Sukses

Penerima Bantuan di Surabaya Menunggu Hingga Sore

Sejumlah warga penerima bantuan tunai langsung, khususnya yang berusia lanjut, harus menunggu hingga sore untuk mendapatkan uang di Kantor Pos Besar Surabaya, Jatim. Jadwal pemberian dana diundur.

Liputan6.com, Surabaya: Pintu gerbang Kantor Pos Besar Surabaya, Jawa Timur, masih digembok. Tapi, Kadmuni dan beberapa warga usia lanjut sudah berdiri menunggu petugas membukakan pintu, Senin (2/1). Mereka ingin mendapatkan dana bantuan tunai langsung tahap kedua sebesar Rp 300 ribu. Namun, Kadmuni dan penerima dana kompenasi bahan bakar minyak lain harus menunggu lebih lama. Sebab, kantor pos mengundurkan jadwal pembagian bantuan tunai hingga sore nanti.

Pagi ini, Kadmuni bagun lebih awal. Dia juga berdandan rapi dengan busana kain batik cokelat dan kebaya hijau. Jauh-jauh hari ibu rukun tetangga di kampungnya sudah mengingatkan agar dia berangkat jam 06.00 dari rumahnya. Dengan antre lebih pagi, dia berharap tidak kepanasan dan bisa lebih cepat balik ke rumah. Tapi, setelah duduk manis di bangku kantor pos, dia diberitahu bahwa bantuan akan diberikan pada sore hari. "Saya nggak tahu," kata nenek Kadmuni dengan sorot kecewa.

Arief Setyanto, Deputi Umum Kantor Pos Besar Surabaya, mengatakan pihaknya sudah mensosialisasikan informasi penundaan ini ke seluruh kecamatan di Surabaya Raya. Informasi penundaan ini, kata Arief, diterima dari petugas pos pusat pada Kamis silam. Hari itu juga informasi langsung disebarkan ke seluruh kecamatan. Dia memaklumi banyak penerima bantuan tunai yang tidak menerima informasi ini. Sebab, sosialisasi diperkirakan tidak berjalan mulus karena ada hari libur menjelang Tahun Baru.

Sedangkan pembagian bantuan tunai di Kantor Pos Jakarta Timur berlangsung tertib sejak pagi. Para penerima dana kompensasi berasal dari tiga kelurahan. Sedangkan warga dari kelurahan lain dilayani di kantor pos-kantor pos cabang pembantu.

Situasi serupa juga terjadi di Kantor Pos Jakarta Utara. Hari ini, dana bantuan tunai langsung tahap kedua dibagikan kepada 561 kepala keluarga miskin dari satu kelurahan. Agar tak saling berebut, kantor pos membagikan nomor urut kepada setiap warga.

Di sisi lain, tidak semua penduduk miskin menerima dana kompensasi BBM tahap kedua ini. Warga Kampung Sawah, Cilincing, Jakarta Utara, yang sebagian hidup dalam kategori miskin tidak menerima bantuan apa pun. Entah itu bantuan bahan kebutuhan pokok apalagi dana tunai. Sebab, mereka tidak memiliki kartu tanda penduduk.

Warga Kampung Sawah Cilincing ini sudah mendiami kawasan ini sejak 20 tahun silam. Namun, status kepemilikan tanah yang mereka tempati hingga kini belum jelas. Itulah yang membuat mereka kesulitan mengurus KTP [baca: Sumiati Berharap Mendapat BLT Tahap Dua].

Bahtiar misalnya, mengaku tidak pernah menerima bantuan. Padahal, sebagai sopir tembak, penghasilannya cuma Rp 15 ribu sehari. Dengan uang itu dia harus menghidupi tujuh anggota keluarga.(TNA/Tim Liputan 6 SCTV)

    EnamPlus