata lengkap dikerahkan di seluruh Kota Ambon. Peningkatan keamanan di Ambon ini, terkait dengan peledakan bom yang terjadi di Kota Palu, Sulteng. Apalagi, Kota Ambon termasuk daerah rawan konflik.
Menyangkut peledakan Kota Palu, Kepolisian Daerah Sulteng memeriksa seorang warga yang diduga terlibat dalam ledakan bom di Pasar Maesa. Menurut Kepala Polda Sulteng Brigadir Jenderal Oegroseno, penahanan tersebut berdasarkan keterangan 20 saksi yang diperiksa secara terpisah. Berdasarkan saksi, seorang warga bergegas kabur dari lokasi kejadian sesaat setelah terjadinya ledakan yang terdengar sampai radius satu kilometer tersebut.
Advertisement
Peledakan bom di Kota Palu yang menewaskan delapan orang itu menuai kecaman. Wakil Presiden Jusuf Kalla menyesalkan peristiwa peledakan yang merenggut delapan korban jiwa dan melukai puluhan orang. Seperti halnya di Ambon, Kalla menjelaskan, teror bom di Pasar Maesa adalah sisa-sisa dari konflik masa lalu yang pernah terjadi di Sulteng. "Selalu berada di bekas-bekas daerah konflik," ujar Kalla.(ORS/Tim Liputan 6 SCTV)